BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaenin yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.
Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasarn yang jauh letaknya melalui darah. Untuk itu kita perlu mengetahui dan mengenal tentang hormon, baik itu pembagian, sekresi, dan peranannya dalam kehidupan, terutama dalam pengaruh perasaan.
Hormonologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup. Khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat dari perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan –perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat diantara kegiatan organ-organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian hormon, jenis – jenis hormon, mekanisme reaksi hormon dalam tubuh manusia, sifat – sifat hormon, fungsi – fungsi hormon, serta pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada manusia.
B. Rumusan Masalah
- apakah pengertian hormon ?
- apa saja jenis – jenis hormon?
- Bagaimana jalannya atau mekanisme reaksi hormon dalam tubuh?
- Bagaimana sifat-sifat hormon dalam tubuh?
- Apakah fungsi-fungsi hormon dalam tubuh?
- Apa saja pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada manusia?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:
- Mengetahui pengertian hormon
- Mengetahui apa jenis – jenis hormon
- Menjelaskan bagaiman jalannya atau mekanisme reaksi hormon dalam tubuh
- Menjelaskan sifat-sifat hormon dalam tubuh
- Mengetahui fungsi-fungsi hormon dalam tubuh
- Menjelaskan pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada manusia
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini dapat mengetahui hormon pada tubuh manusia dan dapat dujadikan referensi dalam penyusunan makalah maupun karya tulis mengenai hormon pada tubuh manusia.
E. Batasan Masalah
Batasan masalah pada makalah ini yakni mengenai hormon yang ada dalam tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hormon
Hormon berasal dari bahasa Yunani hormein, yang berarti “memacu” atau “menggalakkan”. Dalam kamus kesehatan, pengertian hormon adalah senyawa yang dihasilkan oleh organ tubuh tertentu, yang bekerja memacu fungsi organ tubuh tertentu sehingga akan terlihat hasilnya. Artinya, meskipun dibutuhkan dalam jumlah terbatas, namun fungsinya cukup menentukan. Hormon di tubuh kita dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar tersebut tidak memiliki saluran khusus sehingga hormon yang dihasilkan langsung diedarkan oleh darah. Proses pengeluaran hormon dari kelenjarnya disebut inkresi. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin yang bekerjasama dengan sistem saraf yang berfungsi mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu, Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Yang membedakan antara sistem saraf dengan hormonal yaitu pada omset dan waktunya. Pada sistem saraf, cepat bereaksi dan cepat berakhir pula. Sedangkan pada sistem hormonal, omsetnya lama dan lambat. Sistem saraf dan hormonal memiliki interaksi timbal balik yang berfungsi dalam menjaga keseimbangan homeostatis tubuh.
Hormon umumnya mempunyai ciri -ciri tertentu yaitu : Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah tertentu, Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target, Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus, dan Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target berlainan.
Secara umum, fungsi hormon adalah sebagai berikut:
- Mengontrol pertumbuhan tubuh,
- Mengatur reproduksi, yang meliputi perkembangan sifat kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan,
- Mempertahankan homeostasis (keseimbangan keadaan tubuh dengan lingkungan sekitar),
- Mengintegrasikan dan mengoordinasikan kegiatan antara sistem hormon dan saraf.
- Hormon pada Hewan ( Manusia )
Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan ( chemical messenger), yang disekresikan oleh jaringan tertentu, dalam jumlah yang sangat kecil dan dan dibawa oleh darah menuju jaringan target di bagian dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau psikologi yang khusus.
Fungsi hormon selain mengatur beberapa aspek metabolism, juga berfungsi mengatur pertumbuhan sel dn jaringan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan saluran gastrointestinal , sekresi enzim-enzim pencernaan, laktasi dan sistem reproduksi.
B. Jenis – Jenis Hormon
Jenis – Jenis Kelenjar dan Hormonnya
Macam-macam kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
- Kelenjar eksokrin
Kelenjar eksokrinyaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluranhasil sekretnya/getahnya. Hasil sekresinya tidak dibuang keluar tubuh tetapi masuk ke dalam aliran darah. Contoh : kelenjar-kelenjar pencernaan.
- Kelenjar endokrin
Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Hasil sekresinya dibuang keluar tubuh à kelenjar ludah, keringat, urine. Lebih kurang 50 hormon merupakan produk sel dari sistem endokrin. Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
Jenis kelenjar :
A. Berdasarkan aktivitasnya :
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang masa
Kelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusia dan akan terhenti jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehingga tidak terbatas pada usia. Contoh : Hormon metabolisme.
2. Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu
Hormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai proses perkembangan dalam diri manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi dalam tubuh manusia. Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia tertentu seperti pada saat usia pubertas. Contoh : Hormon kelamin.
3. Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu
Hormon golongan ini bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan sampai pada usia tertentu. Pada usia tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh organ-organ tubuh manusia sampai dengan penyempurnaan organ. Sehingga masing-masing organ tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kecuali organ yang membutuhkan persyaratan kedewasaan sel.
Hormon ini akan berhenti dihasilkan pada saat tubuh mulai memperlambat atau menghentikan proses pertumbuhan. Biasanya hormon ini bekerja pada kisaran usia 0 hari sampai 17 tahun (masa pertumbuhan). Contoh : Hormon pertumbuhan, kelenjar tymus.
B. Berdasarkan letaknya :
1. Kelenjar hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah hypothalamus.
2. Kelenjar pineal/epiphysis di cerebrum.
3. Kelenjar thyroid di daerah leher.
4. Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid.
5. Kelenjar thymus di rongga dada.
6. Kelenjar adrenal/suprarenalis di atas ren.
7. Kelenjar pulau langerhans/pankreas di rongga perut.
8. Kelenjar Usus dan lambung di rongga perut.
9. Kelenjar kelamin :
a. Ovarium di rongga perut.
b. Testis di rongga perut bawah.
Letak kelenjar endokrin
C. Jenis kelenjar endokrin :
1. Kelenjar PINEAL
Hormon melatonin : warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat juga mengatur rasa kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih banyak bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hormon vasotocin (Mammalia) : mirip fungsinya dengan vasopresin dan oksitosin.
- Kelenjar Hypotalamus
Hipotalamus adalah bagian dari otak yang memiliki peran penting dalam mengendalikan fungsi tubuh termasuk pelepasan hormon dari kelenjar pituitari. Hipotalamus terletak di permukaan bawah otak. Itu terletak tepat di bawah thalamus dan di atas kelenjar pituitari, yang terpasang dengan tangkai. Ini merupakan bagian yang sangat kompleks dari otak yang mengandung banyak daerah dengan fungsi yang sangat khusus. Pada manusia, hipotalamus adalah sekitar ukuran kacang dan menyumbang kurang dari 1% dari berat otak.
- Kelenjar Hipofisis/Pituitary/Master Of Glands
- Lobus Anterior/Adenohypophysis :
Hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih di dominasi oleh hormon yang mengatur mengenai pertumbuhan, reproduksi dan masalah stress.
Macam hormon yang dihasilkan :
a. STH (Somatotrof Hormone)/GH (Growth Hormon)/Somatotropin :
Hormon ini berfungsi :
- Memacu pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada cakraepifise.
- Mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat.
Hipersekresi :
Bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa pertumbuhan akan mengakibatkan pertumbuhan yang tidak terkendali/menjadi lebih cepat. Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan gigantisme. Sedangkan bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa dewasa akan mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal pada beberapa bagian organ tubuh. Hal yang paling terlihat adalah pertumbuhan jari tangan yang tidak normal, seperti membesar seperti bengkak serta raut wajah yang kelihatan lebih tebal kulitnya, dagu memanjang. Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan akromegali. Pertumbuhan akromegali biasaya terjadi diatas usia 25 tahun.
Hiposekresi :
Bila penghasilan hormon ini kurang akan menyebabkan pertumbuhan kretinisme/dwarfisme, yaitu pertumbuhan yang terhambat. Pada pertumbuhan ini pertumbuhan berjalan normal, hanya saja pertumbuhan tulang sangat terhambat.
b. LTH (Luteotropic Hormone)/PROLACTIN/Lactogenic Hormone :
Hormon ini berfungsi :
- Merangsang Kelenjar mammae/kelenjar susu untuk menghasilkan air susu.
- Memacu ovarium untuk menghasilan hormon estrogen dan progesterone.
c. TSH (Thyroid Stimulating Hormone)/TREOTROP/Thyrotropin :
Hormon ini berfungsi merangsang sekresi kelenjar thyroid.
d. ACTH (Adrenocorticotropic Hormone)/ADRENOTROPIN/Corticotropin :
Hormon ini berfungsi merangsang kerja kelenjar adrenal.
e. Gonadotropic/Hormon Kelamin :
- FSH/Folicle Stimulating Hormone : memengaruhi pembentukan folikel sel ovum dan proses spermatogenesis.
- LH (Luteinizing Hormone) atau ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) : Berfungsi untuk memacu sekresi hormon testosteron pada sel Leydig dan proses ovulasi sel ovum.
- Lobus Intermedia
MSH (Melanotropin Stimulating Hormone) atau INTERMEDIN:
Hormon ini berfungsi :
- Memacu pembentukan pigmen melanin kulit.
- Mengatur penyebaran pigmen melanin
- Lobus Posterior/Neurohipophyisis
a. Oksitosin/Oxytocin
Hormon ini berfungsi :
- Merangsang kontraksi otot polos dinding uterus saat persalinan.
- Merangsang kontraksi sel-sel kontraktil kelenjar susu.
b. Vasopresin
Hormon ini berfungsi : Mengatur tekanan darah dengan cara menyempitkan/pembesaran pembuluh darah (Vasodilatasi).
c. ADH :
Hormon ini berfungsi :
- Mengatur pengeluaran urine.
- Mengatur reabsorpsi air dari tubulus ren.
Kelenjar Pituitary bagian anterior beserta organ yang dipengaruhinya.
3. Kelenjar Thyroid
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang kaya akan pembuluh darah dan merupakan sepasang kelenjar yang terletak berdampingan di sekitar leher.
Macam hormon yang dihasilkan :
a. Hormon Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3)
Hormon ini berfungsi :
- Mengatur metabolisme karbohidrat.
- Memengaruhi perkembangan mental.
- Memengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi sel.
- Memengaruhi kegiatan sistem saraf.
b. Hormon Calsitonin.
Hormon ini berfungsi :
- Menurunkan kadar Ca (Calsium) darah.
- Mengatur absorpsi Calcium oleh tulang.
Pemengkakan kelenjar Thyroid dikenal dengan istilah GOITER. Hal ini dapat disebabkan karena menurunya hormon yang dihasilkan sehingga menyebabkan stimulasi produksi TSH berlebihan. Resiko terkena penyakit ini lebih banyak dialami oleh wanita dengan perbandingan wanita : pria adalah 5 : 1. Kisaran wanita yang terkena penyakit ini adalah anatar 40 – 60 tahun. Biasanya banyak dialami oleh penduduk daerah marjinal yang sulit mendapatkan garam beryodium. Dengan mineral Yodium/Iodium dapat mengatur pengeluaran hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini sehingga tubuh tidak akan kekurangan hormon dari kelenjar Thyroid.
Hiperthyroidisme :
a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, maka akan menyebabkan penyakit morbus basedowi dengan cirri-ciri : meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya denyut jantung, gugup, mudah berkeringat, sulit meningkatkan berat badan, emosional, mata melebar, lidah terjulur keluar, frekuensi BAB cenderung meningkat.
b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan gigantisme.
c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi iodium radioaktif.
Hipothyroidisme :
a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat atau kerdil dan dikenal dengan istilah kretinisme.
b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan penyakit miksodema dengan ciri-ciri : aktivitas peredaran darah menurun/laju metabolisme rendah, obesitas, konstipasi, mudah lelah, depresi, gelisah, menstruasi tidak teratur, nyeri sendi pada tangan dan kaki, bentuk badan menjadi kasar, bengkak pada mata dan wajah, rambut rontok.
c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi menggunakan suplemen thyroid.
4. Kelenjar Parathyroid
Kelenjar ini merupakan kelenjar yang menempel pada kelenjar Thyroid. Setiap kelenjar Thyroid mempunyai sepasang kelenjar Parathyroid, sehingga semuanya berjumlah 4 buah kelenjar parathyroid.
Hormon yang dihasilkan Hormon PTH (Parathormon) berfungsi :
a. Mengatur metabolisme Ca 2+ (Calcium) dan PO4 3+ (phosphat).
b. Mengendalikan pembentukan tulang.
Hipersekresi :
Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebakan pertumbuhan:
- Kretinisme bila terjadi pada masa pertumbuhan.
- Miksodema bila terjadi pada masa dewasa.
- Batu ginjal dalam pelvis renalis/rongga ginjal.
Hiposekresi :
Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan :
- Pertumbuhan Morbus basedowi.
- Kejang otot/tetani.
5. Kelenjar Thymus
Merupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam tubuh. Hormon ini dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai dengan masa pubertas, setelah melewati mas pubertas, secara perlahan hormon ini akan berkurang sedikit demi sedikit.
Hormon ini berfungsi :
- Mengatur proses pertumbuhan.
- Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
- Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.
- Bila kekurangan atau kelebihan, gejalanya hampir mirip dengan hormon tiroksin.
6. Kelenjar Adrenal/Suprarenalis
- Hormon Cortison atau antiadison berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat.
Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison. Gejalanya :
a) Kulit memerah/timbulnya ruam pada kulit.
b) Dapat menimbulkan kematian.
c) Tekanan darah rendah.
d) Nafsu makan hilang.
e) Pengendapan pigmen melanin yang banyak.
- Hormon Glukokortikoid berfungsi : merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.
Hipersekresi : Bila penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat menyebabkan Cushing syndrome
- Hormon Cortisol berfungsi :
a. Memacu metabolisme karbohidrat.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
Hipersekresi : Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing syndrome.
4. Hormon Aldosterone berfungsi :
a. Mengatur keseimbangan mineral dan air dalam ren.
b. Membuang kelebihan Kalium.
5. Hormon Corticosterone berfungsi :
a. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
6. Hormon Mineralokortikoid berfungsi :
a. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.
b. Merangsang reabsorbsi Na+ dan Cl- dalam tubulus ginjal.
Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.
1. Hormon Adrenalin/Epinefrin, secara umum berfungsi :
a. Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.
b. Memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi, intensitas cahaya dll.
Secara khusus hormon ini berfungsi :
- Memacu aktivitas cor/jantung.
- Menaikkan tekanan darah.
- Mengerutkan otot polos pada arteri.
- Mengendurkan otot polos bronchiolus
- Mempercepat glikolisis.
- Pengeluaran keringat dingin.
- Rasa keterkejutan/shock.
- Mengatur metabolisme glukosa saat stress.
- Memengaruhi otak yang akan mengakibatkan :
1) Indera perasa menjadi kebal terhadap rasa sakit.
2) Kemampuan berfikir dan ingatan meningkat.
3) Banyak menghasilkan sumber energy dari proses glikolisis.
- Mencegah efek penuaan dini.
- Melindungi dari penyakit Alzheimer, penyakit jantung, kanker payudara, kanker ovarium dan osteoporosis.
Hiposekresi :
Bila terjadi kekurangan penghassilan hormon adrenalin/epinefrin akan menyebabkan penyakit Adison. Gejalanya dapat dilihat pada hiposekresi Hormon Mineralokortikoid dan Hormon Cortison.
2. Hormon Androgen berfungsi :
a. Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.
Hipersekresi :
Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan penyakit Cushing Syndrome/sindrom Cushing serta penyakit kelainan ciri kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan
Gejala Cushing syndrome :
a) Membulatnya wajah/muka.
b) Obesitas.
c) Penimbunan lemak di daerah leher.
d) Pengecilan pada daerah lengan dan kaki.
e) Terhentinya atau terganggunya periode menstruasi.
f) Penurunan daya sexualitas.
g) Kenaikan tekanan darah dan kadar gula darah.
h) Melemahnya atau rapuhnya tulang.
i) Masalah rambut pada wanita.
7. Kelenjar Ventriculus (Lambung)
Dihasilkan Hormon Gastrin, hormon ini berfungsi :
a. Memacu pengeluaran sekret/getah lambung.
b. Membantu dalam proses pencernaan.
8. Kelenjar Usus
a. Hormon Sekretin berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.
b. Hormon Kolesistokinin berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.
9. Kelenjar Langerhans/Pankreas
a. Hormon Insulin, bersifat antagonis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi:
1) . Mengatur kadar glukosa dalam darah.
2) Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam hepar dan otot.
Hiposekresi :
Bila kekurangan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus/penyakit kencing manis. Gejala penyakit diabetes mellitus :
1) Kenaikan jumlah gula dalam darah.
2) Badan menjadi lems.
3) Sering merasa haus/banyak minum.
4) Banyak melakukan urinasi (pembuangan urine).
5) Energy berkurang.
6) Merasa selalu lapar.
b. Hormon Glukagon, hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi :
1) Meningkatkan kadar gula dalam darah.
2) Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.
10. Kelenjar Kelamin/Gonad
Menghasilkan hormon dan sel kelamin. Macamnya ada 2 sel kelamin :
1. Sel Testis
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa.
Fungsi Hormon Testosteron :
a. Mengatur ciri kelamin sekunder.
b. Mempertahankan proses spermatogenesis.
2. Sel Ovarium
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
a. Hormon Estrogen, hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
b. Hormon Progesteron
Hormon ini berfungsi :
1) Mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus.
2) Menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.
c. Hormon Relaksin
Hormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam
Struktur morfologi kelenjar ovarium
C. Mekanisme Reaksi Hormon dalam Tubuh Manusia
Langkah pertama kerja suatu hormon adalah pengikatan hormon pada reseptor spesifik di sel target. Reseptor Hormon adalah molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya. Sel yang tidak memiliki reseptor untuk hormon tersebut tidak akan berespons. Reseptor hormon merupakan protein berukuran besar, dan setiap sel yang distimulasi biasanya memiliki sekitar 2000 sampai 100.000 reseptor. Lokasi berbagai jenis reseptor hormon secara garis besar adalah sebagai berikut.
- Di dalam permukaan atau pada permukaan membran sel. Reseptor membran sebagian besar spesifik untuk protein, peptida, dan hormon katekolamin.
- Di dalam sitoplasma sel. Reseptor utama untuk berbagai hormon steroid terutama ditentukan dalam sitoplasma.
- Di dalam nukleus sel. Reseptor untuk hormon tiroid dijumpai di nukleus dan lokasinya diyakini berhubungan erat dengan satu atau lebih kromosom.
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik. Pengikatan dari hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari “mesenger kedua”. Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen.
Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali. Reseptor untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi secara luas, sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang lebih terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam peristiwa pasca-reseptor juga penting; hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari respon itu. Hal yang terakhir ini memungkinkan hormon yang sama memiliki respon yang berbeda dalam jaringan yang berbeda.
Interaksi Hormon dengan Reseptor
Hormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi mereka dari protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel kemudian berikatan dengan reseptor. Hormon steroid tampaknya mempenetrasi membrana plasma sel secara bebas dan berikatan dengan reseptor sitoplasmik. Pada beberapa kasus (contohnya, estrogen), hormon juga perlu untuk mempenetrasi inti sel (kemungkinan melalui pori-pori dalam membrana inti) untuk berikatan dengan reseptor inti-setempat. Kasus pada hormon trioid tidak jelas. Bukt-ibukti mendukung pendapat bahwa hormon-hormon ini memasuki sel melalui mekanisme transpor; masih belum jelas bagaimana mereka mempenetrasi membrana inti.
Mekanisme kerja hormon secara umum :
Umumnya hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan reseptornya. Ikatan ini disebabkan tiga jenis kekuatan. Pertama, terdapat pengaruh hidrofobik pada hormon dan reseptor berinteraksi satu sama lain dengan pilihan air. Kedua, gugusan bermuatan komplementer pada hormon dan reseptor mempermudahinteraksi. Pengaruh ini penting untuk mencocokkan hormon ke dalam reseptor. Dan ketiga, daya van der Waals, yang sangat tergantung pada jarak, dapat menyumbang efek daya tarik terhadap ikatan.
Pada beberapa kasus, interaksi hormon-reseptor lebih kompleks. Hal ini sebagian besar terjadi jika hormon yang berinteraksi dengan suatu kompleks reseptor dengan subunit yang majemuk dan di mana pengikatan dari hormon dengan subunit pertama mengubah afinitas dari subunit lain untuk hormon. Hal ini dapat meningkat (kerjasama positif) atau menurun (kerjasama negatif) afinitas dari hormon untuk reseptor itu. Kerjasama positif menghasilkan suatu plot Scatchard yang konveks dan kerjasama negatif menghasilkan suatu plot yang konkaf . Artifak eksperimental dan adanya dua kelas independen dari tempat juga dapat menghasilkan plot Scatchard non-linier. Yang merupakan kejutan, ikatan kerjasama jarang diamati pada interaksi hormon-reseptor; interaksi reseptor-insulin pada beberapa keadaan dapat merupakan suatu pengecualian.
Hormon menengahi perubahan dalam sel target dengan mengikat reseptor hormon tertentu. Dengan cara ini, meskipun hormon beredar ke seluruh tubuh dan bersentuhan dengan banyak jenis sel yang berbeda, mereka hanya mempengaruhi sel-sel yang memiliki reseptor yang diperlukan. Reseptor untuk hormon tertentu dapat ditemukan pada banyak sel yang berbeda atau mungkin terbatas pada sejumlah kecil sel-sel khusus. Misalnya, hormon tiroid bertindak pada banyak jenis jaringan yang berbeda, merangsang aktivitas metabolisme seluruh tubuh.
Sel dapat memiliki banyak reseptor untuk hormon yang sama, tetapi sering juga memiliki reseptor untuk berbagai jenis hormon. Jumlah reseptor yang merespon hormon menentukan sensitivitas sel terhadap hormon itu dan respon seluler yang dihasilkan. Selain itu, jumlah reseptor yang merespon hormon dapat berubah seiring waktu, sehingga sensitivitas sel meningkat atau menurun. Dalam ‘regulasi-naik’, jumlah reseptor meningkat sebagai respons terhadap meningkatnya kadar hormon, membuat sel lebih sensitif terhadap hormon, memungkinkan untuk lebih banyak aktivitas selular. Ketika jumlah reseptor menurun sebagai respon terhadap kadar hormon meningkat, yang disebut ‘regulasi-turun’, aktivitas selular berkurang.
Sel merespon hormon ketika mereka mengekspresikan reseptor spesifik untuk hormon tersebut. Hormon berikatan dengan protein reseptor, sehingga mengaktifan mekanisme transduksi sinyal yang pada akhirnya menyebabkan sel menanggapi-jenis tertentu. Perubahan reseptor pengikat aktivitas selular, mengakibatkan peningkatan atau penurunan proses tubuh normal. Tergantung pada lokasi reseptor protein pada sel target dan struktur kimia hormon, hormon dapat memediasi perubahan langsung dengan mengikat reseptor hormon intraseluler dan modulasi transkripsi gen, atau tidak langsung dengan mengikat reseptor sel permukaan dan merangsang jalur sinyal.
Hormon Agonis, Antagonis, dan Argonis Parsial
Zat-zat yang berinteraksi dengan tempat pengikatan-hormon dari reseptor dapat memiliki aktivitas agonis, antagonis, atau agonis parsial (juga disebut antagonis parsial). Suatu agonis sepenuhnya menginduksi reseptor untuk memicu peristiwa pascareseptor. Suatu antagonis mampu untuk berikatan dengan reseptor dan memblokir pengikatan dari agonis, tetapi tidak memicu respon pascareseptor. Dengan cara ini, ia tidak menimbulkan suatu respons tetapi memblokir respons terhadap agonis, asalkan ia ditemukan dalam konsentrasi yang cukup untuk memblokir pengikatan agonis. Pada umumnya, antagonis berikatan dengan tempat yang sama pada reseptor seperti agonis , namun pada beberapa keadaan, antagonis dapat berikatan dengan reseptor pada tempat yang berbeda dan memblokir pengikatan agonis melalui perubahan alosterik dalam reseptor. Suatu agonis parsial (antagonis parsial) merupakan suatu perantara; ia berikatan dengan reseptor tetapi hanya menimbulkan suatu perubahan parsial , sehingga walaupun reseptor diduduki secara penuh oleh agonis parsial, respon hormon akan tidak sepenuhnya.
Mekanisme Kerja Beberapa Hormon
- Hormon Steroid
Hormon steroid bekerja melalui satu mekanisme dasar :penyatuan hasil sintesis protein yang baru diinduksi oleh hormon steroid dengan sel target.
Setelah hormon steroid di sekresi oleh kelenjar endokrin, 95 – 98% akan berada dalam sirkulasi atau terikat dengan protein transpor yang spesifik. 2 – 5% sisanya bebas berdifusi ke dalam semua sel. Setelah berada dalam sel, steroid hanya dapat menghasilkan respon dalam sel yang memiliki reseptor intraseluler yang spesifik untuk hormon yang bersangkutan. Ikatan antara hormon dengan reseptor yang spesifik merupakan kunci untuk kerja hormon pada jaringan target. Dengan demikian maka :
- Reseptor estrogen dapat ditemukan dalam otak dan sel target spesifik untuk reproduksi wanita seperti uterus dan payudara.
- Folikel rambut pada wajah, jaringan erektil pada penis mengandung reseptor androgen
- Reseptor glukokortikoid dijumpai pada semua sel oleh karena glukokortikoid diperlukan untuk mengatur fungsi umum seperti metabolisme dan stres
Semua anggauta kelompok utama steroid seks (androgen, progestindan estrogen) bekerja melalui rangkaian kerja serupa untuk menghasilkan respon seluler berupa :
- Pemindahan steroid ke dalam nukleus
- Pengikatan intra nuklear
- Mengaktivasi reseptor dari bentuk tidak aktif menjadi aktif
- Pengikatan kompleks reseptor-steroid ke elemen regulator dalam DNA (desoksiribunukleic acid)
- Transkripsi dan sintesis messenger asam ribonukleat (mRNA) yang baru
- Translasi mRNA dengan sintesis protein baru dalam sel
Mekanisme kerja glukokortikoid dan mineralokortikoid berbeda dengan mekanisme kerja steroid seks. Keduanya terikat pada reseptor dalam sitoplasma sel. Kompleks reseptor-hormon secara berturutan dipindahkan ke nukleus dan akan berikatan dengan DNA. AGONIS dan ANTAGONIS Potensi hormon steroid tergantung pada :
- Kombinasi antara afinitas reseptor dengan hormon atau obat tertentu
- Afinitas kompleks hormon-reseptor terhadap SRE-steroid reseptor element
- Efisiensi kompleks hormon-reseptor yang sudah aktif dalam mengatur transkripsi gen
Molekul dengan afinitas tinggi terhadap reseptor dan yang kompleks hormon-reseptornya memiliki afinitas tinggi untuk SRE akan bekerja sebagai AGONIS terhadap senyawa induknya.
Molekul lain dengan afinitas tinggi terhadap reseptor, namun ikatan antara kompleks hormon-reseptor dengan SRE kurang efisien akan bekerja secara ANTAGONIS dengan senyawa induknya. Tamoksifen adalah senyawa dengan campuran sifat agonis dan antagonis. Tamoksifen adalah antiestrogen yang bekerja secara antagonis kuat terhadap reseptor estrogen pada payudara dan agonis pada uterus dan tulang. Klomifen sitrat dapat digunakan untuk meng induksi ovulasi. Interaksi klomifen sitrat dengan reseptor estrogen hipofisis dan hipotalamus akan menghasilkan pengikatan reseptor tanpa disertai dengan stimulasi lanjutan yang efisien dari transkripsi gen yang berhubungan dengan estrogen. Hipotalamus mengenali keadaan ini sebagai keadaan hipoestrogen sehingga frekuensi denyut GnRH meningkat. Produksi FSH hipofisis akan di stimulasi dan menyebabkan meningkatkan kadar estrogen ovarium. Estrogen tersebut akan bekerja secara lokal untuk rekruitmen folikel ovarium agar ber ovulasi. Saat klomifen dihentikan, reseptor estrogen di hipotalamus siap berikatan kembali dengan estrogen dan memberikan respon SRE yang sesuai.
Hipotalamus dapat merespon secara normal terhadap kadar estrogen yang tinggi dalam sirkulasi serta lonjakan LH sehingga terjadi ovulasi.
HORMON STEROID DALAM SIRKULASI
Hormon steroid dalam sirkulasi berada dalam bentuk ikatan dengan protein yang spesifik. Hormon yang terikat oleh protein tidak menembus membran plasma sel. Hampir 70% testosteron dan estradiol dalam sirkulasi terikat dengan globulin β yang dikenal sebagaiSHBG–sex hormon – binding globulin. 30% berada dalam ikatan yang longgar dengan albumin dan sebagian kecil ( 1 – 2 % ) dalam keadaan bebas dan dapat masuk kedalam sel.
Sintesis SHBG akan meningkat pada kehamilan, hiperestrogenemia dan hipertiroidisme. Androgen, progestin, hormon pertumbuhan dan kortikoid akan menurunkan sintesa SHBG. Perubahan konsentrasi SHBG akan mempengaruhi jumlah steroid dalam sirkulasi yang bebas dan tidak terikat sehingga mempengaruhi kerja biologis steroid dengan mengubah jumlah steroid yang bebas masuk kedalam sel.
EKSKRESI STEROID
Ekskresi steroid terjadi melalui urine dan empedu. Sebelum di eleminasi, terjadi konjugasi sebagai sulfat atau glukoronida. Beberapa jenis konjugat dalam bentuk seperti DHEA-S di sekresi secara aktif. Hormon yang di konjugasi tersebut berperan sebagai prekursor terhadap metabolit hormon aktif pada jaringan target yang memiliki enzim untuk melakukan hidrolisis ikatan ester yang terlibat dalam konjugasi.
- Hormon Insulin
Insulin berperan penting dalam pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel β pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena portal, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin yaitu membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat dan kebutuhan energi sel tubuh akan terpenuhi. Warta Medika (2008) memaparkan bahwa saat dan setelah makan, karbohidrat yang kita konsumsi akan segera dipecah menjadi gula dan masuk aliran darah dalam bentuk glukosa. Glukosa adalah senyawa siap pakai untuk menghasilkan energi. Ketika keadaan normal, tingginya kadar glukosa setelah makan akan direspon oleh kelenjar pankreas dengan memproduksi hormon insulin. Adanya insulin, glukosa akan segera masuk ke dalam sel Selain itu, dengan bantuan insulin, kadar glukosa yang lebih dari kebutuhan akan disimpan di dalam hati (liver) dalam bentuk glikogen. Jika kadar glukosa darah turun, misalnya saat puasa atau di antara dua waktu makan, glikogen akan dipecah kembali menjadi glukosa untuk memenuhi kebutuhan energi.
Di samping itu, insulin juga memiliki pengaruh terhadap metabolisme, baik metabolisme karbohidrat, lipid, maupun protein, serta mineral. Insulin akan meningkatkan lipolisis, serta meningkatkan transpor asam amino masuk ke dalam sel. insulin juga berperan dalam modulasi transkripsi, sintesis DNA, dan replikasi.
Gambar : Mekanisme Kerja Hormon Insulin
.
D. Sifat – Sifat Hormon
Kelenjar hormon menghasilkan hormon yang melakukan sistem pengaturan tubuh secara kimiawi.
Sifat-Sifat Hormon :
- Suatu chemical mesengger yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
- Disekresikan langsung ke dalam aliran darah
- Fungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam tubuh dan kontrol berbagai proses metabolisme (reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan; mempertahankan homeostatis; pengadaan, penggunaan dan penyimpanan energi)
- Kadarnya dalam sirkulasi darah dapat menggambarkan aktifitas dari kelenjar endokrin
- Memiliki organ atau jaringan target tertentu
- Bekerja secara spesifik pada organ, bagian tubuh tertentu atau aktivitas tertentu, misalnya insulin untuk mengatur kadar gula darah.
- Dihasilkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas tertentu dalam tubuh, misal jika tubuh kekurangan beberapa miligram hormon Somatotrophin maka pertumbuhan akan terhambat secara nyata
- Bekerja lambat, pengaruh hormon tidak spontan seperti pada pengaturan oleh syaraf. Seperti hormon Testoteron yang berpengaruh terhadap perkembangan kelamin skunder pria
- Sebagai senyawa kimia, hormon tidak dihasilkan setiap waktu. Hormon diproduksi hanya apabila dibutuhkan
- Berbentuk: amine, polipeptide/protein, steroid.
E. Fungsi – Fungsi Hormon
- Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung jawab atas efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh. Oleh sebagian orang, kelenjar ini diberi tautan simbolik dengan apa yang disebut sebagai “mata ketiga”.
Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian tengah otak, di antara otak kanan dan otak kiri. Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan sebuah hormon yang bernama melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian tubuh. Ketika retina mata terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang disebut hipotalamus. Dari sini, saraf simpatetik berhubungan dengan kelenjar pineal dan memicu diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang mencapai mata, misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat produksi melatonin dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.
Melatonin pertama kali berhasil diisolasi pada tahun 1958 oleh seorang profesor dermatology yang bernama Aaron B. Lerner. Senyawa ini menjadi sangat populer sebagai suplemen dan disarankan sebagai penyembuh jet lag dan kelainan tidur lainnya. Sementara berbagai kondisi seperti kelainan yang berhubungan dengan musim, mungkin juga berhubungan dengan tingakat produksinya di otak.
Seperti banyak aspek anatomi lainnya, deskripsi pertama mengenai kelenjar pineal diberikan oleh seorang dokter dan filosuf Yunani bernama Galen yang hidup pada tahun 130-210 M. Galen pula yang menjelaskan bahwa kelenjar itu mendapatkan namanya dari buah pinus yang berbentuk kerucut, yaitu Pinus pinea dalam Bahasa Latin, karena kemiripan penampilannya. Menurutnya, fungsi kelenjar itu adalah mendukung pembuluh darah dan dia mengabaikan pendapat lain jika kelenjar itu mengatur arus yang disebut sebagai pneuma psikis di dalam otak.
René Descartes, filosuf Perancis abad ke-17, percaya bahwa kelenjar pineal adalah tempat roh berada. Descartes menulis pada bulan Desember 1640:
“Karena hanya kelenjar itu yang merupakan bagian padat di dalam otak, bagian itu mestinya tempat nalar berada, tempat pikiran berada, dan konsekuensinya tempat jiwa berada; karena yang satu tidak bisa dipisahkan dari yang lain”.
Descartes juga menjelaskan,
“Menurut saya, kelenjar ini adalah tempat utama jiwa berada, dan tempat semua pikiran kita terbentuk”.
Kelenjar pineal menarik perhatian Madame Helena Blavatsky, seorang penulis esoterik dan pendiri Theosophical Society pada tahun 1875. Dia menautkan “Mata Siwa”, atau mata ketiga, dengan kelenjar itu. Dia berpendapat bahwa kelenjar pineal di dalam diri manusia modern adalah versi sampingan dari sebuah organ visi spiritual.
Dalam sebagian hewan kelompok pinealosit, sel-sel dari kelenjar pineal berbentuk sangat mirip dengan sel-sel fotoreseptor yang ada di mata, dan berbagai fosil makhluk bertulang belakang awal ditemukan memiliki bukaan pineal yang semakin mendukung pandangan jika kelenjar ini adalah mata ketiga.
Kelenjar pineal diasosiasikan dengan chakra keenam atau anja chakra, yang disebut sebagai mata ketiga. Dalam ajaran bangsa India, chakra ini dikenal sebagai gyananakashu, mata pengetahuan, dan banyak penganut Hindu memberi tanda di antara kedua alis mereka sebagai pengakuan atas hal ini. Bangsa Mesir Kuno mengenakan ureus, atau ikat kepala berbentuk ular kobra, di bagian tengah kening mereka, mengungkap kepercayaan mereka bahwa ada sesuatu yang mirip dengan mata ketiga
Gambar Kelenjar Pineal
- Kelenjar hipotalamus
Hipotalamus berperan dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hipotalamus terletak dibawah otak beasar (cerebrum). Hipotalamus bekerja dengan cara mengeluarkan hormon yang mengontrol kerja kelenjar hipofisis (pituitary). Selain dengan hormon, hipotalamus bekerja sama melalui impuls saraf karena hipotalamus tersusun atas sel-sel neurosekretori.
Hipotelamus mengeluarkan releasing hormone dan inhibithing hormone. Releasing hormone berfungsi merangsang kelenjar hipofisis menyekresikan hormone tertentu. Adapun inhibiting hormon berfungsi menekan atau menghambat kelenjar hipofisis menyekresikan hormone tertentu.
Gambar kelenjar hipotalamus
Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon
Hipotalamus adalah struktur otak terdiri dari inti yang berbeda dan daerah yang kurang anatomis berbeda. Hal ini ditemukan di semua vertebrata sistem saraf . Pada mamalia, akson dari sel neurosecretory magnoselular dari nukleus paraventrikular dan nukleus supraoptik, yang mengandung oksitosin dan vasopresin (juga disebut hormon antidiuretik), terdiri dari hipofisis posterior . Parvocellular neuron dari nukleus paraventrikular mengandung neuron yang melepaskan corticotropin-releasing hormone dan hormon lainnya ke dalam sistem portal hypophyseal mana hormon ini menyebar ke hipofisisanterior.
Hipotalamus koordinat ritme sirkadian banyak hormon dan perilaku, pola-pola kompleks output neuroendokrin, mekanisme homeostatik yang kompleks, dan penting perilaku. Hipotalamus karena itu harus merespon sinyal yang berbeda, beberapa di antaranya dihasilkan secara eksternal dan beberapa internal. Hipotalamus demikian kaya terhubung dengan banyak bagian dari sistem saraf pusat , termasuk batang otak formasi reticular dan otonom zona, otak depan limbik (khususnya amigdala , septum , pita diagonal Broca , dan umbi penciuman , dan korteks serebral).
- fungsi kelenjar hipofisis Pituitary
Terletak di dasar otak, kelenjar hipofisis mengeluarkan hormon yang memasuki aliran darah, dan mengatur fungsi kelenjar endokrin lainnya dalam tubuh, dan karenanya juga disebut sebagai “master gland”. Fungsi kelenjar ini terdiri dari dua bagian kerja: hipofisis anterior, dan hipofisis posterior. Bagian anterior adalah bagian depan dan bagian yang lebih besar, dan bertanggung jawab untuk melepaskan sebagian besar hormon. Bagian posterior bagian belakang. Ini adalah kecil dan tidak menghasilkan hormon sendiri, tetapi mereka menyimpan disekresi oleh hipotalamus. Salah satu fungsi penting dari hipotalamus adalah untuk mengontrol kelenjar pituitari. Singkatnya, sebuah koalisi hipotalamus dan kelenjar pituitary, mengontrol kelenjar endokrin lainnya, dan banyak fungsi lainnya dalam tubuh.
Kerja dari Kelenjar hipofisis
Diagram Kelenjar Pituitary berlabel
AnteriorPituitary
Juga dikenal sebagai adenohypophysis, hipofisis anterior melakukan fungsi berikut:
- Ini mengeluarkan hormon adrenokortikotropik (ACTH), yang diperlukan untuk merangsang korteks adrenal untuk memproduksi kortisol. Kortisol sangat penting untuk proses yang meliputi fungsi kekebalan tubuh, metabolisme, manajemen stres, regulasi kadar gula darah, mengontrol tekanan darah, dan tanggapan anti-inflamasi.
- Ia melepaskan thyroid-stimulating hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini merangsang kelenjar tiroid untuk membuat hormon sendiri, yang penting untuk mengendalikan tingkat metabolisme tubuh. Hormon-hormon ini termasuk tiroid triiodothyronine (T3) dan tiroksin (T4).
- Ini mengeluarkan hormon pertumbuhan (GH) untuk merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel, dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.
- Ini mengeluarkan prolaktin. Hormon ini sangat penting untuk membuat ASI selama kehamilan dan setelah melahirkan. Pelepasan hormon ini ke dalam aliran darah tergantung pada permintaan untuk ASI. Ketika seorang wanita menyusui, kadar prolaktin nya akan tetap tinggi. Pada ibu yang tidak menyusui setelah melahirkan, kadar prolaktin kembali normal. Prolaktin juga hadir pada pria dan wanita tidak hamil, tapi dalam jumlah kecil.
- Ia melepaskan follicle-stimulating hormone (FSH). Pada wanita, hormon ini memainkan peran telur matang dilepaskan selama ovulasi. Pada pria, itu mengatur produksi sperma.
- Ia melepaskan hormon yang disebut luteinizing hormone (LH). Pada wanita, setelah telur matang, peluncurannya dari ovarium dipicu oleh LH. Pada pria, hormon ini mengontrol produksi testosteron, yang diperlukan untuk produksi sperma.
Catatan: Pada beberapa hewan, antara hipofisis anterior dan posterior, terdapat apa yang dikenal sebagai lobus menengah. Hal ini juga hadir pada manusia, tetapi hanya sebagai lapisan sel antara dua bagian, bahkan, itu tetapi bagian dari dikaitkan sebagai hipofisis anterior. Bagian ini menengah dikenal untuk menghasilkan melanosit-stimulating hormone (MSH). Walaupun peran hormon ini pada manusia tidak secara khusus diketahui, diyakini memicu hiperpigmentasi, jika dilepaskan dalam jumlah yang tinggi.
Posterior Hipofisis
Juga dikenal sebagai neurohypophysis, fungsi pituitari posterior sebagai reservoir semata hormon yang disekresi oleh hipotalamus, yang meliputi hormon antidiuretik (ADH) dan oksitosin.
• Ini hormon antidiuretik (ADH) disebut demikian karena menghambat produksi urin encer dalam tubuh. Juga dikenal sebagai vasopresin, hormon ini dilepaskan oleh hipotalamus, ketika mendeteksi terlalu sedikit air dalam darah. Setelah hormon dilepaskan, ginjal bereaksi dengan mereabsorpsi lebih banyak air dan memproduksi lebih terkonsentrasi urin (air kencing kurang encer). Dengan cara ini, membantu menstabilkan tingkat air darah. ADH juga bertanggung jawab untuk meningkatkan tekanan darah.
• Oksitosin adalah hormon yang memainkan peran penting dalam melahirkan. Ini memicu kontraksi rahim selama dan setelah persalinan, sehingga mendorong pengiriman cepat. Hormon yang sama juga merangsang keluarnya ASI, sebagai respon terhadap penglihatan, suara atau menyusui bayi yang baru lahir.
Oksitosin juga dikenal sebagai “hormon cinta”, untuk itu akan dirilis ke dalam aliran darah selama orgasme baik pada pria maupun wanita. Pada pria khususnya, hormon membantu mempertahankan ereksi. Temuan terbaru menunjukkan bahwa, hormon dapat dikaitkan dengan peningkatan emosi seperti kepercayaan, empati, dan mengurangi kecemasan dan stres. Pada orang dengan autisme, beberapa penelitian mengaku bahwa oksitosin dapat membantu dengan fungsi sosial. Untuk menambah ini, sebuah penelitian yang dilakukan di Claremont Graduate University di Claremont, California, menunjukkan bahwa, pada wanita, hormon ini dapat meningkatkan kebahagiaan.Sebuah gangguan umum dari kelenjar pituitary adalah pembentukan tumor di dalamnya. Sel-sel kelenjar mengalami kegagalan fungsi dan tumbuh dengan cepat atau dapat menghasilkan pertumbuhan kecil dan mengarah pada pembentukan tumor. Tumor tersebut, bagaimanapun, tidak tumor otak dan non-kanker. Tumor ini mungkin dari dua jenis, sekresi dan non-sekresi. Jenis Yang pertama menghasilkan terlalu banyak hormon, dan jenis kedua membuat kelenjar pituitari dari berfungsi optimal.
Hipofise Anterior Hipofise Posterior
- fungsi hormon tiroid dan paratiroid
Kelenjar tiroid mengatur metabolisme basal dari tubuh (sel tubuh). Letaknya di bagian depan leher dan mempunyai bentuk seperti huruf H. Kelenjar tiroid mempunyai fungsi sebagai berikut.
(1) Metabolisme
Metabolisme berkaitan penggunaan makanan yang diserap oleh tubuh. Bahan makanan akan dibakar menjadi panas dan energi untuk aktivitas.Terlalu aktif atau kurang aktif kelenjar ini akan menyebabkan perubahan fisis dalam berat badan. Tiroid memproduksi tiroksin yait hormon yang meningkatkan laju dari aktivitas hampir di seluruh reaksi kimia dalam sel-sel tubuh.
(2) Pertumbuhan dan perkembangan
Tiroid memproduksi hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan tulang. Di samping itu, juga mengontrol tingkat kalsium dengan kalsitonin—hormon yang mengatur pergerakan kalsium ke dalam tulang. Kerja tiroid berlawanan dengan kerja dari hormon paratiroid yang bersifat meningkatkan pembongkaran kalsium dari tulang. Efek dari hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari tidak berarti tanpa adanya tiroksin.
(3) Pengeringan kuli
Tiroid juga mengontrol kesehatan kulit. Kurang aktifnya tiroid akan menyebabkan kulit menjadikering. Lapisan paling luar dari kulit akan menjadi kering, sel-sel mati, dan akan selalu dari lapisan pertumbuhan. Jika laju sel-sel yang diganti abnormal, akan terjadi kekeringa. Defisiensi dan dari fungsi tiroid langsung mengontrol laju ini.
(4) Kolesterol
Tiroid mempunyai pengaruh pada tingkat kolesterol dalam tubuh. Kolesterol adalah bahan seperti lemak yang ditemukan dalam banyak jaringan dan merupakan komponen yang menyebabkan penyumbatan arteri. Jika tingkat kolesterol terlalu tinggi, hal ini dapat menyebabkan arteriosklerosis atau pengerasan arteri.
Paratiroid menempel pada tiroid. Hormonnya mengontrol tingkat kalsium dan fosfor dalam darah. Tingkat kalsium dalam darah sangat penting sebab berperan dalam dalam penggumpalan darah, kontraksi otot, dan aksi syarat. Kebanyakan fosfor dalam tubuh bergabung dengan kalsium dalam tulang dan keseimbangan asimilasi serta eksresinya berkaitan erat dengan kalsium.
Fungsi paratiroid sebagai pengatur kadar kalsium. Tulang akan secara tetap mengalami penghancuran dan perbaruan. Kerja dari paratiroid adalah mengambil kalsium dari cadangan dan menambahkan ke dalam cairan tubuh bila dibutuhkan. Konsentrasi dari kalsium dalam cairan tubuh dapat bekerja dengan normal jika dijaga dalam batas-batas tertentu.
Paratiroid yang bekerja dalam keadaan tidak normal dapat menyebabkan ganguan kesehatan seperti kejang. Kalsium dan fosfor sangat penting untuk kerja normal dari otot dan syaraf. Kegagalan paratiroid sering menyebabkan ketidakseimbangan dalam tingkat kalsium dan fosfor, di mana hal ini menghasilkan kontraksi otot berlebihan.
Kelenjar Tyroid berfungsi menghasilkan hormon :
- Tiroksin
- Triiodotironon
- Kalsitonin
Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon Parathormon
Tiroksin berfungsi mengatur kecepatan pertumbuhan dan metabolis-me, Triiiodotironin mengatur kecepatan metabolisme karbohidrat, Kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Parathormone berfungsi mengatur fosfat dan kalsium plasma darah
- Kelenjar Timus
Kelenjar timus merupakan kelenjar yang bertanggungjawab dalam pertumbuhan manusia. Kelenjar timus bahkan sangat berpengaruh pada saat usia pertumbuhan. Kelenjar timus berfungsi untuk pertumbuhan. Bila kekurangan kelenjar timus akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan bila kelebihan menimbulkan gigantisme (raksasa).
Kelenjar timus terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, dan di dalam torak kira-kira setinggi bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus. Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun. Kelenjar ini menghasilkan Hormon Thymosin yang berfungsi sebagai perangsang perkembangan dari limfosit T untuk menghasilkan kekebalan (imunitas) tubuh.
Karakteristik Kelenjar Timus:
- Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.
- Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
- Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
- Kelenjar timus berperan dalam sistem pertahanan tubuh dengan menghasilkan hormone Thymosin, Thymic humoral factor, Thymic factor dan Thymopoietin.
Fungsi kelenjar timus adalah:
- Mengaktifkan pertumbuhan badan
- Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin
- Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.
Gambar kelenjar timus
- Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal adalah struktur berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal. Fungsinya untuk mengatur respon stress melalui sintesis kortikosteroid (terutama kortisol) dan katekolamin (terutama adrenalin). Setiap kelenjar adrenal memiliki penampilan salah satu topi tiga terpojok seperti yang digunakan Napoleon, dan terletak di atas ginjal, seolah-olah badan-badan ini memakai kata (tricorn adrenal berasal dari bahasa Latin dan berarti hanya di atas ginjal). Kelenjar endokrin adalah antara 2,5 dan 5 cm dan berat beberapa gram setiap, bagaimanapun, menghasilkan lebih dari tiga hormon lusin. Adrenal terdiri dari dua bagian begitu berbeda yang benar-benar terlihat pada setiap satu seolah – olah sepasang kelenjar, satu di dalam yang lain. Korteks atau bagian luar berwarna kuning dan diarahkan terutama melalui adrenokortikotropik hormon hipofisis. Medula atau bagian dalam yang berwarna coklat kemerahan, dan melapor langsung kepada perintah sistem saraf.Semua hormon yang disekresi oleh korteks adalah sangat mirip dalam struktur kimia, dan secara kolektif disebut spheroids yang ada tiga tipe dasar: mineralokortikoid, tugas utamanya adalah untuk mengontrol keseimbangan natrium dan kalium dalam tubuh, glukokortikoid, antara lain berkontribusi meningkatkan kadar gula dalam darah, dan hormon seks, baik androgen dan estrogen.
Medula adrenal mengeluarkan dua hormon: epinephrine dan norepinephrine, yang bertanggung jawab untuk beberapa reaksi yang terjadi dalam kasus panik dan marah. Apakah penting ketika seseorang sedang dalam situasi darurat karena mereka mempersiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri dari bahaya potensial dengan beralih ke seluruh energinya. Apa reaksi dari sistem endokrin dalam kasus stres?
Jika kita akan beroperasi atau kita katakan operasi yang dibutuhkan, jika kita mempertimbangkan atau melamar pekerjaan, jika kita marabahaya tumpukan tagihan yang kita bayar, jika kita berdiri dalam kemacetan lalu lintas, terkunci dalam memerangi kekerasan atau untuk seorang perampok bersenjata, stres fisik dan mental bahwa situasi ini terjadi dalam tubuh kita memerlukan upaya khusus untuk segera merespon sistem endokrin. Medula adrenal mengeluarkan epinephrine dan norepinephrine, yang membuat jantung berdenyut lebih cepat dan paru-paru menghirup lebih banyak udara. Hipotalamus menghasilkan hormon kortikotropin-melepaskan, yang menyebabkan kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon adrenokortikotropik, yang pada gilirannya merangsang korteks adrenal untuk menuangkan ke dalam glukokortikoid darah. Yang paling penting adalah glukokortikoid kortisol, juga dikenal sebagai hidrokortison, yang dalam kasus darurat adrenal bisa menghasilkan 20 kali jumlah normal. Hormon ini mempersiapkan tubuh untuk mengatasi stres dengan memobilisasi semua cadangan energi. Diekstrak asam amino yang disimpan dalam otot dan jaringan lain, membantu untuk mencapai hati dan konversi menjadi glukosa mempercepat asam lemak yang sangat dibutuhkan, juga bebas dari jaringan adipose.
- Kelenjar Pankreas
Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan beberapa hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri atas abdomen atau perut dan bagian kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum. Produk enzim akan disalurkan dari pankreas ke duodenum melalui saluran pankreas utama.Beberapa fungsi dari pankreas adalah :Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucogen, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.Dan para penderita diabetes, mengalami kegagalan fungsi pankreas yang disebabkan saraf-saraf pada pankreas tidak dapat bekerja dengan normal. Parahnya para penderita diabetes hanya diberi satu solusi untuk mengkomsumsi obat-obatan / herbal yang hanya menurunkan kadar gula dalam darah. Para medis tidak pernah berbicara bagaimana mengaktifkan saraf dipankreas yang menurut bahasa mereka (para medis) tertidur atau malas bekerja. Padalah saraf pankreas yang tidak bekerja itu bisa diaktifkan kembali dengan cara terapi lintah dan menggunakan Enzima Jellyrudo ( Herbal dari turunan hirudo /lintah yang dipadukan dengan herbal lain.)Herbal Enzima Jellyrudo ini sudah terbukti dengan sembuhnya beberapa pasien saya yang menderita diabetes dan sudah mengkomsumsi suntik insulin (pagi dan sore) berhasil sembuh dan lepas dari ketergantungan suntik insulinnya.
Pankreas
Hormon Insulin berperan penting dalam pengaturan penyimpanan gula dalam darah, sedangkan Glukagon berperan dalam meningkatkan kadar gula dalam darah
- Kelenjar Kelamin
Kelenjar ini terbagi menjadi 2 kelenjar yaitu
- Kelenjar testik terdapat pada pria terletak pada skrotum dan menghasilkan hornon testosteron. Hormon testosteron berfungsi menentukan sifat kejantanan.
Sel kelenjar
Hormon Relaksin berperan Dalam mengatur relaksasi Otot-otot yang berkaitan dengan sifat kelamin. Hormon Testosteron berperan penting dalam pengaturan pembentukan sperma dan ciri kelamin skunder pria
- Kelenjar ovarium terdapat pada wanita, terletak pada ovarium kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon :
Sel sasarannya yaitu organ seks wanita dan tulang. berfungsi untuk mendorong perkembangan folikel, berperan dalam pengembangan karekteristik seks sekunder, merangsang pertumbuhan uterus dan payudara. Mendorong penutupan lempeng epifisis.
Sel sasarannya yaitu uterus dan berfungsi mempersiapkan rahim untuk kehamilan.
- Jantung
Jantung menghasilkan hormon peptida natriuretik. Sel sasarannya yaitu tubulus ginjal dan berfungsi untuk menghambat reabsorpsi Na.
- Hati
Hati menghasilkan hormon somatomedin. Sel sasarannya yaitu tulang dan jaringan lunak dan berfungsi mendorong pertumbuhan
- Ginjal
Ginjal menghasilkan hormon renin ( angiotensin ) dan berfungsi merangsang sekresi
Sel kelenjar
Hormon estrogen berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi dan mengatur sistem reproduksi.
Hormon Progesteron berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi, perkembangan ovum dan ciri kelamin skunder wanita
F. Pengaruh dari Kelebihan dan Kekurangan Hormon Pada Manusia
Gangguan Kelebihan Dan Kekurangan Hormon. HORMON mengontrol sejumlah fungsi esensial tubuh, termasuk aktivitas kimia sel-sel, pertumbuhan, keseimbangan garam dan cairan, perkembangan seksual, dan respon terhadap penyakit dan stres. Kelenjar endokrin (kelenjar dari sistem endokrin yg mengeluarkan hormon langsung ke dlm darah) utama adl kelenjar hipotalamus, kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal (ginjal), ovarium dan plasenta pada perempuan hamil. Gangguan kelenjar endokrin mempunyai efek luas di seluruh tubuh. Gangguan fungsi kelenjar memengaruhi semua bagian tubuh yg distimulasi dan dikontrol oleh hormon-hormon yg dikeluarkan kelenjar tersebut. Berikut beberapa gejala penyakit akibat kekurangan atau kelebihan hormon yg diproduksi kelenjar endokrin : Hormon pertumbuhan (growth hormone) Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yg seringkali dikaitkan dengan kegagalan kematangan seksual. Penanganan: Gangguan ini bisa diobati dengan pemberian hormon pertumbuhan (dalam jumlah yg sangat sedikit). Terlalu banyak. Terlalu banyak hormon pertumbuhan memicu pertumbuhan berlebih. Pada anak, hal ini bisa menyebab anggota tubuh (seperti tangan) tumbuh terlalu panjang. Pada orang dewasa, hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan berlebih pada tulang tengkorak, tangan, kaki, pembesaran laring, penebalan kulit dan suara yg kedengaran semakin dalam.Penanganan: kondisi ini bisa diatasi dengan radioterapi atau pengangkatan sebagian darikelenjar.
Kelainan – Kelainan Akibat Kelebihan atau Kekurangan Hormon
|
Kelenjar |
Hormon yang dihasilkan |
Gangguan / kelainan |
Ciri – ciri |
1 |
Hipofisis |
Kekurangan hormon (hiposekresi) hormon pertumbuhan (growth hormone) |
Dwarfisme |
Penderita tampak bertubuh pendek (hanya sekitar satu meter atau bahkan kurang) tapi tetap memiliki proporsi tubuh yang normal |
Kelebihan hormon (hipersekresi) hormon pertumbuhan (growth hormone) |
Gigantisme (giantism) |
Terjadi pada masa kanak – kanak, dimana terjadi pertumbuhan berlebihan bahkan dapat sampai mencapai 8 kaki |
Akromegali |
Terjadi pada saat dewasa, penderita mengalami pembesaran tulang rahang dan wajah. Kulit bertambah tebal, diikuti gangguan akibat penekanan saraf oleh massa tulang yang bertambah |
2. |
Tiroid
|
Hipersekresi hormone tiroksin
(Hipertiroidisme) |
Grave’s disease/ morbus basedow |
Penderita ini mengalami metabolisme yang amat meningkat; penderita cenderung bertambah kurus walaupun disaat yang sama penderita memiliki nafsu makan yang meningkat . Keringat berlebihan, denyut nadi yang cepat, tidak tahan panas dan kelemahan badan. Dapat juga ditemukan penonjolan bola mata (exophtalmus) |
Hiposekresi hormon tiroid (Hipotiroidisme) |
Kretinisme (Kerdil) |
Terjadi pada masa kanak – kanak, cirinya penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal
|
Mix Oedema (Miksedema) |
Terjadi pada orang dewasa, cirinya laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut rontok |
3 |
Paratiroid |
Hipersekresi hormon paratiroid |
Hiperparathormon |
Kelainan pada tulang seperti tulang rapuh, bentuk abnormal dan mudah patah. Kelebihan kalsium yang diekskresikan dalam air seni bersama ion fosfat dapat menyebabkan batu ginjal |
Hiposekresi hormon paratiroid |
Hipoparathormon |
Terjadi gejala kekejangan otot (tetani) |
4 |
Pankreas |
Hiposekresi hormon insulin |
Diabetes tipe I |
Penyakit ini sepenuhnya bergantung dengan insulin, penyakit ini sering didapatkan pada anak-anak atau dewasa muda. Pengobatan dengan mengganti insulin sesuai dengan jumlah yang diperlukan |
|
|
Diabetes tipe 2 |
insulin diproduksi dalam jumlah memadai tetapi terdapat gangguan dalam kualitas dan mekanisme kerjanya. Faktor resiko penyakit ini seperti riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus dan obesitas |
5 |
Korteks Adrenal |
Hipersekresi hormon kelenjar adrenal |
Cushing’s syndrome |
penderita mengalami peningkatan tekanan darah, gula darah akibat pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan. |
Hiposekresi hormon kelenjar adrenal |
Addison’s disease |
Gejala berupa
· Hipoglikemia (kadar gula dalam darah menurun),
· Gangguan pembentukan glukosa oleh jaring (glukoneogenesis)
· Penurunan kadar glikogen di liver yang menjadi cadangan glukosa dalam tubuh
· Gangguan akibat kekurangan aldosteron seperti pengeluaran natrium dan cairan yang berlebihan di ginjal.
· ddehidrasi,
· Penurunan tekanan darah
· Shock yang dapat menimbulkan kematian, terutama bila tidak ditangani secara cepat. |
6 |
Kelenjar gonad/kelamin |
Hiposekresi hormon kelenjar gonad |
– |
dapat mengakibatkan gangguan terutama dalam proses reproduksi manusia. |
7 |
Kelenjar hipotalamus |
Releasing Hormone dan Inhibiting |
– |
Thyrotropin-releasing hormone (TRH), juga disebut Thyrotropin-releasing factor (TRF), thyroliberin atau protirelin, adalah tropis , hormon tripeptidal yang merangsang pelepasan TSH ( thyroid-stimulating hormone ) dan prolaktin dari hipofisis anterior. TRH telah digunakan secara klinis untuk pengobatan degenerasi spinocerebellar dan gangguan kesadaran pada manusia |
8 |
Kelenjar Timus |
Tymusin |
– |
Bila kekurangan kelenjar timus akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan
bila kelebihan menimbulkan gigantisme (raksasa). |
9 |
Kelenjar pineal |
Melatonin |
|
Kekurangan dan kelebihan hormon melatonin akan membawa dampak negatif pada sistem metabolisme dan kinerja tubuh. Karena berbagai proses fisiologis seperti ritme biologis, regulasi tekanan darah, onkogenesis, retina, reproduksi, ovarium, sistem kekebalan dan diferensiasi osteoblas akan mengalami gangguan |
Penangananya : Kondisi ini bisa diatasidengan radio terapi atau pengangkatan
sebagian dari kelenjar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasakan tujuan penulisan makalah ini, dapat disimpulkan :
- Pengertian Hormon
Pengertian hormon adalah senyawa yang dihasilkan oleh organ tubuh tertentu, yang bekerja memacu fungsi organ tubuh tertentu sehingga akan terlihat hasilnya. Artinya, meskipun dibutuhkan dalam jumlah terbatas, namun fungsinya cukup menentukan. Hormon di tubuh kita dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
- Mengetahui apa jenis – jenis hormon
A. Kelenjar eksokrin
Kelenjar eksokrinyaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran
hasil sekretnya/getahnya. Hasil sekresinya tidak dibuang keluar tubuh tetapi masuk ke dalam aliran darah. Contoh : kelenjar-kelenjar pencernaan.
B. Kelenjar endokrin
Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Hasil sekresinya dibuang keluar tubuh à kelenjar ludah, keringat, urine. Lebih kurang 50 hormon merupakan produk sel dari sistem endokrin. Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
- Mekanisme Reaksi Hormon Dalam Tubuh
Langkah pertama kerja suatu hormon adalah pengikatan hormon pada reseptor spesifik di sel target. Reseptor Hormon adalah molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya. Sel yang tidak memiliki reseptor untuk hormon tersebut tidak akan berespons. Reseptor hormon merupakan protein berukuran besar, dan setiap sel yang distimulasi biasanya memiliki sekitar 2000 sampai 100.000 reseptor. Lokasi berbagai jenis reseptor hormon secara garis besar adalah sebagai berikut.
1. Di dalam permukaan atau pada permukaan membran sel. Reseptor membran sebagian besar spesifik untuk protein, peptida, dan hormon katekolamin.
2. Di dalam sitoplasma sel. Reseptor utama untuk berbagai hormon steroid terutama ditentukan dalam sitoplasma.
3. Di dalam nukleus sel. Reseptor untuk hormon tiroid dijumpai di nukleus dan lokasinya diyakini berhubungan erat dengan satu atau lebih kromosom.
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik. Pengikatan dari hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari “mesenger kedua”. Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen.
Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali. Reseptor untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi secara luas, sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang lebih terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam peristiwa pasca-reseptor juga penting; hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari respon itu. Hal yang terakhir ini memungkinkan hormon yang sama memiliki respon yang berbeda dalam jaringan yang berbeda.
- Menjelaskan sifat-sifat hormon dalam tubuh
Kelenjar hormon menghasilkan hormon yang melakukan sistem pengaturan tubuhsecara kimiawi.
Sifat-Sifat Hormon :
- Suatu chemical mesengger yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
- Disekresikan langsung ke dalam aliran darah
- Fungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam tubuh dan kontrol berbagai proses metabolisme (reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan; mempertahankan homeostatis; pengadaan, penggunaan dan penyimpanan energi)
- Kadarnya dalam sirkulasi darah dapat menggambarkan aktifitas dari kelenjar endokrin
- Memiliki organ atau jaringan target tertentu
- Bekerja secara spesifik pada organ, bagian tubuh tertentu atau aktivitas tertentu,misalnya insulin untuk mengatur kadar gula darah.
- Dihasilkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas tertentu dalam tubuh, misal jika tubuh kekurangan beberapa miligram hormon Somatotrophin maka pertumbuhan akan terhambat secara nyata
- Bekerja lambat, pengaruh hormon tidak spontan seperti pada pengaturan oleh syaraf. Seperti hormon Testoteron yang berpengaruh terhadap perkembangan kelamin skunder pria
- Sebagai senyawa kimia, hormon tidak dihasilkan setiap waktu. Hormon diproduksi hanya apabila dibutuhkan
- Berbentuk: amine, polipeptide/protein, steroid.
5. fungsi-fungsi hormon dalam tubuh
Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasarn yang jauh letaknya melalui darah. Untuk itu kita perlu mengetahui dan mengenal tentang hormon, baik itu pembagian, sekresi, dan peranannya dalam kehidupan, terutama dalam pengaruh perasaan.
6. pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada manusia
Gangguan Kelebihan Dan Kekurangan Hormon. HORMON mengontrol sejumlah fungsi esensial tubuh, termasuk aktivitas kimia sel-sel, pertumbuhan, keseimbangan garam dan cairan, perkembangan seksual, dan respon terhadap penyakit dan stres.
B. Saran
Hormon merupakan pesan kimia yang sangat penting dalam tubuh, oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang hormon. Makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan dalam memahami hormon.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon) diakses tanggal 28 Mei 2014
Anonim.(http://repository.usu.ac.id/bitstlream/123456789/3541/1/biokimia-mutiara2.pdf) diakses tanggal 28 Mei 2014
Anonim http://pararisfriends.wordpress.com/tag/mengenal-jenis-dan-klasifikasi-hormon-dalam-tubuh-manusia/ diakses tanggal 28 Mei 2014
Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.
Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper Ed. 27. Jsksrts : EGC.
S.Colby. 1999. Ringkasan Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran