Cinta Terlarang Elektron

Elektron duduk termenung, sesekali ia kayuhkan kedua kakinya agar ayunan bergerak perlahan. Ayunan yang sering disebut orbital merupakan tempat yang paling Elektron sukai. Jadi siapapun orang yang ingin menemukannya langsung saja menuju orbital. Walau demikian, tidaklah mudah untuk bertemu Elektron di sana. Tapi setidaknya orbitallah tempat kemungkinan Elektron melepaskan penatnya ketika ia berada di rumah atom.

“Mengapa aku selalu ingat Proton?” keluh Elektron seraya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.
“Apa yang salah dengan perasaan ini, tidak bolehkah aku tertarik padanya?” pertanyaan yang kesekian kalinya namun tak juga Elektron mengetahui jawabannya.
Elektron menatap jauh ke depan dan terhenti pada sebuah kamar yang biasa disebut nukleous. Tatapannya sarat dengan beban namun begitu tajam seakan ingin menembus dinding kamar dimana Proton berada.
“Seandainya aku adalah Neutron, pastilah hatiku sangat senang karena aku akan selalu dekat dengan Proton” gumannya lagi.
~ *** ~
Elektron tinggal di sebuah rumah mungil bersama dua saudara angkatnya. Para tetangga memanggil rumah mungil itu dengan sebutan atom. Elektron adalah anak tertua. Kelahirannya dibantu oleh om J.J Thomson pada tahun 1897. Semenjak dalam kandungan dia sering dipanggil dengan nama sinar katoda karena Elektron merupakan anak yang diperoleh melalui tabung sinar katoda dan perkembangannya selalu dipantau oleh om William Crookes. Setelah lahir, ia diberi nama Elektron seperti yang diinginkan om G.J Stoney. Beratnya ditimbang oleh om Robert Milikan ternyata hanya 9,11 x 10-28 gram.
Adiknya yang pertama bernama Proton. Kelahirannya dibantu oleh om E. Rutherford pada tahun 1906. Dia lebih gendut dibandingkan Elektron karena massanya 1837 kali dari massa Elektron yaitu 1,673 x 10-24 gram.

Pada tahun 1932, Elektron mempunyai adik kedua yang diberi nama Neutron. Om James Chadwick yang membantu kelahirannya. Dia hampir sama gendutnya dengan Proton karena massanya adalah 1,675 x 10-24 gram.
Walaupun mereka bersaudara dan tinggal bersama dalam rumah atom tetapi karakter ketiganya berbeda. Elektron paling tidak suka berada di dalam rumah. Baginya dunia terasa sempit jika hanya memandang tembok-tembok yang memisahkannya dengan dunia luar. Berkeliling di halaman rumah lebih mengasyikkan, Elektron dapat berjalan-jalan di taman, memandang bunga-bunga yang berkembang dan menghirup keharumannya. Saat pagi tiba, mentari akan menyusupkan kehangatannya sehingga Elektron semakin bersemangat untuk terus beraktifitas. Biasanya, Elektron akan bersepeda melalui lintasan yang disebutnya sebagai orbit. jika dia merasa lelah maka Elektron beristirahat dalam orbital. Keaktifan Elektron dianggap perilaku yang negatif oleh keluarganya.
Lain lagi dengan kedua adiknya, mereka lebih suka di dalam kamar. Kamar itu mereka sebut dengan nucleus karena itulah mereka berdua dinamakan nucleon. Walaupun begitu, Elektron tahu jika Proton terkadang tertarik dengan aktifitasnya. Sehingga mereka sering mencoba bertemu untuk saling berbagi hati. Sedangkan Neutron dia sangat cuek. Apapun yang terjadi di dalam rumah atom, dia netral-netral saja.
Bagi keluarga atom, sifat pendiam Proton merupakan sifat yang dianggap positif. Namun bagi Elektron, Proton mempunyai karisma yang membuatnya terlihat sempurna dibandingkan Neutron. Adanya perbedaan karakter antara Elektron dan Proton membuat mereka saling tertarik. ketertarikan inilah yang membuat beban bagi keduanya karena semestinya itu tidak ada.
~ *** ~
“Aku mohon Proton, cobalah kamu mengerti perasaanku” kata Elektron.
“Maaf Elektron, tanpa kau katakanpun aku tahu perasaanmu karena akupun merasa demikian, tapi itu tak mungkin” jawab Proton setengah tersedu menahan tangisnya.
“Jikalau kita bersatu, maka takkan ada rumah atom lagi” lanjut Proton lirih.

Elektron terdiam, dia paham sekali tak mungkin Proton meninggalkan nukleous. tapi ia juga tak mungkin menghapus ketertarikannya pada Proton dengan mudah, Mengacuhkannya saja membuat rasa menjadi gundah. Apalagi harus jauh darinya, pastilah rindu itu ada. Rindu pada perhatiannya, rindu pada cerita manjanya, rindu dengan tatapan penuh rasa rahasia yang dalam.
“Ya sudahlah, biarkanlah perasaan ini tetap ada, toch aku masih bisa memandangmu meski tak mampu bersamamu” ujar Elektron kemudian.
“Kamu tahu Proton, hanya kaulah yang sering datang dalam mimpiku dan memang hanya menjadi mimpiku….” lanjut Elektron menegaskan apa yang dirasakannya selama ini.
Keduanya kini terdiam, diam oleh ketidakberdayaan akan sebuah perasaan yang entah kapan hadir diantara keduanya. Namun mereka paham, kebahagiaan tidak selalu harus menjadi satu tetapi saling mengingatkan ketika salah, memotivasi ketika lelah, memberikan nasehat bijak ketika gundah, semoga semuanya menjadi ajang untuk ibadah. Dari perbedaan inilah yang akan menjadikan mereka dalam satu-kesatuan di rumah atom sehingga mereka dapat menempati posisi, tugas dan fungsinya masing-masing demi berputarnya dunia yang indah.

Makalah Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Dan Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Inti, Serta Kompetensi Dasar

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkanoleh Depertemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini senada dengan apa yang ditegaskan dalam pasal ! ayat 29 undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum 2013 ini diberlakukan sacara bertahap mulai tahun ajaran 2013-2014 melalui pelaksanaan terbatas, khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap melaksaanakannya. Pada Tahun Ajaran 2013/2014, Kurikulum 2013 dilaksanakan secara terbatas untuk kelas I dan IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’yah (SD/MI), Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Kelas X Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA/MAK). Pada Tahun Ajaran 2015/2016 diharapkan Kurikulum 2013 telah dilaksanakan di seluruh kelas X sampai Kelas XII.

Menjelang implementasi Kurikulum 2013, penyiapan tenaga guru dan tenaga kependidikan lainnya sebagai pelaksana kurikulum di lapangan perlu dilakukan. Sehubungan dengan itu, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMPK dan PMP), telah menyiapkan strategi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas.

Pada tahun 2013 pelatihan akan dilakukan bagi pengawas SD/SMP/SMA/SMK, kepala sekolah SD/SMP/SMA/SMK, dan guru Kelas I dan IV SD, guru Kelas VII SMP, dan guru Kelas X SMA/SMK. Guna menjamin kualitas pelatihan tersebut, maka BPSDMPK dan PMP telah menyiapkan 14 modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, sesuai dengan kelas, mata pelajaran dan jenjang pendidikan. Makalah ini diharapkan dapat membantu smua pihak menjalankan tugas dalam Pelatihan Implementsi Kurukulum 2013.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan konstribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

  1. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantnagn zaman yang selalu berubah.
  2. Manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.
  3. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan dari Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 dan KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, memberikan otonomi penuh kepada lembaga sekolah itu sendiri untuk mengmbangkan kurikulumnya sesuai kemampuan dan kesanggupan masing-masing. Sedangkan kurikulum 2013 mencoba kembali pada masa pemerintahan Soeharto, yaitu kurikulum dikendalikan oleh pemerintah atau bersentral pada pemerintah. Jadi, guru tidak disibukkan lagi dengan tugas harus membuat silabus dan RPP, karena guru harus lebih berfokus pada bagaimana proses pembelajaran dan transformasi ilmu bisa maksimal.

Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karaker harus melibatkan semua komponen (stakeholders), temasuk komponen-komponen sistem pendidikan itu sendiri. Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi pada jenjang pendidikan.

Karakter adalah gambaran tingkah laku yang dimiliki oleh seseorang yangmencerminkan nilai-nilai kehidupan dan melekat pada diri seseorang. Orang yang berkarakter memiliki berbagai dimensi misalnya, dimensi sosial, fisik, emosi, dan akademik. Jika disejajarkan dengan ranah Bloom, berarti manusia berkarakter memiliki ranah kognisi, afeksi, dan psikomotorik yang baik, ditambah dengan emosi, spiritual, ketahanan menghadapi masalah dan sosial.

Dengan demikian, perpaduan dua basis antara kompetensi dan karakter dalam kurikulum ini diharapkan siswa dapat meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak . Untuk mengefektifkan program pendidikan karakter dan meningkatkan kompetensi dalam kurikulum 2013 diperlukan koordinasi, komunikasi dan jalinan kerja antara sekolah, orang tua, dan pemerintah dalam semua sisi.

 

  1. Landasan dan Prinsip-Prinsip Kurikulum 2013

Dalam setiap pengembangan kurikulum pasti ada landasan-landasan yang digunakan. Berikut ini landasan-landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013.

  1. Landasan Filosofis

a)        Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.

b)        Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.

Dari sumber lain menjelaskan mengenai landasan filosofis kurikulum 2013 sebagai berikut:

a)         Pendidikan berakar pada budaya bangsa, kehidupan masa kini dan membangun landasan kehidupan masa depan.

b)        Pendidikan adalah proses pewarisan dan pengembangan budaya.

c)         Pendidikan memberikan dasar bagi untuk peserta didik berpartisipasi dalam membangun kehidupan masa kini.

d)        Pendidikan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.

e)         Pendidikan adalah proses pengembangan jati diri peserta didik.

f)         Pendidikan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang belajar.

  1. Landasan Yuridis

Secara yudiris, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yudiris di bidang pendidikan.

Landasan yudiris kurikulum adalah Pancasla dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

a)      RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang perubahan Metodelogi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.

b)      PP. No.19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.

c)      INPRES No. 1 tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya asing dan karakter bangsa.

Beberapa landasan yudiris dari Undang-undang sebagai berikut :

  1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
  2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
  3. UU No. 17 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan rencana pembangunan jangka menengah nasional
  4. Peraturan pemerintah ni. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
  5. Landasan Konseptual

a)      Relevansi Pendidikan

b)      Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Karakter

c)      Pembelajaran Kontekstual

d)     Pembelajaran Aktif

e)      Penilaian yang Valid, Utuh dan Menyeluruh

  1. Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. SKL mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005).

  1. Landasan Empiris

Berbagai perubahan telah terjadi di Indonesia. Kemajuan terjadi di beberapa sektor di Indonesia, namun di beberapa sektor lain khususnya pendidikan, Indonesia tetap tinggal di tempat, atau bahkan mundur. Hal-hal seperti ini menunjukan perlunya perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik dengan konten, namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga untuk berperan serta dalam membangun negara pada masa mendatang.

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu bersifat dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Namun demikian, perubahan dan pengembangan kurikulum harus dilakukan secara terarah dan tidak asal-asalan.

Kurikulum 2013 juga memiliki prinsip dalam pengembangannya. Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung dewasa ini, dalam pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

  1. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
  2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasin sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
  3. Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan pencapaian kompetensi.
  4. SKL dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan kebutuhan masyrakat, negara serta perkembangan global.
  5. SI dijabarkan dari SKL.
  6. Standar proses dijabarkan dari SI.
  7. Standar penilaian dijabarkan dari SKL, SI, dan Standar Proses.
  8. Standar Kompetensi Lulusan dijabarkan kedalam Standar Inti.
  9. Kompetensi Inti dijabarkan kedalam Kompetensi Dasar yang dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.
  10. Kurikulum Satuan Pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional, daerah, dan satuan pendidikan.
  11. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
  12. Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk.
  13. Proses belajar dengan pendidikan ilmiah (scientific approach) .

Untuk menunjang berjalannya sebuah kurikulum dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan tentunya juga sangat berkaitan dengan bagaimana jalannya proses pembelajaran. Pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan terdapat maka diperoleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan. Adapun 14 prinsip tersebut adalah:

  1. Dari siswa diberitahu menuju siswa mencari tahu.

Pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajaran aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk memberi tahu siswa karena itu materi pembelajaran tida disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajarn guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa tehadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam plaksanaan kurikulum 201 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu.

  1. Dari guru sebagai satu-stunya sumber belajar menjadi belajar belajar berbasis aneka sumber.

Pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti sumber informasi dari buku siswa, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk untuk materi tertentu siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.

  1. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah.

Pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat dapat diperluas dalam bentuk teks, desain program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan brkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.

  1. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi.

Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tatapi dari aktivitas dalam proses belajar yang dikembangkan dan dinilai dalam bentuk sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.

  1. Dari pembelajran parsial menuju pembelajaran terpadu, mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu.

Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa brsama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.

  1. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban multi dimensi.

Di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggal. Siswa melihat awan yang sama disebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat yang berjauhan, mereka akan melikiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.

  1. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif.

Pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta yang disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagramnya, teksnya yang membuat siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan pancra indra lainnya.

  1. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan kterampilan mental (softskills).

Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangkut perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membaca, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan juga bisa dalam bentuk aktivitas dalam bentuk menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai pendapat,dll.

  1. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang masa.

Ini memerlikan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang ringkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.

  1. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulado), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani).

Disini guru menempatan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan, memberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan menjadi teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh mengembangkan potensi dirinya secara optimal.

  1. Pembelajaran berlangsung dirumah, disekolah, dan masyarakat.

Karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.

  1. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan dimana saja adalah kelas.

Prinsip ini menandakan bahwa ruang belajar siswa tidak dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh kerena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.

  1. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran.

Disini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetensi siswa akan jomplang daripada siswa yang memperoleh pelajaran menggunakannya.

  1. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa

Cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan dirumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kolaborasi, dan biar siswa tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam kolaborasi kelompoknya.

 

  1. Komponen-Komponen Kurikulum 2013

pada hakikatnya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (UU Sisdiknas). Berangkat dari definisi itu, kurikulum tersebut setidaknya ada tiga komponen penting yang ada dalam kurikulum yaitu komponen tujuan pendidikan, komponen proses, dan komponen evaluasi.

Pada masa reformasi ini pendidikan lebih diarahkan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter unggul. Manusia Indonesia yang memiliki integritas ini tentu untuk merespon berbagai degradasi moral dan sosial seperti tindak korupsi yang semakin merajalela, penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajar, dan lain-lain. Selain tujuan pendidikan, kompnen lain yang harus ada dalam komponen kurikulum adalah proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran melibatkan banyak sub komponen seperti metode ataupun teknik pembelajaran, guru, buku ajaran, dan kelengkapan pembelajaran yang lain.

Komponen-komponen inilah yang secara sinergis menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Proses pembelajaran merupakan pusat segala upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional. Oleh sebab itu, seharusnya perhatian lebih dicurahkan kepada upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Namun perhatian sepertinya belum optimal terbukti dengan masih banyaknya sekolah dengan sarana dan prasarana seadanya saja. Sementara itu, komponen terakhir dalam kurikulum adalah evaluasi. Implementasi kurikulum perlu dievaluasi untuk melihat capaian yang telah terlaksana. Evaluasi merupakan proses review atas berbagai proses implementasi kurikulum.

 

  1. Implementasi Kurikulum 2013

Keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan tentang implementasi kurikulum diantaranya sebagai berikut :

Pasal 1

Implementasi kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtida’yah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2013/2014.

Pasal 2

(1)      Implementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK menggunakan pedoman implementasi yang mencakup:

a)         Pedoman penyusunan dan pengelolaan KTSP.

b)         Pedoman pengembangan muatan lokal.

c)         Pedoman kegiatan ekstrakurikuler.

d)        Pedoman umum pembelajaran, dan

e)         Pedoman evaluasi kurikulum.

Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah Provinsi dan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

  1. Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
  2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional.
  3. Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di provinsi terkait.
  4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.

 

Stratgi Implementasi Kurikulum terdiri atas :

  1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu :
  • Juli 2013 : kelas I, IV, VII, dan X
  • Juli 2014 : kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI
  • Juli 2015 : kelas I, II, III, IV , V, VI, VII, VIII, IX, X,XI, dan XII
  1. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dari tahun 2013-2015
  2. Pengembangan buku siswa dan peganggan guru dari tahun 2012-2015
  3. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari-Desember 2013
  4. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan : Juli 2013-2016

 

Dalam kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukankompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan.

Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategi untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum.

Membudayakan kurikulum dapat diartikan bahwa implementasi kurikulum termasuk dalam budaya sekolah, yang merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga sekolah, baik peserta didik, guru, kepala sekolah , maupun tenaga kependidikan lain.

 

  1. Inovasi Kurikulum 2013

Inovasi itu mempunyai makna pembaharuan yang berdekatan dengan perubahan atau perbaikan. Perubahan adalah pergeseran posisi, kedudukan, atau keadaan yang memungkinkan membawa kearah kebaikan.

Perbaikan kurikulum biasanya hanya mengenai satu atau beberapa aspek dari kurikulum, misalnya metode mengajar, alat peraga, buku pelajaran dengan tetap menggunakan kurikulum yang berlaku.

Perubahan kurikulum mengenai perubahan dasar-dasarnya baik mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara mencapai tujuan itu. Mengubah kurikulum berarti turut mengubah manusia yaitu guru, pembina pendidikan dan merek-merek yang mengasuh pendidikan. Itu sebabnya kurikulum dianggap sebagai perubahan sosial, suatu sosial change. Perubahan kurikulum, juga disebut pembaruan atau inovasi kurikulum, tentu saja bermaksud untuk mencapai perbaikan.

Perubahan atau pembaharuan kurikulum itu memiliki beberapa faktor atau komponen yang harus dilibatkan. Tidak mungkin perubahan kurikulum itu bisa berjalan baik tanpa diikuti oleh seluruh komponen sistem yang mendukung perubahan kurikulum itu. Inovasi atau pembaharuan kurikulum selama ini hampir dapat dipastikan berarti menstrukturisasikan kurikulum yang ada untuk diganti dengan yang baru, dengan perubahan yang sedemikian rupa sehingga struktur atau topik-topik, ruang lingkup materi, dan metode pembelajaran ikut diganti.

Dalam kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, asumsi merupakan paramater untuk menentukan tujuan dan kompetensi yang akan dispesifikasikan. Berdasarkan asumsi-asumsi kurikulum 2013, dalam implementasi kurikulum 2013 dilakukan penambahan beban belajar pada semua jenjang pendidikan sebagai berikut :

 

 

 

Beban belajar di SD/MI

Kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu dengan lama belajar untuk setiap jam belajarnya yaitu 40 menit.

Beban belajar di SMP/MTs

Dari semula 32 menjadi 38 jam untuk masing-masing kelas, dengan lama belajar untuk setiap jam belajarnya yaitu 40 menit.

Beban belajar SMA/MA

Kelas X menjadi 42 jam belajar, untuk kelas XI dan XII menjadi 44 jam belajar, dengan lama untuk setiap jam belajarnya yaitu 45 menit.

Kebijakan penambahan ini dimaksudkan agar guru memiliki waktu yang lebih leluasa untuk mengelola dan mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik atau mengembangkan proses pembelajaran aktif, kreatif, dan mengenangkan. Disamping penambahan jam pelajaran, dalam implementasi kurikulum 2013 juga rencananya akan dilakukan pendampingan, terutama pendampingan bagi guru-guru dalam melakukan pembelajaran tematik integratif.

Perbedaan esensial kurikulum 2013 dengan KTSP 2006 mengenai perubahan dan pengembangan kurikulum mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK) dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik mampu bersaing di masa depan, dalam konteks nasional maupun global. Perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 dapat dikaji perbedaannya dengan KTSP 2006 sebagaimana berikut.

Perbedaan kurikulum 2013 untuk sekolah dasar adalah:

  1. Tematik Integtatif

Pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan teman untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya.

  1. Enam Mata Pelajaran

Untuk sekolah dasar, saat ini ada sepuluh mata pelajaran yang diajarkan. Namun, dalam kurikulum 2013 mata pelajaran dipadatkan menjadi enam mata pelajaran.

  1. Pramukan sebagai Ekstra Kurikuler Wajib

Dalam kurikulum 2013, pramuka merupakan ekstra kurikuler wajib dan itu diatur dalam undang-undang. Pramuka ini menjadi ekstra kurikuler wajib pada satuan pendidikan sekolah dasar dan menengah, untuk berbagai jenjang pendidikan. Untuk meningkatkan layanan secara profesional, maka dalam implementasi pramuka kemendikbud bekerjasama dengan kemenpora.

  1. Bahasa Inggris Hanya Ekskul

Sebelum terjadi polemik mengenai bahasa Inggris di SD, yaitu bahasa Inggris akan dihapus dari kurikulum. Rencana penghapusan ini didasari oleh kekhawatiran akan membebani siswa dan memprioritaskan terhadap penguasaan bahasa Indonesia. Ternyata, dalam kurikulum 2013 ini, bahasa Inggris menjadi ekstra kurikuler bersama PMR, UKS, dan Pramuka.

  1. Belajar di Sekolah Lebih Lama

Penambahan jam pembelajaran merupakan isi dari perubahan kurikulum baru yang mulai diterapkan bulan Juli 2013 untuk anak-anak SD.

 

Selanjutnya adalah perbedaan esensial kurikulum SMP antara KTSP 2006 dan kurikulum 2013.

 

KTSP 2006 Kurikulum 2013
Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu. Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi
Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendirian Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain
Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat lomunikasi
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang berbeda Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama, yaitu pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba dan menalar
TIK adalah mata pelajaran sendiri TIK merupakan serana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata pelajaran yang lain

 

Adapun perbedaan esensial kurikulum SMA/SMK dapat dilihat dalam tabel berikut:

KTSP 2006 Kurikulum 2013
Mata pelajaran tertentu mendukung kompentensi tertentu Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi
Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompentensi dasar sendirian Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain
Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang berbeda Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama, yaitu pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, dan pendalaman minat.
SMA ada penjurusan sejak kelas XI Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, peminatan, antar minat, dan pendalaman minat.
SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar-dasar, pengetahuan, keterampilan, dan sikap
Penjurusan di SMK sangat detail

(sampai keahlian)

Penjurusan di SMK tidak terlalu detail, di dalamnya terdapat pengelompokan peminatan dan pendalaman

Untuk menghadapi perbedaan-perbedaan tersebut, dilakukan langkah penguatan tata kelola dengan cara menyiapkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Buku pendoman pembelajaran yang terdiri dari buku guru dan buku siswa.
  2. Guru dilatih untuk memahami pendayagunaan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat dimanfaatkan.
  3. Pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah terhadap pelaksanaan pembelajaran.

Makalah Perkembangan Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Pengertian Kurikulum

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum mencerminkan falsafah hidup bangsa, ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan itu kelak akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung/selalu mengalami perubahan antara lain akibat dari kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi. Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut, sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut.

Kurikulum dapat (paling tidak sedikit) meramalkan hasil pendidikan/pengajaran yang diharapkan karena ia menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Hasil pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui dengan segera atau setelah peserta didik menyelesaikan suatu program pendidikan.Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan sebab tidak ada satu kurikulum yang sesuai dengan sepanjang masa, kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang senantiasa cenderung berubah.

Perubahan kurikulum dapat bersifat sebagian (pada kompoenen tertentu), tetapi dapat pula bersifat keseluruhan yang menyangkut semua komponen kurikulum. Perubahan kurikulum menyangkut berbagai faktor, baik orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan faktor-faktor penunjang dalam pelaksanaan pendidikan.Sebagai konsekuensi dari perubahan kurikulum juga akan mengakibatkan perubahan dalam operasionalisasi kurikulum tersebut, baik dapat orang yang terlibat dalam pendidikan maupun faktor-faktor penunjang dalam pelaksannaan kurikulum.

Pembaharuan kurikulum perlu dilakukan mengingat kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan harus menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat yang senantiasa berubah dan terus berlangsung.

Pembaharuan kurikulum biasanya dimulai dari perubahan konsepsional yang fundamental yang diikuti oleh perubahan struktural. Pembaharuan dikatakan bersifat sebagian bila hanya terjadi pada komponen tertentu saja misalnya pada tujuan saja, isi saja, metode saja, atau sistem penilaiannya saja. Pembaharuan kurikulum bersifat menyeluruh bila mencakup perubahan semua komponen kurikulum.

Menurut Sudjana pada umumnya perubahan struktural kurikulum menyangkut komponen kurikulum yakni.

  1. Perubahan dalam tujuan. Perubahan ini didasarkan kepada pandangan hidup masyarakat dan falsafah bangsa. Tanpa tujuan yang jelas, tidakaakan membawa perubahan yang berarti, dan tidak ada petunjuk ke mana pendidikan diarahkan.
  2. Perubahan isi dan struktur. Perubahan ini meninjau struktur mata pelajaran -mata pelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk isi dari setiap mata pelajaran. Perubahan ini dapat menyangkut isi mata pelajaran, aktivitas belajar anak, pengalaman yang harus diberikan kepada anak, juga organisasi atau pendekatan dari mata pelajaran-mata pelajaran tersebut. Apakah diajarkan secara terpisah-pisah (subject matter curriculum), apakah lebih mengutamakan kegiatan dan pengalaman anak (activity curriculum)atau diadakan pendekatan interdisipliner (correlated curriculum) atau dilihat proporsinya masing-masing jenis ; mana yang termasuk pendidikan umum, pendidikan keahlian, pendidikan akademik dan lain-lain.
  3. Perubahan strategi kurikulum. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan kurikulum itu sendiri yang meliputi perubahan teori belajar mengajar, perubahan sistem administrasi, bimbingan dan penyuluhan, perubahan sistem penilaian hasil belajar.
  4. Perubahan sarana kurikulum. Perubahan ini menyangkut ketenagaan baik dari segi kualitas dan kuantititas, juga sarana material berupa perlengkapan sekolah seperti laboraturium, perpustakaan, alat peraga dan lain-lain.
  5. Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum. Perubahan ini menyangkut metode/cara yang paling tepat untuk mengukur/menilai sejauh mana kurikulum berjalan efektif dan efesien, relevan dan produktivitas terhadap program pembelajaran sebagai suatu system dari kutikulum.

 

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

`Lebih spesifik, Herliyati (2008) menjelaskan bahwa setelah Indonesia merdeka dalam pendidikan dikenal beberapa masa pemberlakuan kurikulum yaitu kurikulum sederhana (1947-1964), pembaharuan kurikulum (1968 dan 1975), kurikulum berbasis keterampilan proses (1984 dan 1994), dan kurikulum berbasis kompetensi (2004 dan 2006).

 

  1. Kurikulum Berbasis Kompetensi dan KTSP(2004/2006)

 

Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian tujuan (1975-1994) berimpilkasi pada penguasaan kognitif lebih dominan namun kurang dalam penguasaan keterampilan (skill). Sehingga lulusan pendidikan kita tidak memiliki kemampuan yang memadai terutama yang bersifat aplikatif, sehingga diperlukan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan kompetensi secara holistik.

Kemampuan secara holistik ini sejalan dengan perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruhperubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sertaseni dan budaya. Perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunyaperbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulumuntuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikandiri dengan perubahan zaman.Untuk itu upaya peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secaramenyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesiaseutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlaq, budi pekerti, pengetahuan,keterampilan, seni, olah raga, dan perilaku.

Pengembangan aspek-aspektersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup(life skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didikuntuk bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang.dengan demikian peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, danjati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau pelatihan yangdilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.Penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan peserta didik yangdimaksudkan itu telah diamanatkan dalam kebijakan-kebijakan nasionalsebagai berikut.

 

 

1. Perubahan keempat UUD 1945 Pasal31 tentang Pendidikan.

2. Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004.

3. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

4. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang OtonomiDaerah

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Daerah sebagai Daerah Otonom, yangantara lain menyatakan pusat berkewenangan dalam menentukan:kompetensi siswa; kurikulum dan materi pokok; penilaian nasional;dan kalender pendidikan.

Pemerintah dan Daerah sebagai Daerah Otonom, yangantara lain menyatakan pusat berkewenangan dalam menentukan:kompetensi siswa; kurikulum dan materi pokok; penilaian nasional;dan kalender pendidikan.

 

  1. Kurikulum Berbasis Kompetensi

 

Kurikulum 2004 lebih populer dengan sebutan KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi). Lahir sebagai respon dari tuntutan reformasi, diantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan.j pendidikan nasional.

KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi dimaknai sebagai perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir, dan bertindak. Seseorang telah memiliki kompetensi dalam bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.

Kompetensi mengandung beberapa aspek, yaitu knowledge, understanding, skill, value, attitude, dan interest. Dengan mengembangkan aspek-aspek ini diharapkan siswa memahami, mengusai, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari materi-materi yang telah dipelajarinya. Adapun kompentensi sendiri diklasifikasikan menjadi: kompetensi lulusan (dimilik setelah lulus), kompetensi standar (dimiliki setelah mempelajari satu mata pelajaran), kompetensi dasar (dimiliki setelah menyelesaikan satu topik/konsep), kompetensi akademik (pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan persoalan), kompetensi okupasional (kesiapan dan kemampuan beradaptasi dengan dunia kerja), kompetensi kultural (adaptasi terhadap lingkungan dan budaya masyarakat Indonesia), dan kompetensi temporal (memanfaatkan kemampuan dasar yang dimiliki siswa.

 

  1. Pengertian

 

Secara umum kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sedangkan Kurkikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai pebelajar, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2002:3). Kerangka dasar KBK dapat digambarkan sebagai berikut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Kompetensi Utama

 

Mengacu pada kompetensi yang dikembangkan Anderson dan Krathwhol (2001:ii), maka Kompetensi Utama dapat dikelompok menjadi 4 (empat) gugus, yaitu: 1) factual knowledge, 2) conceptual knowledge, 3) procedural knowledge, dan 4) metacognitive knowledge. Factual knowledge menyangkut pengetahuan tentang fitur-fitur dasar yang harus diketahui oleh pebelajar dalam sebuah disiplin keilmuan dan dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Jenis kompetensi ini terdiri dari dua, yaitu: pengetahuan tentang terminologi, dan 2) pengetahuan tentang detil spesifik (specific details) dan fiturfitur dasar (basic elements). Conceptual knowledge meliputi kompetensi yang menunjukkan pemahaman tata hubungan antar fitur dasar dalam suatu struktur yang lebih luas dan yang memungkinkan berfungsinya fitur-fitur tersebut. Termasuk ke dalam kompetensi ini adalah:1) pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, 2) pengetahuan tentang prinsi-prinsip kerja dan generalisasinya, 3) pengetahuan tentang teori, model, paradigma dan struktur dasar.

Procedural knowledge meliputi pengetahuan dan pemahaman bagaimana melakukan sesuatu (technical know how), metode inkuiri, dan kriteria dalam menggunakan keterampilan, algotima, teknik, dan metode. Termasuk dalam kompetensi ini, yaitu: 1) pengetahuan tentang keterampilan khusus (subject-specific skills) dan perhitungan-perhitungan (algorithm), 2) pengetahuan tentang teknik dan metode khusus (subject-specific techniques and methods), 3) pengetahuan tentang kriteria penggunaan sebuah prosedur yang tepat. Dan, metacognitive knowledge merupakan kompetensi yang menyangkut tentang pengetahuan terhadap kognisi secara umum dan kesadaran serta memahami kognisi diri sendiri. Kompetensi ini meliputi 3 hal, yaitu: 1) pengetahuan strategis, 2) pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, termasuk pengetahuan tentang kontekstualitas dan kondisi khusus, dan 3) pengetahuan tentang diri sendiri.

Ke-empat gugus kompetensi utama tersebut perlu dijembatani dengan lima unsur pokok yang diamanatkan dalam Kepmen 045/U/2002, yaitu: Pengembangan kepribadian (MK), pengembangan keahlian dan keterampilan (MKK), pengemabngan keahlian berkarya (MKB), pengembangan perilaku berkarya (PPB), dan pengembangan berkehidupan bermasyarakat (PBB).

  1. Keunggulan KBK

 

Beberapa keunggulan KBK dibandingkan kurikulum 1994 adalah :

  1. KBK yang dikedepankan Penguasaan materi Hasil dan kompetenasiParadigma pembelajaran versi UNESCO: learning to know,learning to do, learning to live together, dan learning to be.
  2. Silabus ditentukan secara seragam, peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenagan guru.
  3. Jumlah jam pelajaran 40 jam per minggu 32 jam perminggu, tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa dikurangi.
  4. Metode pembelajaran Keterampilan proses dengan melahirkan metode pembelajaran PAKEM dan CTL,
  5. Sistem penilaian Lebih menitik beratkan pada aspek kognitif, penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan penekanan penilaian berbasis kelas.
  6. KBK memiliki empat komponen, yaitu kurikulum dan hasil belajar (KHB), penilaian berbasis kelas (PBK), kegiatan belajar mengajar (KBM), dan pengelolaan kurikulum berbasis sekolah (PKBS). KHB berisi tentang perencaan pengembangan kompetensi siswa yang perlu dicapai secara keseluruhan sejak lahir sampai usia 18 tahun. PBK adalah melakukan penilaian secara seimbang di tiga ranah, dengan menggunakan instrumen tes dan non tes, yang berupa portofolio, produk, kinerja, dan pencil test. KBM diarahkan pada kegiatan aktif siswa dala membangun makna atau pemahaman, guru tidak bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi sebagai motivator yang dapat menciptakan suasana yang memungkinkan siswa dapat belajar secara penuh dan optimal.

 

  1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

 

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP.

 

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang memuat.

  • Kerangka dasar dan struktur kurikulum,
  • Beban belajar,
  • Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan
  • Kalender pendidikan.

 

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

 

Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP dimana panduan tersebut berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tersebut dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/ karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

 

1. Tujuan diadakannya KTSP

Terdapat beberapa tujuan mengapa pemerintah memberlakukan KTSP pada setiap jenjang pendidikan. Tujuan tersebut dijabarkan sebagai berikut : Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikandan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.

Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah.

  1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
  2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
  3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai

KTSP perlu diterapkan pada satuan pendidikan berkaitan dengan tujuh hal berikut :

a)      Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya.

b)      Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan.

c)      Pengambilan keputusan lebih baik dilakukan oleh sekolah karena sekolah sendiri yang paling tahu yang terbaik bagi sekolah tersebut.

d)     Keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum dapat menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.

e)      Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikannya masing-masing. (f) Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain dalam meningkatkan mutu pendidikan.

f)       Sekolah dapat merespon aspirasi masyarakatdan lingkungan yang berubah secara cepat serta mengakomodasikannya dengan KTSP.

Adapun prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006 sebagaimana dikutip dari Mulyasa (2006: 151-153) adalah sebagai berikut.

i.            Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.Pengembangan kurikulum didasarkan atas prinsip bahwa peserta didik adalah sentral proses pendidikan agar menjadi manusia yang bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, serta warga negara yang demokratis sehingga perlu disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan lingkungan peserta didik.

ii.            Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman peserta didik, kondisi daerah dengan tidak membedakan agama, suku, budaya, adat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu.

iii.            Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.Kurikulum dikembangkan atas kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis.

iv.            Relevan dengan kebutuhan.

v.            Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan relevansi pendidikan tersebut dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja.

vi.            Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

vii.            Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

  1. Seimbang antara kepentingan global, nasional, dan lokal.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan masyarakat.

 

 

 

 

2. Komponen KTSP

 

Secara garis besar, KTSP memiliki enam komponen penting sebagai berikut.

 

a. Visi dan misi satuan pendidikan

Visi merupakan suatu pandangan atau wawasan yang merupakan representasi dari apa yang diyakini dan diharapkan dalam suatu organisasi dalam hal ini sekolah pada masa yang akan datang.

b. Tujuan pendidikan satuan pendidikan

Tujuan pendidikan satuan pendidikan merupakan acuan dalam mengembangkan KTSP. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan untuk pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

c. Kalender pendidikan

Dalam penyusunan kalender pendidikan, pengembang kurikulum harus mampu menghitung jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi peserta didik, dan menyesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki peserta didik.

d. Struktur muatan KTSP

Struktur muatan KTSP terdiri atas.

1) Mata pelajaran

2) Muatan lokal

3) Kegiatan pengembangan diri

4) Pengaturan beban belajar

5) Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan

6) Pendidikan kecakapan hidup

7) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

 

 

 

 

e. Silabus

 

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.

f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.

 

3. Perbandingan Kurikulum 2004 dengan Kurikulum 2006

 


 

ASPEK KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006
 

Landasan Hukum

 

  • Tap MPR/GHBN tahun 1999-2004
  • UU Nomor 20/1999-pemerintahan daerah
  • UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian diganti dengan UU No. 20/2003
  • PP No. 25 Tahun 2000 tentang pembagian kewenangan

 

 

  • UU No. 20/2003 – Sisdiknas
  • PP No. 19/2005 – SPN
  • Permendiknas No. 22/2006 – Standar Isi
  • Permendiknas No. 23/2006 – Standar Kompetensi Lulusan

 

 

Implementasi /Pelaksanaan

Kurikulum

 

  • Bukan dengan Keputusan/ Peraturan Mendiknas RI
  • Keputusan Dirjen Dikdasmen No.399a/C.C2/Kep/DS/2004 Tahun 2004.

 

 

  • Peraturan Mendiknas RI No. 24/2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri No. 22 tentang SI dan No. 23 tentang SKL

 

   

  • Keputusan Direktur Dikme-num No. 766a/C4/MN/2003 Tahun 2003, dan No. 1247a/ C4/MN/2003 Tahun 2003.

 

 
 

Ideologi Pendidik-

an yang Dianut

 

  • Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif

 

 

  • Liberalisme Pendidikan : terciptanya SDM yang cerdas, kompeten, profesional dan kompetitif

 

 

Sifat (1)

 

  • Cenderung Sentralisme Pendidikan : Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara rinci; Daerah/Sekolah hanya melaksanakan

 

 

  • Cenderung Desentralisme Pendidikan : Kerangka Dasar Kurikulum disusun oleh Tim Pusat; Daerah dan Sekolah dapat mengembangkan lebih lanjut.

 

 

 

Sifat (2)

 

 

  • Kurikulum disusun rinci oleh Tim Pusat (Ditjen Dikmenum/ Dikmenjur dan Puskur)

 

 

  • Kurikulum merupakan kerangka dasar oleh Tim BSNP

 

Pendekatan

 

 

  • Berbasis Kompetensi
  • Terdiri atas : SK, KD, MP dan Indikator Pencapaian

 

 

  • Berbasis Kompetensi
  • Hanya terdiri atas : SK dan KD. Komponen lain dikembangkan oleh guru

 

 

Struktur

 

 

  • Berubahan relatif banyak dibandingkan kurikulum sebelumnya (1994 suplemen 1999)
  • Ada perubahan nama mata pelajaran
  • Ada penambahan mata pelajaran (TIK) atau penggabungan mata pelajaran (KN dan PS di SD)

 

 

  • Penambahan mata pelajaran untuk Mulok dan Pengem-bangan diri untuk semua jenjang sekolah
  • Ada pengurangan mata pelajaran (Misal TIK di SD)
  • Ada perubahan nama mata pelajaran
  • KN dan IPS di SD dipisah lagi
  • Ada perubahan jumlah jam pelajaran setiap mata pelajaran

 

 

Beban Belajar

 

 

  • Jumlah Jam/minggu :
  • SD/MI = 26-32/minggu
  • SMP/MTs = 32/minggu
  • SMA/SMK = 38-39/minggu
  • Lama belajar per 1 JP:

 

 

  • Jumlah Jam/minggu :
  • SD/MI 1-3 = 27/minggu
  • SD/MI 4-6 = 32/minggu
  • SMP/MTs= 32/minggu

 

   

  • SD = 35 menit
  • SMP = 40 menit
  • SMA/MA = 45 menit

 

 

  • SMA/MA=38-39/minggu
  • Lama belajar per 1 JP:
  • SD/MI = 35 menit
  • SMP/MTs = 40 menit
  • SMA/MA = 45 menit

 

 

 

Pengembangan Kurikulum lebih lanjut

 

  • Hanya sekolah yang mampu dan memenuhi syarat dapat mengembangkan KTSP.
  • Guru membuat silabus atas dasar Kurikulum Nasional dan RP/Skenario Pembelajaran.

 

 

  • Semua sekolah /satuan pendidikan wajib membuat KTSP.
  • Silabus merupakan bagian tidak terpisahkan dari KTSP.
  • Guru harus membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

 

 

 

Prinsip Pengembangan

Kurikulum

 

  • Keimanan, Budi Pekerti Luhur,

dan Nilai-nilai Budaya

  • Penguatan Integritas Nasional
  • Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika
  • Kesamaan Memperoleh Kesempatan
  • Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi
  • Pengembangan Kecakapan Hidup
  • Belajar Sepanjang Hayat
  • Berpusat pada anak
  • Pendekatan Menyeluruh dan Kemitraan
 

  • Berpusat pada potensi,perkembangan,kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
  • Beragam dan terpadu.
  • Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni
  • Relevan dengan kebutuhan kehidupan
  • Menyeluruh dan berkesinam-bungan
  • Belajar sepanjang hayat
  • Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

 

Prinsip

Pelaksanaan

Kurikulum

Tidak terdapat prinsip pelaksanaan kurikulum

 

  • Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
  • Penegakkan lima pilar belajar:
  • belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
  • belajar untuk memahami dan menghayati,
  • belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
  • belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain,
  • belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembela-jaran yang efektif, aktif, kreatif & menyenangkan.

 

 

 

Pedoman Pelaksanaan

Kurikulum

 

  • Bahasa Pengantar
  • Intrakurikuler
  • Ekstrakurikuler
  • Remedial, pengayaan, akselerasi
  • Bimbingan & Konseling
  • Nilai-nilai Pancasila
  • Budi Pekerti
  • Tenaga Kependidikan
  • Sumber dan Sarana Belajar
  • Tahap Pelaksanaan
  • Pengembangan Silabus
  • Pengelolaan Kurikulum

 

 

 

  • Tidak terdapat pedoman pelaksanaan kurikulum seperti pada Kurikulum 2004.

 

enzim

BAB II

ISI

 

       I.            Pengertian Enzim

Enzim atau fermen (dalam bahasa yunani, en = di dalam dan zyme = ragi) adalah senyawa organik yang tersusun atas protein, dihasilkan oleh sel, dan berperan sebagai biokatalisator dalam reaksi kimia. Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi  dalam suatu reaksi kimia. Hampir semua enzim merupakan protein.

Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu.

Pada reaksi yang dikatalisasi oleh enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.

Dari hasil penelitian para ahli biokimia ternyata banyak enzim mempunyai gugus bukan protein (kofaktor), jadi termasuk golongan protein majemuk. Enzim semacam ini (holoenzim) terdiri atas protein (apoenzim) dan suatu gugus bukan protein (kofaktor). Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein, dan merupakan bagian yang paling utama dari enzim. Kofaktor ada yang terikat kuat pada protein (protestik), ada pula yang tidak begitu kuat ikatannya (koenzim). Sebagai contoh enzim katalase terdiri atas protein dan ferriprotorfirin. Ada juga enzim yang terdiri dari protein dan logam, misalnya askorbat oksidase adalah protein yang mengikat tembaga.

 

    II.            Ciri-CiriEnzim

Enzim adalah senyawa protein yang bertindak sebagai biokatalisator yang artinya senyawa tersebut mampu mempercepat reaksi kimia , tetapi zat itu sendiri tidak ikut bereaksi. Contoh :saat amilase mempercepat reaksi perombakan amilum, amilase tidak bereaksi dengan substrat menjadi bentuk lain (bentuknya tetap), sehingga amilase dapat berfungsi kembali.  Enzim uga memiliki cirri-ciri lain yaitu :

  1. Enzim bekerja spesifik ,artinya tidak dapat bekerja pada semua substrat , tetapi hanya bekerja pada substrat tertentu saja. Enzim tertentu hanya mengkatalis reaksi kimia tertentu saja. Contoh: Enzim ptialin mengkatalis reaksi pengubahan zat tepung menjadi maltosa, enzim katalse hanya bekerja pada substrat H2O2(Hidrogen Peroksida), enzim maltase hanya dapat memecah maltosa menjadi glukosa saja.
  2. Enzim berupa koloid , artinya dalam larutan enzim membentuk suatu koloid.
  3. Enzim bersifat termolabil , artinya aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu rendah , kerja enzim akan lambat. Semakin tinggi suhu , reaksi kimia yang dipengaruhi enzim semakin cepat. Namun , jika suhu terlalu tinggi maka enzim akan terdenaturasi.
  4. Kerja enzim bersifat bolak- balik( reversible ) , artinya enzim dapat mengkatalis reaksi maju maupun reaksi kebalikannya. Dengan demikian, enzim tidak mempengaruhi arah  suatu reaksi. Enzim dapat membentuk senyawa baru maupun menguraikan suatu senyawa baru tersebut menjadi senyawa lain. Contoh: enzim lipase mengubah gliserol dan asam lemak menjadi lemak. Enzim lipase juga dapat mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak.

 

  1. Sifat-Sifat Enzim
  2. Enzim adalah Protein

Sebagai protein enzim memiliki sifat seperti protein, yaitu sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, seperti suhu, pH, konsentrasi substrat). Jika lingkungannya tidak sesuai, maka enzim akan rusak atau tidak dapat bekerja dengan baik.

  1. Bekerja secara khusus/spesifik

Setiap enzim memiliki sisi aktif yang sesuai hanya dengan satu jenis substrat, artinya setiap enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat yang cocok dengan sisi aktifnya.

  1. Berfungsi sebagai katalis

Meningkatkan kecepatan reaksi kimia tanpa merubah produk yang diharapkan tanpa ikut bereaksi dengan substratnya, dengan demikian energi yang dibutuhkan untuk menguraikan suatu substrat menjadi lebih sedikit.

  1. Diperlukan dalam jumlah sedikit

Reaksi enzimatis dalam metabolisme hanya membutuhkan sedikit sekali enzim untuk setiap kali reaksi.

  1. Bekerja bolak-balik

Enzim tidak mempengaruhi arah reaksi, sehingga dapat bekerja dua arah (bolak-balik). Artinya enzim dapat menguraikan substrat menjadi senyawa sederhana, dan sebaliknya enzim juga dapat menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.

 

  1. Tata Nama Enzim
  2. Berdasarkan substrat,ditambah dengan akhiran –ase

Contoh :

Nama Substrat Nama Enzim
Protein Proteinase
Lipid Maltalase
Maltosa Maltase

 

Enzim laktase yaitu enzim yang mengkatalisis penguaraian laktosa menjadi glukosa

dan galaktosa

C12H22O11                     C6H12O6 + C6H12O6

Contoh yang lain adalah Amilase, yaitu enzim yang menguraikan amilum (suatu

polisakarida) menjadi maltosa ( suatu disakarida).

2 (C6H10O5)n + n H2O                  n C12H22O11

Maltase, yaitu enzim yang menguraikan maltosa menjadi glukosa

C12H22O11 + H20                   2 C6H12O6

 

  1. Berdasarkan tipe reaksinya, ditambah dengan akhiran –ase

Contoh :

Nama Reaksi Nama Enzim
Reduksi Reduktase
Oksidasi Oksidase
Pelepasan Karbondioksida Dekarboksilase
Pelepasan Hidrogen Dehidrogenase

 

    V.            Penggolongan Enzim

Berikut ini beberapa penggolongan enzim :

Tabel Penggolongan Enzim

 

 

 

 

 

 

 

 

No Nama Enzim Tipe Reaksi yang Dikatalisis Contoh
Oksidoreduktase Transfer elektron Alkohol dehidrogenase
Transferase Transfer gugus fungsi Heksokinase
Hidrolase Reaksi hidrolisis Tripsin
Liase Pemutusan ikatan C-C, C-O, C-N, membentuk ikatan rangkap Piruvat dekarboksilase
Isomerase Pemindahan gugus di dalam molekul, membentuk isomer Maleat isomerase
Ligase (sintetase) Pembentukan ikatan Piruvat karboksilase

 

  1. Enzim Oksidoreduktase

Merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi reduksi. Oksidoreduktase (bahasa Inggris: acceptor reductase) adalah keluarga enzim EC.1 sebagai katalisator reaksi oksido-reduksi. Substrat yang teroksidasi biasanya merupakan senyawa pendonor elektron atau hidrogen. Nama lain oksidoreduktase adalah dehidrogenase atau oksidase ketika senyawa akseptor reaksi berupa oksigen.Pada umumnya golongan enzim ini bekerja dengan NADP dan NAD+ sebagai kofaktor. Enzim Oksidoreduktase adalah enzim yang berfungsi untuk memediai suatu reaksi oksidasi-reduksi di tubuh yang terdiri dari dua jenis, yakni:

1. Electron Carrier (Pembawa elektron). Suatu enzim oksidoreduktase digolongkan ke dalam kelompok ini jika dalam memediai reaksi redoks, hanya terjadi secara outersphere sehingga tidak terjadi perubahan stabilitas ligan-ligan yang besar selama reaksinya. Hal ini terjadi jika koordinasi ion pusat penuh (tidak terdapat keadaan entatic) sehingga enzim tidak pernah ketempatan substrat, yakni hanya memediai reaksi redoks dengan cara transfer elektron pada orbital t2g-nya. Contoh enzim jenis ini adalah kompleks sitokrom c, feredoksin (suatu kluster 2Fe-2S), dan plastosianin.

2. Pusat Reaksi Redoks. Suatu enzim oksidoreduktase digolongkan ke dalam kelompok ini jika dalam memediai reaksi redoks terjadi secara innersphere sehingga terjadi perubahan stabilitas yang besar pada ligan-ligan selama reaksinya. Enzim yang bertindak sebagai pusat reaksi redoks memberikan tempat fisik untuk terjadinya reaksi redoks yang melibatkan pemutusan dan penyambungan ikatan ligan (biasanya melibatkan orbital eg). Oleh karena itu, gangguan stabilitas ligan-ligan yang ditimbulkan besar. Ada pula jenis enzim ini yang berada dalam entatic state. Entatic state adalah bentuk senyawa kompleks yang tidak stabil karena mempunyai koordinasi kosong tetapi bentuk tidak stabil ini dipertahankan. Bentuk tidak sabil ini dapat dipertahankan jika salah satu ligan yang terikat pada senyawa kompleks ini memiliki bentuk molekul yang sangat besar sehingga memberikan efek sterik besar yang mencegah ligan terakhir ion pusat senyawa kompleks ini diisi oleh ligan luar selain ligan substrat yang sesuai. Contoh enzim jenis ini adalah hemoglobin (sitokrom b), sitokrom P450, dan peroksidase.

mengkatalisa reaksi oksidasi dan reduksi, misalnya alkohol : oksidoreduktase NAD mengkatalisa oksidasi alkohol menjadi aldehid. Enzim ini melepaskan 2 buah elektron seperti 2 buah hidrogen dari alkohol untuk menghasilkan aldehid.

  • Subkelas oksidoreduktase:

1. Oksidase, memindahkan 2 elektron dari donor ke oksigen, biasanya menyebabkan pembentukan peroksida hidrogen,

2. Oksigenase, mengkatalisa penggabungan ke dua atom oksigen kedalam suatu substrat tunggal.

3. Hidroksilase, menggabungkan sebuah atom molekul oksigen kedalam substrat; oksigen yang kedua timbul seperti air.

4. Peroksidase, mempergunakan peroksida hidrogen selain dari oksigen sebagai oksidan, peroksida NADH mengkatalisa reaksi

  1. Katalase, unik didalam peroksida hidrogen kerja baik sebagai donor maupun akseptor. Kakatalase berfungsi didalam sel untuk mendetoksifikasikan peroksida hidrogen.

 

 

  1.      Enzim Transperase

Enzim Transferase merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi pemindahan gugus. Enzim Transferase, Enzim ini terlibat dalam memindahkan grup fungsional antara donor dengan akseptor. Amino, acyl, fosfat, satu karbon dan grup glikosil adalah salah satu dari 2 bagian sama besar yang ditransfer.

1. Aminotransferase (transaminase), mentransfer grup amino dari satu asam amino ke akseptor asam keto, dengan menghasilkan pembentukan asam amino yang baru dan asam keto yang baru

2. Kinase, enzim yang memfosforilasi yaitu mengkatalisa pemindahan grup fosforil dari ATP atau trifosfat nukleotida lainnya ke alkohol atau akseptor grup amino, misalnya glukokinase.

3. Glukosiltransferase, mengkatalisa transfer residu gluykosil yang aktif ke sebuah glikogen primer. Ikatan fosfosester didalam disfosfoglukosa uridin adalah labil, yang menyebabkan glukosa berpindah ke glikogen primer yang sedang berkembang.

  1.     Enzim hidrolase

Merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis. Enzim Hidrolase, Sebagai satu kelas khusus dari transferase dimana grup donor tertransfer ke air. Reaksi yang sama rata melibatkan pemotongan ikatan peptida.

1. Esterase : enzim yang memecah ikatan ester dengan cara hidrolisis

2. Lipase : enzim yang memecah ikatan ester pada lemak sehingga terjadi asam lemak dan gliserol.

3. Fosfatase :enzim yang dapat memecah ikatan fosfat pada suatu senyawa.

4. Amilase : enzim yang dapat memecah ikatan-ikatan pada amilum sehingga terbentuk maltosa.

5. Proteolitik atau Protease atau Peptidase : enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi pemecahan molekul protein dengan cara hidrolisis.

  1.      Enzim Liase

Enzim liase merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi eliminasi non oksidasi dan non hidrolisis suatu gugus dari subtrat sehingga terbentuk ikatan ganda. Enzim Liase, adalah enzim yang menambah atau menghilangkan unsur air, amonia atau CO2.

1. Dekarboksilase menghilangkan unsur CO2 dari asam keto alfa, beta atau asam amino.

2. Dehidratase menghilangkan unsur H2O dalam sebuah reaksi dehidrasi. Dehidratase sitrat mengubah sitrat menjadi cis-akoninat.

3. Aldolase adalah bekerja pada reaksi pemecahan molekul fruktosa 1,6 difosfat menjadi dua molekul triosa yaitu dihidroksi aseton fosfat gliseraldehida-3-fosfat.

4. L malat hidroliase (fumarase) yaitu enzim yang mengkatalisis reaksi pengambilan air dari malat sehingga dihasilkan fumarat.

  1.     Enzim Isomerase

Enzim isomerase merupakan kelompok enzim yang mengkatasis reaksi pengubahan struktur molekul sehingga membentuk suatu isomer. Enzim Isomerase, enzim dari kelompok yang sangat heterogen mengkatalisa isomerase beberapa jenis. Diantaranya cis-trans, keto-enol dan interkonversi (perubahan bentuk) aldose-ketose. Isomerase yang mengkatalisa pembalikan karbon Asimetrik terjadi pada epimerase atau recemase. Mutase melibatkan transfer intramolekul pada suatu kelompok seperti fosforil. Transfer tidak perlu langsung, tapi dapat melibatkan suatu enzim fosforilated sebagai perantara.

Isomerase meliputi enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi isomerisasi, yaitu:

1. Rasemase

Mengubah l-alanin <–> D-alanin

  1. Epimerase

Merubah D-ribulosa-5-fosfat <–> D-xylulosa-5-fosfat

3. Cis-trans isomerase

Merubah transmetinal <–> cisrentolal

4. Intramolekul ketol isomerase

Merubah D-gliseraldehid-3-fosfat <–> dihidroksi aseton fosfat

5. Intramolekul transferase atau mutase

Merubah metilmalonil-CoA <–> suksinil-CoA

  1.      Enzim Ligase

Merupakan kelompok enzim yang mengkatalisis reaksi ligasi yaitu penggabungan 2 subtrat. Reaksi ini disertai hidrolisis ATP sebagai sumber energi.Enzim ini mengkatalisis reaksi penggabungan 2 molekul dengan dibebaskannya molekul pirofosfat dari nukleosida trifosfat, sebagai contoh adalah enzim asetat=CoASH ligase yang mengkatalisis rekasi sebagai berikut:

Asetat + CoA-SH + ATP <–> Asetil CoA + AMP + P-P

Enzim Ligase, berarti mengikat, enzim- enzim ini terlibat dalam reaksi sintesa dimana 2 molekul tergabung pada pengeluaran sebuah ATP “Ikatan fosfat energi tinggi” kegunaan sintetase tersedia untuk grup khusus enzim. Pembentukan acyl amino tRNA bekerja coenenzim A, glutamin dan tambahan CO2 menjadi piruvat, adalah reaksi yang dikalisa oleh enzim ligase. Contoh, piruvat karboksilasi.

  1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Enzim

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu:

1)    Konsentrasi enzim, pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.

2)    Konsentrasi Substrat, hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Dengan demikian konsentrasi kompleks enzim substrat makin besar dan hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan reaksi. Pada suatu batas konsentrasi substrat tertentu, semua bagian aktif telah dipenuhi oleh substrat atau telah jenuh dengan substrat. Dalam keadaan ini, bertambah besarnya konsentrasi substrat tidak menyebabkan bertambah besarnya kosentrasi kompleks substrat, sehingga jumlah hasil reaksinya pun tidak bertambah besar.

3)    Suhu
Enzim terdiri atas molekul-molekul protein. Oleh karena itu, enzim masih tetap mempuyai sifat protein yang kerjanya dipengaruhi oleh suhu. Enzim dapat bekerja optimum pada kisaran suhu tertentu, yaitu sekitar suhu 4000 C. Pada suhu 000 C, enzim tidak aktif. Jika suhunya dinaikkan, enzim akan mulai aktif. Jika suhunya dinaikkan lebih tinggi lagi sampai batas sekitar 40 – 5000 C, enzim akan bekerja lebih aktif lagi. Namun, pemanasan lebih lanjut membuat enzim akan terurai atau terdenaturasi seperti halnya protein lainnya. Pada keadaan ini enzim tidak dapat bekerja.

v  Enzim tidak aktif pada suhu kurang daripada 0oC.

v  Kadar tindak balas enzim meningkat dua kali ganda bagi setiap kenaikan suhu 10oC.

v  Kadar tindak balas enzim paling optimum pada suhu 37oC. Enzim ternyahasli pada suhu tinggi iaitu lebih dari 50oC.

4)   Derajat Keasaman (pH)

Enzim bekerja pada pH tertentu, umumnya pada netral, kecuali beberapa jenis enzim yang bekerja pada suasana asam atau suasana basa. Jika enzim yang bekerja optimum pada suasana netral ditempatkan pada suasana basa ataupun asam, enzim tersebut tidak akan bekerja atau bahkan rusak. Begitu juga sebaliknya, jika suatu enzim bekerja optimal pada suasana basa atau asam tetapi ditempatkan pada keadaan asam atau basa, enzim tersebut akan rusak.
Sebagai contohnya, enzim pepsin yang terdapat di dalam lambung, efektif bekerja pada pH rendah.

5)    Produk/hasil reaksi (dapat menghambat enzim)

6)    Zat penggiat (aktivator), misalnya logam alkali, logam alkali tanah, Mn, Mg, dan    Cl.

7)    Zat penghambat (Inhibitor), yaitu molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi pembentukan kompleks enzim-substrat. Hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan tidak revesibel atau hambatan revesibel.

a)    Hambatan Reversibel

Hambatan revesibel dapat berupa hambatan bersaing atau hambatan tidak bersaing.

Hambatan bersaing

Hambatan bersaing disebabkan karena ada molekul mirip dengan substrat, yang dapat pula membentuk kompleks, yaitu kompleks enzim inhibitor (EI) pembentukan kompleks ES, yaitu melalui penggabungan inhibitor dengan enzim pada bagian aktif enzim. Dengan demikian terjadi persaingan antara inhibitor dengan substrat terhadap bagian aktif enzim melalui reaksi sebagai berikut :

E + S ————– ES

E + I ————— EI

Inhibitor yang menyebabkan hambatan bersaing disebut inhibitor bersaing. Inhibitor ini menghalangi terbentuknya kompleks ES dengan cara membentuk kompleks EI dan tidak dapat membentuk hasil reaksi (P).

E + S ————– ES ———— E + P (membentuk hasil reaksi)

E + I ————– EI ———— ( tidak terbentuk hasil reaksi)

Dengan demikian adanya inhibitor bersaing dapat mengurangi peluang bagi terbentuknya kompleks ES dan hal ini menyebabkan berkurangnya kecepatan reaksi.

Hambatan tak bersaing

Hambatan tidak bersaing ( non competitive inhibition ) tidak di pengaruhi oleh besarnya konsentrasi substrat dan inhibitor yang melakukannya (inhibitor tidak bersaing). Dalam hal ini inhibitor dapat bergabung dengan enzim di luar bagian aktif. Penggabungan antara inhibitor dengan enzim ini terjadi pada enzim bebas, atau pada enzim yang telah mengikat substrat yaitu kompleks enzim substrat.

E + I ———– EI

ES + I ———— ESI

b)        Hambatan tidak reversibel

Hambatan tidak reversibel ini dapat terjadi karena inhibitor bereaksi tidak reversibel dengan bagian tertentu pada enzim, sehingga mengakibatkan berubahnya bentuk enzim. Dengan demikian mengurangi aktivitas katalik enzim tersebut. Reaksi ini berlangsung tidak reversibel sehingga menghasilkan produk reaksi dengan sempurna.

8)    Hambatan Alosterik

Hambatan yang terjadi pada enzim alosterik dinamakan hambatan alosterik, sedangkan inhibitor yang menghambat dinamakan inhibitor alosterik. Bentuk molekul inhibitor alosterik berkaitan dengan enzim pada tempat diluar bagian aktif enzim. Dengan demikian, hambatan ini tidak akan dapat diatasi dengan penambahan sejumlah besar substrat. Terbentuknya ikatan antara enzim dengan inhibitor mempengaruhi konformasi enzim, sehingga bagian aktif mengalami perubahan bentuk. Akibatnya ialah penggabungan substrat pada bagian aktif enzim terhambat.

–    Inhibitor/penghambat kompetitif, produk (sebagai zat inhibitor) berkompetisi dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif enzim. Dapat diatasi dengan menambahkan konsentrasi substrat.

–    Inhibitor/penghambat alosterik (non-kompetitif), produk (sebagai zat inhibitor) berikatan pada bagian enzim selain sisi aktif enzim yang disebut sisi alosterik dan menyebabkan sisi aktif berubah sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan enzim.

  1. Fungsi dan Cara Kerja Enzim

a)         Fungsi enzim

Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk suatu proses biokimia yang terjadi dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10sampai 1011 kali lebih cepat daripada suatu reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, di samping mempunyai derajat kekhasan yang tinggi. Oleh karena itu, enzim mempunyai peranan yang sangat penting  dalam reaksi metabolisme. Peranan enzim dalam reaksi metabolisme adalah sebagai berikut:

1)      Biokatalisator yaitu meningkatkan kecepatan reaksi kimia dengan menurunkan energi aktivasinya tetapi tidak ikut bereaksi.

2)      Modulator yaitu mengatur reaksi yang bersifat acak menjadi berpola. Misalnya glukosa yang terbentuk selama proses fotosintesis. Jika konsentrasi glukosa telah melebihi keseimbangan, maka akan terurai menjadi CO2 dan H2O. Dengan adanya enzim, glukosa dapat diubah menjadi sukrosa atau amilum. Dalam bentuk sukrosa dapat diedarkan ke seluruh jaringan melalui floem dan disimpan dalam bentuk amilum. Dengan mengubah glukosa menjadi molekul lain, maka proses fotosintesis dapat terus berlangsung tidak terhambat oleh akumulasi hasilnya.

b)        Cara kerja enzim

Telah dijelaskan bahwa suatu enzim mempunyai kekhasan yaitu hanya bekerja pada satu reaksi saja. Untuk dapat bekerja terhadap suatu zat atau substrat harus ada hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat. Oleh karena itu tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat. Hubungan antara substrat dengan enzim hanya terjadi pada bagian atau tempat tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan atau kontak dengan substrat dinamai bagian aktif (active site). Hubungan hanya mungkin terjadi apabila bagian aktif mempunyai ruang yang tepat dapat menampung substrat. Apabila substrat mempunyai bentuk atau konformasi lain, maka tidak dapat ditampung pada bagian aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim itu tidak dapat berfungsi terhadap substrat. Ini adalah penjelasan mengapa tiap enzim mempunyai kekhasan terhadap substrat tertentu.

Hubungan atau kontak antara enzim dengan substrat menyebabkan terjadinya kompleks enzim-substrat. Kompleks ini merupakan kompleks yang aktif, yang bersifat sementara dan akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah terjadi.

1)      Lock and key (gembok dan kunci)

Menurut teori kunci-gembok, terjadinya reaksi antara substrat dengan enzim karena adanya kesesuaian bentuk ruang antara substrat dengan situs aktif (active site) dari enzim, sehingga sisi aktif enzim cenderung kaku. Substrat berperan sebagai kunci masuk ke dalam situs aktif, yang berperan sebagai gembok, sehingga terjadi kompleks enzim-substrat. Pada saat ikatan kompleks enzim-substrat terputus, produk hasil reaksi akan dilepas dan enzim akan kembali pada konfigurasi semula. Berbeda dengan teori kunci gembok. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, maka bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi.

2)      Teori Kecocokan Induksi (Daniel Koshland)

Menurut teori kecocokan induksi reaksi antara enzim dengan substrat berlangsung karena adanya induksi substrat terhadap situs aktif enzim sedemikian rupa sehingga keduanya merupakan struktur yang komplemen atau saling melengkapi. Menurut teori ini situs aktif tidak bersifat kaku, tetapi lebih fleksibel.

  1. Kegunaan Enzim
  2. Pemanfaatan enzim sebagai alat diagnosis

Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok:

  1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan suatu jaringan atau organ akibat penyakit tertentu.

Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip bahwasanya secara teoritis enzim intrasel seharusnya tidak terlacak di cairan ekstrasel dalam jumlah yang signifikan. Pada kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim yang berada di cairan ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya sel yang mati dan pecah sehingga mengeluarkan isinya (enzim) ke lingkungan ekstrasel, namun jumlahnya sangat sedikir dan tetap. Apabila enzim intrasel terlacak di dalam cairan ekstrasel dalam jumlah lebih besar dari yang seharusnya, atau mengalami peningkatan yang bermakna/signifikan, maka dapat diperkirakan terjadi kematian (yang diikuti oleh kebocoran akibat pecahnya membran) sel secara besar-besaran. Kematian sel ini dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti keracunan bahan kimia (yang merusak tatanan lipid bilayer), kerusakan akibat senyawa radikal bebas, infeksi (virus), berkurangnya aliran darah sehingga lisosom mengalami lisis dan mengeluarkan enzim-enzimnya, atau terjadi perubahan komponen membrane sehingga sel imun tidak mampu lagi mengenali sel-sel tubuh dan sel-sel asing, dan akhirnya menyerang sel tubuh (penyakit autoimun) dan mengakibatkan kebocoran membrane.

Contoh penggunaan enzim sebagai petanda adanya suatu kerusakan jaringan adalah sebagai berikut:

Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan adanya gangguan perfusi darah ke glomerulus ginjal, sehingga renin akan menghasilkan angiotensin II dari suatu protein serum yang berfungsi untuk menaikkan tekanan darah.

Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase (ALT serum) hingga mencapai seratus kali lipat (normal 1-23 sampai 55U/L) menunjukkan adanya infeksi virus hepatitis, peningkatan sampai dua puluh kali dapat terjadi pada penyakit mononucleosis infeksiosa, sedangkan peningkatan pada kadar yang lebih rendah terjadi pada keadaan alkoholisme.

Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan lain-lain.

  1. Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis.

Sebagai reagensia diagnosis, enzim dimanfaatkan menjadi bahan untuk mencari petanda (marker) suatu senyawa. Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu senyawa petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur berapa jumlahnya. Kelebihan penggunaan enzim sebagai suatu reagensia adalah pengukuran yang dihasilkan sangat khas dan lebih spesifik dibandingkan dengan pengukuran secara kimia, mampu digunakan untuk mengukur kadar senyawa yang jumlahnya sangat sedikit, serta praktis karena kemudahan dan ketepatannya dalam mengukur.

Contoh penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai berikut: Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan bakteri Arthobacter globiformis dapat digunakan untuk mengukur asam urat.

Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan bantuan enzim kolesterol-oksidase yang dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens.

Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita alkoholisme dan keracunan alcohol dapat dilakukan dengan menggunakan enzim alcohol dehidrogenase yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae, dan lain-lain.

 

  1. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.

Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim bekerja dengan memperlihatkan reagensia lain dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak. Senyawa yang dilacak dan diukur sama sekali bukan substrat yang khas bagi enzim yang digunakan. Selain itu, tidak semua senyawa memiliki enzimnya, terutama senyawa-senyawa sintetis. Oleh karena itu, pengenalan terhadap substrat dilakukan oleh antibodi. Adapun dalam hal ini enzim berfungsi dalam memperlihatkan keberadaan reaksi antara antibodi dan antigen. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim Linked Immuno Sorbent Assay), antibodi mengikat senyawa yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudah ditandai dengan enzim akan mengikat senyawa yang sama. Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya adalah zat berwarna yang tidak dapat diperoleh dengan cara imunosupresi biasa. Zat berwarna ini dapat digunakan untuk menghitung jumlah senyawa yang direaksikan. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah peroksidase, fosfatase alkali, glukosa oksidase, amilase, galaktosidase, dan asetil kolin transferase.

Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry Test), molekul kecil seperti obat atau hormon ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya, menyebabkan antibodi tidak dapat berikatan dengan molekul (obat atau hormon) tersebut. Enzim yang lazim digunakan dalam teknik ini adalah lisozim, malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat dehidrogenase.

  1. Pemanfaatan enzim di bidang pengobatan

Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi penggunaan enzim sebagai obat, pemberian senyawa kimia untuk memanipulasi kinerja suatu enzim dengan demikian suatu efek tertentu dapat dicapai (enzim sebagai sasaran pengobatan), serta manipulasi terhadap ikatan protein-ligan sebagai sasaran pengobatan.

 

  1. Sumber Enzim

Enzim ialah senyawa protein yang disintesiskan di dalam sel secara biokimiawi. Enzim merupakan biokatalis yaitu senyawa yang diproduksi oleh organisme. Secara garis besar sumber enzim dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu hewan, tanaman dan mikroba. Namun saat ini, enzim yang diproduksi dalam skala industri sebagian besar diperoleh dari mikroba.

Secara tradisional tripsin dan lipase pankreas diperoleh dari sumber hewani. Demikian pula yang berperan dalam pembuatan keju. Usaha untuk menggantikan enzim-enzim tersebut dengan enzim serupa dari sumber mikroba telah dilakukan. Namun walau enzim yang diperoleh dari mikroba menunjukan efisiensi katalis yang tinggi namun memiliki sedikit perbedaan sifat yang menimbulkan kendala aplikasinya. Misalnya dalam pembuatan keju, enzim ini lebih stabil tetapi mengakibatkan terjadinya degradasi protein lainya sehingga dianggap tidak cocok untuk keju jenis tertentu.

Beberapa enzim penting yang berasal dari hewan.

Enzim Sumber Skala Produksi Industri Pengguna
Katalase Hati <> Makanan
Kemotripsin Pankreas <> Kulit
Lipase Pankreas <> Makanan
Rennet Abomasums >1 ton /tahun Keju
Tripsin Pankreas <> Kulit

 

Tanaman juga merupakan sumber enzim. Beberapa protein biasa diperoleh dari getah pepaya, nanas dan tumbuhan lainnya. Selain itu, kecambah barley juga sering digunakan sebagai sumber enzim.

Beberapa enzim penting yang berasal dari tanaman.

Enzim Sumber Skala Produksi Industri Pengguna
Aktinidin Buah kiwi <> makanan
a – amilase Kecambah barley > 100 ton / tahun bir
ß – amilse Kecambah barley > 100 ton / tahun bir
Bromelin Getah nanas <> bir
ß – glukonase Kecambah barley > 10 ton / tahun bir
Hicin Getah hg <> makanan
Lipoksigenase Kacang kedelai <> makanan

 

hormon

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.

Hormon berasal dari kata Hormaenin yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.

Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasarn yang jauh letaknya melalui darah. Untuk itu kita perlu mengetahui dan mengenal tentang hormon, baik itu pembagian, sekresi, dan peranannya dalam kehidupan, terutama dalam pengaruh perasaan.

Hormonologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup. Khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat dari perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.

Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap perubahan –perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang tepat diantara kegiatan organ-organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian hormon, jenis – jenis hormon, mekanisme reaksi hormon dalam tubuh manusia, sifat – sifat hormon, fungsi – fungsi hormon, serta pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada manusia.

 

B. Rumusan Masalah

  1. apakah pengertian hormon ?
  2. apa saja jenis – jenis hormon?
  3. Bagaimana jalannya atau mekanisme reaksi hormon dalam tubuh?
  4. Bagaimana sifat-sifat hormon dalam tubuh?
  5. Apakah fungsi-fungsi hormon dalam tubuh?
  6. Apa saja pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada manusia?

 

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:

  1. Mengetahui pengertian hormon
  2. Mengetahui apa jenis – jenis hormon
  3. Menjelaskan bagaiman jalannya atau mekanisme reaksi hormon dalam tubuh
  4. Menjelaskan sifat-sifat hormon dalam tubuh
  5. Mengetahui fungsi-fungsi hormon dalam tubuh
  6. Menjelaskan pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada manusia

 

D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini dapat mengetahui hormon pada tubuh manusia dan dapat dujadikan referensi dalam penyusunan makalah maupun karya tulis mengenai hormon pada tubuh manusia.

 

E. Batasan Masalah

Batasan masalah pada makalah ini yakni mengenai hormon yang ada dalam tubuh manusia.

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Pengertian Hormon

Hormon berasal dari bahasa Yunani hormein, yang berarti “memacu” atau “menggalakkan”. Dalam kamus kesehatan, pengertian hormon adalah senyawa yang dihasilkan oleh organ tubuh tertentu, yang bekerja memacu fungsi organ tubuh tertentu sehingga akan terlihat hasilnya. Artinya, meskipun dibutuhkan dalam jumlah terbatas, namun fungsinya cukup menentukan. Hormon di tubuh kita dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar tersebut tidak memiliki saluran khusus sehingga hormon yang dihasilkan langsung diedarkan oleh darah. Proses pengeluaran hormon dari kelenjarnya disebut inkresi. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf.

Sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin yang bekerjasama  dengan sistem saraf yang berfungsi mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu, Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

Yang membedakan antara sistem saraf dengan hormonal yaitu pada omset dan waktunya. Pada sistem saraf, cepat bereaksi dan cepat berakhir pula. Sedangkan pada sistem hormonal, omsetnya lama dan lambat. Sistem saraf dan hormonal memiliki interaksi timbal balik yang berfungsi dalam menjaga keseimbangan homeostatis tubuh.

Hormon umumnya mempunyai ciri -ciri tertentu yaitu : Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah tertentu, Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target, Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus, dan Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target berlainan.

Secara umum, fungsi hormon adalah sebagai berikut:

  • Mengontrol pertumbuhan tubuh,
  • Mengatur reproduksi, yang meliputi perkembangan sifat kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan,
  • Mempertahankan homeostasis (keseimbangan keadaan tubuh dengan lingkungan sekitar),
  • Mengintegrasikan dan mengoordinasikan kegiatan antara sistem hormon dan saraf.
  1. Hormon pada Hewan ( Manusia )

Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan ( chemical messenger), yang disekresikan oleh jaringan tertentu, dalam jumlah yang sangat kecil dan dan dibawa oleh darah menuju jaringan target di bagian dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau psikologi yang khusus.

Fungsi hormon selain mengatur beberapa aspek metabolism, juga berfungsi mengatur pertumbuhan sel dn jaringan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan saluran gastrointestinal , sekresi enzim-enzim pencernaan, laktasi dan sistem reproduksi.

B. Jenis – Jenis Hormon

Jenis – Jenis Kelenjar dan Hormonnya

Macam-macam kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

  1. Kelenjar eksokrin

Kelenjar eksokrinyaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluranhasil sekretnya/getahnya. Hasil sekresinya tidak dibuang keluar tubuh tetapi masuk ke dalam aliran darah. Contoh : kelenjar-kelenjar pencernaan.

 

  1. Kelenjar endokrin

Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Hasil sekresinya dibuang keluar tubuh à kelenjar ludah, keringat, urine. Lebih kurang 50 hormon merupakan produk sel dari sistem endokrin. Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.

 

 

 

Jenis kelenjar :

A. Berdasarkan aktivitasnya :

1. Kelenjar yang bekerja sepanjang masa

Kelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusia dan akan terhenti jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehingga tidak terbatas pada usia. Contoh : Hormon metabolisme.

 

2. Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentu

Hormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai proses perkembangan dalam diri manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi dalam tubuh manusia. Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia tertentu seperti pada saat usia pubertas. Contoh : Hormon kelamin.

 

3. Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentu

Hormon golongan ini bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan sampai pada usia tertentu. Pada usia tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh organ-organ tubuh manusia sampai dengan penyempurnaan organ. Sehingga masing-masing organ tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kecuali organ yang membutuhkan persyaratan kedewasaan sel.

Hormon ini akan berhenti dihasilkan pada saat tubuh mulai memperlambat atau menghentikan proses pertumbuhan. Biasanya hormon ini bekerja pada kisaran usia 0 hari sampai 17 tahun (masa pertumbuhan). Contoh : Hormon pertumbuhan, kelenjar tymus.

 

B. Berdasarkan letaknya :

1. Kelenjar hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah hypothalamus.

2. Kelenjar pineal/epiphysis di cerebrum.

3. Kelenjar thyroid di daerah leher.

4. Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid.

5. Kelenjar thymus di rongga dada.

6. Kelenjar adrenal/suprarenalis di atas ren.

7. Kelenjar pulau langerhans/pankreas di rongga perut.

8. Kelenjar Usus dan lambung di rongga perut.

9. Kelenjar kelamin :

a. Ovarium di rongga perut.

b. Testis di rongga perut bawah.

 

Letak kelenjar endokrin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C. Jenis kelenjar endokrin :

1. Kelenjar PINEAL

Hormon melatonin : warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat juga mengatur rasa kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih banyak bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hormon vasotocin (Mammalia) : mirip fungsinya dengan vasopresin dan oksitosin.

 

  1. Kelenjar Hypotalamus

Hipotalamus adalah bagian dari otak yang memiliki peran penting dalam mengendalikan fungsi tubuh termasuk pelepasan hormon dari kelenjar pituitari. Hipotalamus terletak di permukaan bawah otak. Itu terletak tepat di bawah thalamus dan di atas kelenjar pituitari, yang terpasang dengan tangkai. Ini merupakan bagian yang sangat kompleks dari otak yang mengandung banyak daerah dengan fungsi yang sangat khusus. Pada manusia, hipotalamus adalah sekitar ukuran kacang dan menyumbang kurang dari 1% dari berat otak.

 

  1. Kelenjar Hipofisis/Pituitary/Master Of Glands
  2. Lobus Anterior/Adenohypophysis :

Hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih di dominasi oleh hormon yang mengatur mengenai pertumbuhan, reproduksi dan masalah stress.

Macam hormon yang dihasilkan :

a. STH (Somatotrof Hormone)/GH (Growth Hormon)/Somatotropin :

Hormon ini berfungsi :

  • Memacu pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada cakraepifise.
  • Mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat.

Hipersekresi :

Bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa pertumbuhan akan mengakibatkan pertumbuhan yang tidak terkendali/menjadi lebih cepat. Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan gigantisme. Sedangkan bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa dewasa akan mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal pada beberapa bagian organ tubuh. Hal yang paling terlihat adalah pertumbuhan jari tangan yang tidak normal, seperti membesar seperti bengkak serta raut wajah yang kelihatan lebih tebal kulitnya, dagu memanjang. Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan akromegali. Pertumbuhan akromegali biasaya terjadi diatas usia 25 tahun.

Hiposekresi :

Bila penghasilan hormon ini kurang akan menyebabkan pertumbuhan kretinisme/dwarfisme, yaitu pertumbuhan yang terhambat. Pada pertumbuhan ini pertumbuhan berjalan normal, hanya saja pertumbuhan tulang sangat terhambat.

 

b. LTH (Luteotropic Hormone)/PROLACTIN/Lactogenic Hormone :

Hormon ini berfungsi :

  • Merangsang Kelenjar mammae/kelenjar susu untuk menghasilkan air susu.
  • Memacu ovarium untuk menghasilan hormon estrogen dan progesterone.

 

c. TSH (Thyroid Stimulating Hormone)/TREOTROP/Thyrotropin :

Hormon ini berfungsi merangsang sekresi kelenjar thyroid.

 

d. ACTH (Adrenocorticotropic Hormone)/ADRENOTROPIN/Corticotropin :

Hormon ini berfungsi merangsang kerja kelenjar adrenal.

 

e. Gonadotropic/Hormon Kelamin :

  • FSH/Folicle Stimulating Hormone : memengaruhi pembentukan folikel sel ovum dan proses spermatogenesis.
  • LH (Luteinizing Hormone) atau ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) : Berfungsi untuk memacu sekresi hormon testosteron pada sel Leydig dan proses ovulasi sel ovum.

 

  1. Lobus Intermedia

MSH (Melanotropin Stimulating Hormone) atau INTERMEDIN:

Hormon ini berfungsi :

  1. Memacu pembentukan pigmen melanin kulit.
  2. Mengatur penyebaran pigmen melanin

 

  1. Lobus Posterior/Neurohipophyisis

a. Oksitosin/Oxytocin

Hormon ini berfungsi :

  • Merangsang kontraksi otot polos dinding uterus saat persalinan.
  • Merangsang kontraksi sel-sel kontraktil kelenjar susu.

b. Vasopresin

Hormon ini berfungsi : Mengatur tekanan darah dengan cara menyempitkan/pembesaran pembuluh darah (Vasodilatasi).

c. ADH :

Hormon ini berfungsi :

  • Mengatur pengeluaran urine.
  • Mengatur reabsorpsi air dari tubulus ren.

Kelenjar Pituitary bagian anterior beserta organ yang dipengaruhinya.

 

3. Kelenjar Thyroid

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang kaya akan pembuluh darah dan merupakan sepasang kelenjar yang terletak berdampingan di sekitar leher.

Macam hormon yang dihasilkan :

a. Hormon Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3)

Hormon ini berfungsi :

  1. Mengatur metabolisme karbohidrat.
  2. Memengaruhi perkembangan mental.
  3. Memengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi sel.
  4. Memengaruhi kegiatan sistem saraf.

b. Hormon Calsitonin.

Hormon ini berfungsi :

  1. Menurunkan kadar Ca (Calsium) darah.
  2. Mengatur absorpsi Calcium oleh tulang.

 

Pemengkakan kelenjar Thyroid dikenal dengan istilah GOITER. Hal ini dapat disebabkan karena menurunya hormon yang dihasilkan sehingga menyebabkan stimulasi produksi TSH berlebihan. Resiko terkena penyakit ini lebih banyak dialami oleh wanita dengan perbandingan wanita : pria adalah 5 : 1. Kisaran wanita yang terkena penyakit ini adalah anatar 40 – 60 tahun. Biasanya banyak dialami oleh penduduk daerah marjinal yang sulit mendapatkan garam beryodium. Dengan mineral Yodium/Iodium dapat mengatur pengeluaran hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini sehingga tubuh tidak akan kekurangan hormon dari kelenjar Thyroid.

Hiperthyroidisme :

a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, maka akan menyebabkan penyakit morbus basedowi dengan cirri-ciri : meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya denyut jantung, gugup, mudah berkeringat, sulit meningkatkan berat badan, emosional, mata melebar, lidah terjulur keluar, frekuensi BAB cenderung meningkat.

b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan gigantisme.

c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi iodium radioaktif.

 

Hipothyroidisme :

a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat atau kerdil dan dikenal dengan istilah kretinisme.

b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan penyakit miksodema dengan ciri-ciri : aktivitas peredaran darah menurun/laju metabolisme rendah, obesitas, konstipasi, mudah lelah, depresi, gelisah, menstruasi tidak teratur, nyeri sendi pada tangan dan kaki, bentuk badan menjadi kasar, bengkak pada mata dan wajah, rambut rontok.

c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi menggunakan suplemen thyroid.

 

4. Kelenjar Parathyroid

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang menempel pada kelenjar Thyroid. Setiap kelenjar Thyroid mempunyai sepasang kelenjar Parathyroid, sehingga semuanya berjumlah 4 buah kelenjar parathyroid.

Hormon yang dihasilkan Hormon PTH (Parathormon) berfungsi :

a. Mengatur metabolisme Ca 2+ (Calcium) dan PO4 3+ (phosphat).

b. Mengendalikan pembentukan tulang.

Hipersekresi :

Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebakan pertumbuhan:

  1. Kretinisme bila terjadi pada masa pertumbuhan.
  2. Miksodema bila terjadi pada masa dewasa.
  3. Batu ginjal dalam pelvis renalis/rongga ginjal.

Hiposekresi :

Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan :

  1. Pertumbuhan Morbus basedowi.
  2. Kejang otot/tetani.

5. Kelenjar Thymus

Merupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam tubuh. Hormon ini dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai dengan masa pubertas, setelah melewati mas pubertas, secara perlahan hormon ini akan berkurang sedikit demi sedikit.

Hormon ini berfungsi :

  1. Mengatur proses pertumbuhan.
  2. Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran.
  3. Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.
  4. Bila kekurangan atau kelebihan, gejalanya hampir mirip dengan hormon tiroksin.

 

6. Kelenjar Adrenal/Suprarenalis

  • Bagian Kortex :
  1. Hormon Cortison atau antiadison berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat.

Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison. Gejalanya :

a)      Kulit memerah/timbulnya ruam pada kulit.

b)      Dapat menimbulkan kematian.

c)      Tekanan darah rendah.

d)     Nafsu makan hilang.

e)      Pengendapan pigmen melanin yang banyak.

  1. Hormon Glukokortikoid berfungsi : merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.

Hipersekresi : Bila penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat menyebabkan Cushing syndrome

  1. Hormon Cortisol berfungsi :

a. Memacu metabolisme karbohidrat.

b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.

Hipersekresi : Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing syndrome.

4. Hormon Aldosterone berfungsi :

a. Mengatur keseimbangan mineral dan air dalam ren.

b. Membuang kelebihan Kalium.

5. Hormon Corticosterone berfungsi :

a. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.

b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.

6. Hormon Mineralokortikoid berfungsi :

a. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.

b. Merangsang reabsorbsi Na+ dan Cl- dalam tubulus ginjal.

Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.

 

 

  • Bagian Medulla :

1. Hormon Adrenalin/Epinefrin, secara umum berfungsi :

a. Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.

b. Memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi, intensitas cahaya dll.

Secara khusus hormon ini berfungsi :

  1. Memacu aktivitas cor/jantung.
  2. Menaikkan tekanan darah.
  3. Mengerutkan otot polos pada arteri.
  4. Mengendurkan otot polos bronchiolus
  5. Mempercepat glikolisis.
  6. Pengeluaran keringat dingin.
  7. Rasa keterkejutan/shock.
  8. Mengatur metabolisme glukosa saat stress.
  9. Memengaruhi otak yang akan mengakibatkan :

1)      Indera perasa menjadi kebal terhadap rasa sakit.

2)      Kemampuan berfikir dan ingatan meningkat.

3)      Banyak menghasilkan sumber energy dari proses glikolisis.

  1. Mencegah efek penuaan dini.
  2. Melindungi dari penyakit Alzheimer, penyakit jantung, kanker payudara, kanker ovarium dan osteoporosis.

Hiposekresi :

Bila terjadi kekurangan penghassilan hormon adrenalin/epinefrin akan menyebabkan penyakit Adison. Gejalanya dapat dilihat pada hiposekresi Hormon Mineralokortikoid dan Hormon Cortison.

 

2. Hormon Androgen berfungsi :

a. Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.

Hipersekresi :

Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan penyakit Cushing Syndrome/sindrom Cushing serta penyakit kelainan ciri kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan

Gejala Cushing syndrome :

a) Membulatnya wajah/muka.

b) Obesitas.

c) Penimbunan lemak di daerah leher.

d) Pengecilan pada daerah lengan dan kaki.

e) Terhentinya atau terganggunya periode menstruasi.

f) Penurunan daya sexualitas.

g) Kenaikan tekanan darah dan kadar gula darah.

h) Melemahnya atau rapuhnya tulang.

i) Masalah rambut pada wanita.

 

7. Kelenjar Ventriculus (Lambung)

Dihasilkan Hormon Gastrin, hormon ini berfungsi :

a. Memacu pengeluaran sekret/getah lambung.

b. Membantu dalam proses pencernaan.

 

8. Kelenjar Usus

a. Hormon Sekretin berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.

b. Hormon Kolesistokinin berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.

 

9. Kelenjar Langerhans/Pankreas

a. Hormon Insulin, bersifat antagonis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi:

1)      . Mengatur kadar glukosa dalam darah.

2)      Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam hepar dan otot.

Hiposekresi :

Bila kekurangan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus/penyakit kencing manis. Gejala penyakit diabetes mellitus :

1)      Kenaikan jumlah gula dalam darah.

2)      Badan menjadi lems.

3)      Sering merasa haus/banyak minum.

4)      Banyak melakukan urinasi (pembuangan urine).

5)      Energy berkurang.

6)      Merasa selalu lapar.

 

b. Hormon Glukagon, hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi :

1)      Meningkatkan kadar gula dalam darah.

2)      Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.

 

 

 

10. Kelenjar Kelamin/Gonad

Menghasilkan hormon dan sel kelamin. Macamnya ada 2 sel kelamin :

1. Sel Testis

Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa.

Fungsi Hormon Testosteron :

a. Mengatur ciri kelamin sekunder.

b. Mempertahankan proses spermatogenesis.

 

2. Sel Ovarium

Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :

a. Hormon Estrogen, hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.

b. Hormon Progesteron

Hormon ini berfungsi :

1)      Mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus.

2)      Menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu.

c. Hormon Relaksin

Hormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalam

     

Struktur morfologi kelenjar ovarium

 

C. Mekanisme Reaksi Hormon dalam Tubuh Manusia

Langkah pertama kerja suatu hormon adalah pengikatan hormon pada reseptor spesifik di sel target. Reseptor Hormon adalah molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya. Sel yang tidak memiliki reseptor untuk hormon tersebut tidak akan berespons. Reseptor hormon merupakan protein berukuran besar, dan setiap sel yang distimulasi biasanya memiliki sekitar 2000 sampai 100.000 reseptor. Lokasi berbagai jenis reseptor hormon secara garis besar adalah sebagai berikut.

  1. Di dalam permukaan atau pada permukaan membran sel. Reseptor membran sebagian besar spesifik untuk protein, peptida, dan hormon katekolamin.
  2. Di dalam sitoplasma sel. Reseptor utama untuk berbagai hormon steroid terutama ditentukan dalam sitoplasma.
  3. Di dalam nukleus sel. Reseptor untuk hormon tiroid dijumpai di nukleus dan lokasinya diyakini berhubungan erat dengan satu atau lebih kromosom.

 

Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik. Pengikatan dari hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari “mesenger kedua”. Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen.

Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali. Reseptor untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi secara luas, sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang lebih terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam peristiwa pasca-reseptor juga penting; hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari respon itu. Hal yang terakhir ini memungkinkan hormon yang sama memiliki respon yang berbeda dalam jaringan yang berbeda.

 

 

Interaksi Hormon dengan Reseptor

Hormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi mereka dari protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel kemudian berikatan dengan reseptor. Hormon steroid tampaknya mempenetrasi membrana plasma sel secara bebas dan berikatan dengan reseptor sitoplasmik. Pada beberapa kasus (contohnya, estrogen), hormon juga perlu untuk mempenetrasi inti sel (kemungkinan melalui pori-pori dalam membrana inti) untuk berikatan dengan reseptor inti-setempat. Kasus pada hormon trioid tidak jelas. Bukt-ibukti mendukung pendapat bahwa hormon-hormon ini memasuki sel melalui mekanisme transpor; masih belum jelas bagaimana mereka mempenetrasi membrana inti.

Mekanisme kerja hormon secara umum :

 

Umumnya hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan reseptornya. Ikatan ini disebabkan tiga jenis kekuatan. Pertama, terdapat pengaruh hidrofobik pada hormon dan reseptor berinteraksi satu sama lain dengan pilihan air. Kedua, gugusan bermuatan komplementer pada hormon dan reseptor mempermudahinteraksi. Pengaruh ini penting untuk mencocokkan hormon ke dalam reseptor. Dan ketiga, daya van der Waals, yang sangat tergantung pada jarak, dapat menyumbang efek daya tarik terhadap ikatan.

Pada beberapa kasus, interaksi hormon-reseptor lebih kompleks. Hal ini sebagian besar terjadi jika hormon yang berinteraksi dengan suatu kompleks reseptor dengan subunit yang majemuk dan di mana pengikatan dari hormon dengan subunit pertama mengubah afinitas dari subunit lain untuk hormon. Hal ini dapat meningkat (kerjasama positif) atau menurun (kerjasama negatif) afinitas dari hormon untuk reseptor itu. Kerjasama positif menghasilkan suatu plot Scatchard yang konveks dan kerjasama negatif menghasilkan suatu plot yang konkaf . Artifak eksperimental dan adanya dua kelas independen dari tempat juga dapat menghasilkan plot Scatchard non-linier. Yang merupakan kejutan, ikatan kerjasama jarang diamati pada interaksi hormon-reseptor; interaksi reseptor-insulin pada beberapa keadaan dapat merupakan suatu pengecualian.

Hormon menengahi perubahan dalam sel target dengan mengikat reseptor hormon tertentu. Dengan cara ini, meskipun hormon beredar ke seluruh tubuh dan bersentuhan dengan banyak jenis sel yang berbeda, mereka hanya mempengaruhi sel-sel yang memiliki reseptor yang diperlukan. Reseptor untuk hormon tertentu dapat ditemukan pada banyak sel yang berbeda atau mungkin terbatas pada sejumlah kecil sel-sel khusus. Misalnya, hormon tiroid bertindak pada banyak jenis jaringan yang berbeda, merangsang aktivitas metabolisme seluruh tubuh.

Sel dapat memiliki banyak reseptor untuk hormon yang sama, tetapi sering juga memiliki reseptor untuk berbagai jenis hormon. Jumlah reseptor yang merespon hormon menentukan sensitivitas sel terhadap hormon itu dan respon seluler yang dihasilkan. Selain itu, jumlah reseptor yang merespon hormon dapat berubah seiring waktu, sehingga sensitivitas sel meningkat atau menurun. Dalam ‘regulasi-naik’, jumlah reseptor meningkat sebagai respons terhadap meningkatnya kadar hormon, membuat sel lebih sensitif terhadap hormon, memungkinkan untuk lebih banyak aktivitas selular. Ketika jumlah reseptor menurun sebagai respon terhadap kadar hormon meningkat, yang disebut ‘regulasi-turun’, aktivitas selular berkurang.

Sel merespon hormon ketika mereka mengekspresikan reseptor spesifik untuk hormon tersebut. Hormon berikatan dengan protein reseptor, sehingga mengaktifan mekanisme transduksi sinyal yang pada akhirnya menyebabkan sel menanggapi-jenis tertentu. Perubahan reseptor pengikat aktivitas selular, mengakibatkan peningkatan atau penurunan proses tubuh normal. Tergantung pada lokasi reseptor protein pada sel target dan struktur kimia hormon, hormon dapat memediasi perubahan langsung dengan mengikat reseptor hormon intraseluler dan modulasi transkripsi gen, atau tidak langsung dengan mengikat reseptor sel permukaan dan merangsang jalur sinyal.

 

Hormon Agonis, Antagonis, dan Argonis Parsial

Zat-zat yang berinteraksi dengan tempat pengikatan-hormon dari reseptor dapat memiliki aktivitas agonis, antagonis, atau agonis parsial (juga disebut antagonis parsial). Suatu agonis sepenuhnya menginduksi reseptor untuk memicu peristiwa pascareseptor. Suatu antagonis mampu untuk berikatan dengan reseptor dan memblokir pengikatan dari agonis, tetapi tidak memicu respon pascareseptor. Dengan cara ini, ia tidak menimbulkan suatu respons tetapi memblokir respons terhadap agonis, asalkan ia ditemukan dalam konsentrasi yang cukup untuk memblokir pengikatan agonis. Pada umumnya, antagonis berikatan dengan tempat yang sama pada reseptor seperti agonis , namun pada beberapa keadaan, antagonis dapat berikatan dengan reseptor pada tempat yang berbeda dan memblokir pengikatan agonis melalui perubahan alosterik dalam reseptor. Suatu agonis parsial (antagonis parsial) merupakan suatu perantara; ia berikatan dengan reseptor tetapi hanya menimbulkan suatu perubahan parsial , sehingga walaupun reseptor diduduki secara penuh oleh agonis parsial, respon hormon akan tidak sepenuhnya.

 

Mekanisme Kerja Beberapa Hormon

  1. Hormon Steroid

 

Hormon steroid bekerja melalui satu mekanisme dasar :penyatuan hasil sintesis protein yang baru diinduksi oleh hormon steroid dengan sel target.  

Setelah hormon steroid di sekresi oleh kelenjar endokrin, 95 – 98% akan berada dalam sirkulasi atau terikat dengan protein transpor yang spesifik. 2 – 5% sisanya bebas berdifusi ke dalam semua sel. Setelah berada dalam sel, steroid hanya dapat menghasilkan respon dalam sel yang memiliki reseptor intraseluler yang spesifik untuk hormon yang bersangkutan. Ikatan antara hormon dengan reseptor yang spesifik merupakan kunci untuk kerja hormon pada jaringan target. Dengan demikian maka :

  • Reseptor estrogen dapat ditemukan dalam otak dan sel target spesifik untuk reproduksi wanita seperti uterus dan payudara.
  • Folikel rambut pada wajah, jaringan erektil pada penis mengandung reseptor androgen
  • Reseptor glukokortikoid dijumpai pada semua sel oleh karena glukokortikoid diperlukan untuk mengatur fungsi umum seperti metabolisme dan stres

 

Semua anggauta kelompok utama steroid seks (androgen, progestindan estrogen) bekerja melalui rangkaian kerja serupa untuk menghasilkan respon seluler berupa :

  1. Pemindahan steroid ke dalam nukleus
  2. Pengikatan intra nuklear
  3. Mengaktivasi reseptor dari bentuk tidak aktif menjadi aktif
  4. Pengikatan kompleks reseptor-steroid ke elemen regulator dalam DNA (desoksiribunukleic acid)
  5. Transkripsi dan sintesis messenger asam ribonukleat (mRNA) yang baru
  6. Translasi mRNA dengan sintesis protein baru dalam sel

 

Mekanisme kerja glukokortikoid dan mineralokortikoid berbeda dengan mekanisme kerja steroid seks. Keduanya terikat pada reseptor dalam sitoplasma sel. Kompleks reseptor-hormon secara berturutan dipindahkan ke nukleus dan akan berikatan dengan DNA.   AGONIS dan ANTAGONIS Potensi hormon steroid tergantung pada :

  1. Kombinasi antara afinitas reseptor dengan hormon atau obat tertentu
  2. Afinitas kompleks hormon-reseptor terhadap SRE-steroid reseptor element
  3. Efisiensi kompleks hormon-reseptor yang sudah aktif dalam mengatur transkripsi gen

 

Molekul dengan afinitas tinggi terhadap reseptor dan yang kompleks hormon-reseptornya memiliki afinitas tinggi untuk SRE akan bekerja sebagai AGONIS terhadap senyawa induknya.

Molekul lain dengan afinitas tinggi terhadap reseptor, namun ikatan antara kompleks hormon-reseptor dengan SRE kurang efisien akan bekerja secara ANTAGONIS dengan senyawa induknya.  Tamoksifen adalah senyawa dengan campuran sifat agonis dan antagonis. Tamoksifen adalah antiestrogen yang bekerja secara antagonis kuat terhadap reseptor estrogen pada payudara dan agonis pada uterus dan tulang.  Klomifen sitrat dapat digunakan untuk meng induksi ovulasi. Interaksi klomifen sitrat dengan reseptor estrogen hipofisis dan hipotalamus akan menghasilkan pengikatan reseptor tanpa disertai dengan stimulasi lanjutan yang efisien dari transkripsi gen yang berhubungan dengan estrogen. Hipotalamus mengenali keadaan ini sebagai keadaan hipoestrogen sehingga frekuensi denyut GnRH meningkat. Produksi FSH hipofisis akan di stimulasi dan menyebabkan meningkatkan kadar estrogen ovarium. Estrogen tersebut akan bekerja secara lokal untuk rekruitmen folikel ovarium agar ber ovulasi. Saat klomifen dihentikan, reseptor estrogen di hipotalamus siap berikatan kembali dengan estrogen dan memberikan respon SRE yang sesuai.

Hipotalamus dapat merespon secara normal terhadap kadar estrogen yang tinggi dalam sirkulasi serta lonjakan LH sehingga terjadi ovulasi.

 

HORMON STEROID DALAM SIRKULASI

Hormon steroid dalam sirkulasi berada dalam bentuk ikatan dengan protein yang spesifik. Hormon yang terikat oleh protein tidak menembus membran plasma sel. Hampir 70% testosteron dan estradiol dalam sirkulasi terikat dengan globulin β yang dikenal sebagaiSHBGsex hormon – binding globulin. 30% berada dalam ikatan yang longgar dengan albumin dan sebagian kecil ( 1 – 2 % ) dalam keadaan bebas dan dapat masuk kedalam sel.

Sintesis SHBG akan meningkat pada kehamilan, hiperestrogenemia dan hipertiroidisme. Androgen, progestin, hormon pertumbuhan dan kortikoid akan menurunkan sintesa SHBG.  Perubahan konsentrasi SHBG akan mempengaruhi jumlah steroid dalam sirkulasi yang bebas dan tidak terikat sehingga mempengaruhi kerja biologis steroid dengan mengubah jumlah steroid yang bebas masuk kedalam sel.

 

EKSKRESI STEROID

Ekskresi steroid terjadi melalui urine dan empedu. Sebelum di eleminasi, terjadi konjugasi sebagai sulfat atau glukoronida. Beberapa jenis konjugat dalam bentuk seperti DHEA-S di sekresi secara aktif.  Hormon yang di konjugasi tersebut berperan sebagai prekursor terhadap metabolit hormon aktif pada jaringan target yang memiliki enzim untuk melakukan hidrolisis ikatan ester yang terlibat dalam konjugasi.

 

  1. Hormon Insulin

Insulin berperan penting dalam pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel β pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena portal, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Efek kerja insulin yaitu membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat dan kebutuhan energi sel tubuh akan terpenuhi. Warta Medika (2008) memaparkan bahwa saat dan setelah makan, karbohidrat yang kita konsumsi akan segera dipecah menjadi gula dan masuk aliran darah dalam bentuk glukosa. Glukosa adalah senyawa siap pakai untuk menghasilkan energi. Ketika keadaan normal, tingginya kadar glukosa setelah makan akan direspon oleh kelenjar pankreas dengan memproduksi hormon insulin. Adanya insulin, glukosa akan segera masuk ke dalam sel Selain itu, dengan bantuan insulin, kadar glukosa yang lebih dari kebutuhan akan disimpan di dalam hati (liver) dalam bentuk glikogen. Jika kadar glukosa darah turun, misalnya saat puasa atau di antara dua waktu makan, glikogen akan dipecah kembali menjadi glukosa untuk memenuhi kebutuhan energi.

Di samping itu, insulin juga memiliki pengaruh terhadap metabolisme, baik metabolisme karbohidrat, lipid, maupun protein, serta mineral. Insulin akan meningkatkan lipolisis, serta meningkatkan transpor asam amino masuk ke dalam sel. insulin juga berperan dalam modulasi transkripsi, sintesis DNA, dan replikasi.

Gambar : Mekanisme Kerja Hormon Insulin

.

D. Sifat – Sifat Hormon

Kelenjar hormon menghasilkan hormon yang melakukan sistem pengaturan tubuh secara kimiawi.

Sifat-Sifat Hormon :

  1. Suatu chemical mesengger yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
  2. Disekresikan langsung ke dalam aliran darah
  3. Fungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam tubuh dan kontrol berbagai proses metabolisme (reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan; mempertahankan homeostatis; pengadaan, penggunaan dan penyimpanan energi)
  4. Kadarnya dalam sirkulasi darah dapat menggambarkan aktifitas dari kelenjar endokrin
  5. Memiliki organ atau jaringan target tertentu
  6. Bekerja secara spesifik pada organ, bagian tubuh tertentu atau aktivitas tertentu, misalnya insulin untuk mengatur kadar gula darah.
  7. Dihasilkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas tertentu dalam tubuh, misal jika tubuh kekurangan beberapa miligram hormon Somatotrophin maka pertumbuhan akan terhambat secara nyata
  8. Bekerja lambat, pengaruh hormon tidak spontan seperti pada pengaturan oleh syaraf. Seperti hormon Testoteron yang berpengaruh terhadap perkembangan kelamin skunder pria
  9. Sebagai senyawa kimia, hormon tidak dihasilkan setiap waktu. Hormon diproduksi hanya apabila dibutuhkan
  10. Berbentuk: amine, polipeptide/protein, steroid.

 

E. Fungsi – Fungsi Hormon

  1. Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal adalah suatu bagian kecil di dalam otak yang bertanggung jawab atas efisiensi fungsi dari beberapa sistem metabolisme di dalam tubuh. Oleh sebagian orang, kelenjar ini diberi tautan simbolik dengan apa yang disebut sebagai “mata ketiga”.

Kelenjar ini panjangnya hanya sekitar 7 milimeter dan terletak hampir di bagian tengah otak, di antara otak kanan dan otak kiri. Kelenjar ini bertanggung jawab menghasilkan sebuah hormon yang bernama melatonin, yang berfungsi untuk mengatur ritme harian tubuh. Ketika retina mata terstimulasi oleh cahaya, impuls dikirim ke saraf optik menuju bagian otak yang disebut hipotalamus. Dari sini, saraf simpatetik berhubungan dengan kelenjar pineal dan memicu diproduksinya melatonin. Hasilnya adalah ketika tidak ada cahaya yang mencapai mata, misalnya pada malam hari, sinyal-sinyal ini tidak lagi menghambat produksi melatonin dan kemudian menyuruh tubuh untuk tidur.

Melatonin pertama kali berhasil diisolasi pada tahun 1958 oleh seorang profesor dermatology yang bernama Aaron B. Lerner. Senyawa ini menjadi sangat populer sebagai suplemen dan disarankan sebagai penyembuh jet lag dan kelainan tidur lainnya. Sementara berbagai kondisi seperti kelainan yang berhubungan dengan musim, mungkin juga berhubungan dengan tingakat produksinya di otak.

Seperti banyak aspek anatomi lainnya, deskripsi pertama mengenai kelenjar pineal diberikan oleh seorang dokter dan filosuf Yunani bernama Galen yang hidup pada tahun 130-210 M. Galen pula yang menjelaskan bahwa kelenjar itu mendapatkan namanya dari buah pinus yang berbentuk kerucut, yaitu Pinus pinea dalam Bahasa Latin, karena kemiripan penampilannya. Menurutnya, fungsi kelenjar itu adalah mendukung pembuluh darah dan dia mengabaikan pendapat lain jika kelenjar itu mengatur arus yang disebut sebagai pneuma psikis di dalam otak.

René Descartes, filosuf Perancis abad ke-17, percaya bahwa kelenjar pineal adalah tempat roh berada. Descartes menulis pada bulan Desember 1640:

Karena hanya kelenjar itu yang merupakan bagian padat di dalam otak, bagian itu mestinya tempat nalar berada, tempat pikiran berada, dan konsekuensinya tempat jiwa berada; karena yang satu tidak bisa dipisahkan dari yang lain”.

Descartes juga menjelaskan,

Menurut saya, kelenjar ini adalah tempat utama jiwa berada, dan tempat semua pikiran kita terbentuk”.

Kelenjar pineal menarik perhatian Madame Helena Blavatsky, seorang penulis esoterik dan pendiri Theosophical Society pada tahun 1875. Dia menautkan “Mata Siwa”, atau mata ketiga, dengan kelenjar itu. Dia berpendapat bahwa kelenjar pineal di dalam diri manusia modern adalah versi sampingan dari  sebuah organ visi spiritual.

Dalam sebagian hewan kelompok pinealosit, sel-sel dari kelenjar pineal berbentuk sangat mirip dengan sel-sel fotoreseptor yang ada di mata, dan berbagai fosil makhluk bertulang belakang awal ditemukan memiliki bukaan pineal yang semakin mendukung pandangan jika kelenjar ini adalah mata ketiga.

Kelenjar pineal diasosiasikan dengan chakra keenam atau anja chakra, yang disebut sebagai mata ketiga. Dalam ajaran bangsa India, chakra ini dikenal sebagai gyananakashu, mata pengetahuan, dan banyak penganut Hindu memberi tanda di antara kedua alis mereka sebagai pengakuan atas hal ini. Bangsa Mesir Kuno mengenakan ureus, atau ikat kepala berbentuk ular kobra, di bagian tengah kening mereka, mengungkap kepercayaan mereka bahwa ada sesuatu yang mirip dengan mata ketiga

 

Gambar Kelenjar Pineal

 

  1. Kelenjar hipotalamus

Hipotalamus berperan dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan manusia. Hipotalamus terletak dibawah otak beasar (cerebrum). Hipotalamus bekerja dengan cara mengeluarkan hormon yang mengontrol kerja kelenjar hipofisis (pituitary). Selain dengan hormon, hipotalamus bekerja sama melalui impuls saraf karena hipotalamus tersusun atas sel-sel neurosekretori.

Hipotelamus mengeluarkan releasing hormone dan inhibithing hormone. Releasing hormone berfungsi merangsang kelenjar hipofisis menyekresikan hormone tertentu. Adapun inhibiting hormon berfungsi menekan atau menghambat kelenjar hipofisis menyekresikan hormone tertentu.

Gambar kelenjar hipotalamus

 

Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon

 

Hipotalamus adalah struktur otak terdiri dari inti yang berbeda dan daerah yang kurang anatomis berbeda. Hal ini ditemukan di semua vertebrata sistem saraf . Pada mamalia, akson dari sel neurosecretory magnoselular dari nukleus paraventrikular dan nukleus supraoptik, yang mengandung oksitosin dan vasopresin (juga disebut hormon antidiuretik), terdiri dari hipofisis posterior . Parvocellular neuron dari nukleus paraventrikular mengandung neuron yang melepaskan corticotropin-releasing hormone dan hormon lainnya ke dalam sistem portal hypophyseal mana hormon ini menyebar ke hipofisisanterior.

Hipotalamus koordinat ritme sirkadian banyak hormon dan perilaku, pola-pola kompleks output neuroendokrin, mekanisme homeostatik yang kompleks, dan penting perilaku. Hipotalamus karena itu harus merespon sinyal yang berbeda, beberapa di antaranya dihasilkan secara eksternal dan beberapa internal. Hipotalamus demikian kaya terhubung dengan banyak bagian dari sistem saraf pusat , termasuk batang otak formasi reticular dan otonom zona, otak depan limbik (khususnya amigdala , septum , pita diagonal Broca , dan umbi penciuman , dan korteks serebral).

 

  1. fungsi kelenjar hipofisis Pituitary

Terletak di dasar otak, kelenjar hipofisis mengeluarkan hormon yang memasuki aliran darah, dan mengatur fungsi kelenjar endokrin lainnya dalam tubuh, dan karenanya juga disebut sebagai “master gland”. Fungsi kelenjar ini terdiri dari dua bagian kerja: hipofisis anterior, dan hipofisis posterior. Bagian anterior adalah bagian depan dan bagian yang lebih besar, dan bertanggung jawab untuk melepaskan sebagian besar hormon. Bagian posterior bagian belakang. Ini adalah kecil dan tidak menghasilkan hormon sendiri, tetapi mereka menyimpan disekresi oleh hipotalamus. Salah satu fungsi penting dari hipotalamus adalah untuk mengontrol kelenjar pituitari. Singkatnya, sebuah koalisi hipotalamus dan kelenjar pituitary, mengontrol kelenjar endokrin lainnya, dan banyak fungsi lainnya dalam tubuh.

Kerja dari Kelenjar hipofisis

Diagram Kelenjar Pituitary berlabel

AnteriorPituitary
Juga dikenal sebagai adenohypophysis, hipofisis anterior melakukan fungsi berikut:

  • Ini mengeluarkan hormon adrenokortikotropik (ACTH), yang diperlukan untuk merangsang korteks adrenal untuk memproduksi kortisol. Kortisol sangat penting untuk proses yang meliputi fungsi kekebalan tubuh, metabolisme, manajemen stres, regulasi kadar gula darah, mengontrol tekanan darah, dan tanggapan anti-inflamasi.
  • Ia melepaskan thyroid-stimulating hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini merangsang kelenjar tiroid untuk membuat hormon sendiri, yang penting untuk mengendalikan tingkat metabolisme tubuh. Hormon-hormon ini termasuk tiroid triiodothyronine (T3) dan tiroksin (T4).
  • Ini mengeluarkan hormon pertumbuhan (GH) untuk merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel, dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.
  • Ini mengeluarkan prolaktin. Hormon ini sangat penting untuk membuat ASI selama kehamilan dan setelah melahirkan. Pelepasan hormon ini ke dalam aliran darah tergantung pada permintaan untuk ASI. Ketika seorang wanita menyusui, kadar prolaktin nya akan tetap tinggi. Pada ibu yang tidak menyusui setelah melahirkan, kadar prolaktin kembali normal. Prolaktin juga hadir pada pria dan wanita tidak hamil, tapi dalam jumlah kecil.
  • Ia melepaskan follicle-stimulating hormone (FSH). Pada wanita, hormon ini memainkan peran telur matang dilepaskan selama ovulasi. Pada pria, itu mengatur produksi sperma.
  • Ia melepaskan hormon yang disebut luteinizing hormone (LH). Pada wanita, setelah telur matang, peluncurannya dari ovarium dipicu oleh LH. Pada pria, hormon ini mengontrol produksi testosteron, yang diperlukan untuk produksi sperma.

Catatan: Pada beberapa hewan, antara hipofisis anterior dan posterior, terdapat apa yang dikenal sebagai lobus menengah. Hal ini juga hadir pada manusia, tetapi hanya sebagai lapisan sel antara dua bagian, bahkan, itu tetapi bagian dari dikaitkan sebagai hipofisis anterior. Bagian ini menengah dikenal untuk menghasilkan melanosit-stimulating hormone (MSH). Walaupun peran hormon ini pada manusia tidak secara khusus diketahui, diyakini memicu hiperpigmentasi, jika dilepaskan dalam jumlah yang tinggi.

Posterior Hipofisis

Juga dikenal sebagai neurohypophysis, fungsi pituitari posterior sebagai reservoir semata hormon yang disekresi oleh hipotalamus, yang meliputi hormon antidiuretik (ADH) dan oksitosin.

• Ini hormon antidiuretik (ADH) disebut demikian karena menghambat produksi urin encer dalam tubuh. Juga dikenal sebagai vasopresin, hormon ini dilepaskan oleh hipotalamus, ketika mendeteksi terlalu sedikit air dalam darah. Setelah hormon dilepaskan, ginjal bereaksi dengan mereabsorpsi lebih banyak air dan memproduksi lebih terkonsentrasi urin (air kencing kurang encer). Dengan cara ini, membantu menstabilkan tingkat air darah. ADH juga bertanggung jawab untuk meningkatkan tekanan darah.

• Oksitosin adalah hormon yang memainkan peran penting dalam melahirkan. Ini memicu kontraksi rahim selama dan setelah persalinan, sehingga mendorong pengiriman cepat. Hormon yang sama juga merangsang keluarnya ASI, sebagai respon terhadap penglihatan, suara atau menyusui bayi yang baru lahir.

Oksitosin juga dikenal sebagai “hormon cinta”, untuk itu akan dirilis ke dalam aliran darah selama orgasme baik pada pria maupun wanita. Pada pria khususnya, hormon membantu mempertahankan ereksi. Temuan terbaru menunjukkan bahwa, hormon dapat dikaitkan dengan peningkatan emosi seperti kepercayaan, empati, dan mengurangi kecemasan dan stres. Pada orang dengan autisme, beberapa penelitian mengaku bahwa oksitosin dapat membantu dengan fungsi sosial. Untuk menambah ini, sebuah penelitian yang dilakukan di Claremont Graduate University di Claremont, California, menunjukkan bahwa, pada wanita, hormon ini dapat meningkatkan kebahagiaan.Sebuah gangguan umum dari kelenjar pituitary adalah pembentukan tumor di dalamnya. Sel-sel kelenjar mengalami kegagalan fungsi dan tumbuh dengan cepat atau dapat menghasilkan pertumbuhan kecil dan mengarah pada pembentukan tumor. Tumor tersebut, bagaimanapun, tidak tumor otak dan non-kanker. Tumor ini mungkin dari dua jenis, sekresi dan non-sekresi. Jenis Yang pertama menghasilkan terlalu banyak hormon, dan jenis kedua membuat kelenjar pituitari dari berfungsi optimal.

Hipofise Anterior                            Hipofise Posterior

  1. fungsi hormon tiroid dan paratiroid

 

  • Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid mengatur metabolisme basal dari tubuh (sel tubuh). Letaknya di bagian depan leher dan mempunyai bentuk seperti huruf H. Kelenjar tiroid mempunyai fungsi sebagai berikut.

(1) Metabolisme

Metabolisme berkaitan penggunaan makanan yang diserap oleh tubuh. Bahan makanan akan dibakar menjadi panas dan energi untuk aktivitas.Terlalu aktif atau kurang aktif kelenjar ini akan menyebabkan perubahan fisis dalam berat badan. Tiroid memproduksi tiroksin yait hormon yang meningkatkan laju dari aktivitas hampir di seluruh reaksi kimia dalam sel-sel tubuh.


(2) Pertumbuhan dan perkembangan

Tiroid memproduksi hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan tulang. Di samping itu, juga mengontrol tingkat kalsium dengan kalsitonin—hormon yang mengatur pergerakan kalsium ke dalam tulang. Kerja tiroid berlawanan dengan kerja dari hormon paratiroid yang bersifat meningkatkan pembongkaran kalsium dari tulang. Efek dari hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari tidak berarti tanpa adanya tiroksin.
(3) Pengeringan kuli

Tiroid juga mengontrol kesehatan kulit. Kurang aktifnya tiroid akan menyebabkan kulit menjadikering. Lapisan paling luar dari kulit akan menjadi kering, sel-sel mati, dan akan selalu dari lapisan pertumbuhan. Jika laju sel-sel yang diganti abnormal, akan terjadi kekeringa. Defisiensi dan dari fungsi tiroid langsung mengontrol laju ini.


(4) Kolesterol

Tiroid mempunyai pengaruh pada tingkat kolesterol dalam tubuh. Kolesterol adalah bahan seperti lemak yang ditemukan dalam banyak jaringan dan merupakan komponen yang menyebabkan penyumbatan arteri. Jika tingkat kolesterol terlalu tinggi, hal ini dapat menyebabkan arteriosklerosis atau pengerasan arteri.

 

  • Kelenjar Paratiroid

Paratiroid menempel pada tiroid. Hormonnya mengontrol tingkat kalsium dan fosfor dalam darah. Tingkat kalsium dalam darah sangat penting sebab berperan dalam dalam penggumpalan darah, kontraksi otot, dan aksi syarat. Kebanyakan fosfor dalam tubuh bergabung dengan kalsium dalam tulang dan keseimbangan asimilasi serta eksresinya berkaitan erat dengan kalsium.

Fungsi paratiroid sebagai pengatur kadar kalsium. Tulang akan secara tetap mengalami penghancuran dan perbaruan. Kerja dari paratiroid adalah mengambil kalsium dari cadangan dan menambahkan ke dalam cairan tubuh bila dibutuhkan. Konsentrasi dari kalsium dalam cairan tubuh dapat bekerja dengan normal jika dijaga dalam batas-batas tertentu.

Paratiroid yang bekerja dalam keadaan tidak normal dapat menyebabkan ganguan kesehatan seperti kejang. Kalsium dan fosfor sangat penting untuk kerja normal dari otot dan syaraf. Kegagalan paratiroid sering menyebabkan ketidakseimbangan dalam tingkat kalsium dan fosfor, di mana hal ini menghasilkan kontraksi otot berlebihan.

 

Kelenjar Tyroid berfungsi menghasilkan hormon :

  1. Tiroksin
  2. Triiodotironon
  3. Kalsitonin

 

Kelenjar Paratiroid menghasilkan hormon Parathormon

Tiroksin berfungsi mengatur kecepatan pertumbuhan dan metabolis-me, Triiiodotironin mengatur kecepatan metabolisme karbohidrat, Kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Parathormone berfungsi mengatur fosfat dan kalsium plasma darah

 

  1. Kelenjar Timus

Kelenjar timus merupakan kelenjar yang bertanggungjawab dalam pertumbuhan manusia. Kelenjar timus bahkan sangat berpengaruh pada saat usia pertumbuhan. Kelenjar timus berfungsi untuk pertumbuhan. Bila kekurangan kelenjar timus akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan bila kelebihan menimbulkan gigantisme (raksasa).

Kelenjar timus terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, dan di dalam torak kira-kira setinggi bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri dari 2 lobus. Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun. Kelenjar ini menghasilkan Hormon Thymosin yang berfungsi sebagai perangsang perkembangan  dari limfosit T untuk menghasilkan kekebalan (imunitas) tubuh.

 

Karakteristik Kelenjar Timus:

  •  Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.
  • Timus membesar sewaktu pubertas dan mengacil setelah dewasa.
  • Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
  • Kelenjar timus berperan dalam sistem pertahanan tubuh dengan menghasilkan hormone Thymosin, Thymic humoral factor, Thymic factor dan Thymopoietin.

Fungsi kelenjar timus adalah:

  • Mengaktifkan pertumbuhan badan
  • Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin
  • Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.

 

 

 

 

 

Gambar kelenjar timus

  1. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal adalah struktur berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal.  Fungsinya untuk mengatur respon stress melalui sintesis kortikosteroid (terutama kortisol) dan katekolamin (terutama adrenalin). Setiap kelenjar adrenal memiliki penampilan salah satu topi tiga terpojok seperti yang digunakan Napoleon, dan terletak di atas ginjal, seolah-olah badan-badan ini memakai kata (tricorn adrenal berasal dari bahasa Latin dan berarti hanya di atas  ginjal).  Kelenjar endokrin adalah antara 2,5 dan 5 cm dan berat beberapa gram setiap, bagaimanapun, menghasilkan lebih dari tiga hormon lusin. Adrenal terdiri dari dua bagian begitu berbeda yang benar-benar terlihat pada setiap satu seolah – olah sepasang kelenjar, satu di dalam yang lain.  Korteks atau bagian luar berwarna kuning dan diarahkan terutama melalui adrenokortikotropik hormon hipofisis.  Medula atau bagian dalam yang berwarna coklat kemerahan, dan melapor langsung kepada perintah sistem saraf.Semua hormon yang disekresi oleh korteks adalah sangat mirip dalam struktur kimia, dan secara kolektif disebut spheroids yang ada tiga tipe dasar: mineralokortikoid, tugas utamanya adalah untuk mengontrol keseimbangan natrium dan kalium dalam tubuh, glukokortikoid,  antara lain berkontribusi meningkatkan kadar gula dalam darah, dan hormon seks, baik androgen dan estrogen.

Medula adrenal mengeluarkan dua hormon: epinephrine dan norepinephrine, yang bertanggung jawab untuk beberapa reaksi yang terjadi dalam kasus panik dan marah.  Apakah penting ketika seseorang sedang dalam situasi darurat karena mereka mempersiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri dari bahaya potensial dengan beralih ke seluruh energinya. Apa reaksi dari sistem endokrin dalam kasus stres?

Jika kita akan beroperasi atau kita katakan operasi yang dibutuhkan, jika kita mempertimbangkan atau melamar pekerjaan, jika kita marabahaya tumpukan tagihan yang kita bayar, jika kita berdiri dalam kemacetan lalu lintas, terkunci dalam memerangi kekerasan atau  untuk seorang perampok bersenjata, stres fisik dan mental bahwa situasi ini terjadi dalam tubuh kita memerlukan upaya khusus untuk segera merespon sistem endokrin. Medula adrenal mengeluarkan epinephrine dan norepinephrine, yang membuat jantung berdenyut lebih cepat dan paru-paru menghirup lebih banyak udara.  Hipotalamus menghasilkan hormon kortikotropin-melepaskan, yang menyebabkan kelenjar pituitari untuk mengeluarkan hormon adrenokortikotropik, yang pada gilirannya merangsang korteks adrenal untuk menuangkan ke dalam glukokortikoid darah. Yang paling penting adalah glukokortikoid kortisol, juga dikenal sebagai hidrokortison, yang dalam kasus darurat adrenal bisa menghasilkan 20 kali jumlah normal.  Hormon ini mempersiapkan tubuh untuk mengatasi stres dengan memobilisasi semua cadangan energi.  Diekstrak asam amino yang disimpan dalam otot dan jaringan lain, membantu untuk mencapai hati dan konversi menjadi glukosa mempercepat asam lemak yang sangat dibutuhkan, juga bebas dari jaringan adipose.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Kelenjar Pankreas

Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan beberapa hormon atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri atas abdomen atau perut dan bagian kaput/­kepalanya menempel pada organ duodenum. Produk enzim akan disalurkan dari pankreas ke duodenum melalui saluran pankreas utama.Beberapa fungsi dari pankreas adalah :Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucogen, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.Dan para penderita diabetes, mengalami kegagalan fungsi pankreas yang disebabkan saraf-saraf pada pankreas tidak dapat bekerja dengan normal. Parahnya para penderita diabetes hanya diberi satu solusi untuk mengkomsumsi obat-obatan / herbal yang hanya menurunkan kadar gula dalam darah. Para medis tidak pernah berbicara bagaimana mengaktifkan saraf dipankreas yang menurut bahasa mereka (para medis) tertidur atau malas bekerja. Padalah saraf pankreas yang tidak bekerja itu bisa diaktifkan kembali dengan cara terapi lintah dan menggunakan Enzima Jellyrudo ( Herbal dari turunan hirudo /lintah yang dipadukan dengan herbal lain.)Herbal Enzima Jellyrudo ini sudah terbukti dengan sembuhnya beberapa pasien saya yang menderita diabetes dan sudah mengkomsumsi suntik insulin (pagi dan sore) berhasil sembuh dan lepas dari ketergantungan suntik insulinnya.

Pankreas

Hormon Insulin berperan penting dalam pengaturan penyimpanan gula dalam darah, sedangkan Glukagon berperan dalam meningkatkan kadar gula dalam darah

 

  1. Kelenjar Kelamin

Kelenjar ini terbagi menjadi 2 kelenjar yaitu

  1. Kelenjar testik terdapat pada pria terletak pada skrotum dan menghasilkan hornon testosteron. Hormon testosteron berfungsi menentukan sifat kejantanan.

Sel kelenjar

Hormon Relaksin berperan Dalam mengatur relaksasi Otot-otot yang berkaitan dengan sifat kelamin. Hormon Testosteron berperan penting dalam pengaturan pembentukan sperma dan ciri kelamin skunder pria

  1. Kelenjar ovarium terdapat pada wanita, terletak pada ovarium kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini menghasilkan hormon :
  • Hormon Estrogen

Sel sasarannya yaitu organ seks wanita dan tulang.  berfungsi untuk mendorong perkembangan folikel, berperan dalam pengembangan karekteristik seks sekunder, merangsang pertumbuhan uterus dan payudara. Mendorong penutupan lempeng epifisis.

  • Hormon Progesteron

Sel sasarannya yaitu uterus dan berfungsi mempersiapkan rahim untuk kehamilan.

  1. Jantung

Jantung menghasilkan hormon peptida natriuretik. Sel sasarannya yaitu tubulus ginjal dan berfungsi untuk menghambat reabsorpsi Na.

  1. Hati

Hati menghasilkan hormon somatomedin. Sel sasarannya yaitu tulang dan jaringan lunak dan berfungsi mendorong pertumbuhan

  1. Ginjal

Ginjal menghasilkan hormon renin ( angiotensin ) dan berfungsi merangsang sekresi

Sel kelenjar

Hormon estrogen berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi dan mengatur sistem reproduksi.

Hormon Progesteron berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi, perkembangan ovum dan ciri kelamin skunder wanita

 

 

F. Pengaruh dari Kelebihan dan Kekurangan Hormon Pada Manusia

Gangguan Kelebihan Dan Kekurangan Hormon. HORMON mengontrol sejumlah fungsi esensial tubuh, termasuk aktivitas kimia sel-sel, pertumbuhan, keseimbangan garam dan cairan, perkembangan seksual, dan respon terhadap penyakit dan stres. Kelenjar endokrin (kelenjar dari sistem endokrin yg mengeluarkan hormon langsung ke dlm darah) utama adl kelenjar hipotalamus, kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal (ginjal), ovarium dan plasenta pada perempuan hamil. Gangguan kelenjar endokrin mempunyai efek luas di seluruh tubuh. Gangguan fungsi kelenjar memengaruhi semua bagian tubuh yg distimulasi dan dikontrol oleh hormon-hormon yg dikeluarkan kelenjar tersebut. Berikut beberapa gejala penyakit akibat kekurangan atau kelebihan hormon yg diproduksi kelenjar endokrin : Hormon pertumbuhan (growth hormone) Terlalu sedikit. Gangguan ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan, yg seringkali dikaitkan dengan kegagalan kematangan seksual. Penanganan: Gangguan ini bisa diobati dengan pemberian hormon pertumbuhan (dalam jumlah yg sangat sedikit). Terlalu banyak. Terlalu banyak hormon pertumbuhan memicu pertumbuhan berlebih. Pada anak, hal ini bisa menyebab anggota tubuh (seperti tangan) tumbuh terlalu panjang. Pada orang dewasa, hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan berlebih pada tulang tengkorak, tangan, kaki, pembesaran laring, penebalan kulit dan suara yg kedengaran semakin dalam.Penanganan: kondisi ini bisa diatasi dengan radioterapi atau pengangkatan sebagian darikelenjar.

 

Kelainan – Kelainan Akibat Kelebihan atau Kekurangan Hormon

 

Kelenjar Hormon yang dihasilkan Gangguan / kelainan Ciri – ciri
1 Hipofisis Kekurangan hormon (hiposekresi) hormon pertumbuhan (growth hormone) Dwarfisme Penderita tampak bertubuh pendek (hanya sekitar satu meter atau bahkan kurang) tapi tetap memiliki proporsi tubuh yang normal
Kelebihan hormon (hipersekresi) hormon pertumbuhan (growth hormone) Gigantisme (giantism) Terjadi pada masa kanak – kanak, dimana terjadi pertumbuhan berlebihan bahkan dapat sampai mencapai 8 kaki
Akromegali Terjadi pada saat dewasa, penderita mengalami pembesaran tulang rahang dan wajah. Kulit bertambah tebal, diikuti gangguan akibat penekanan saraf oleh massa tulang yang bertambah
2. Tiroid

 

 

Hipersekresi hormone tiroksin

(Hipertiroidisme)

Grave’s disease/ morbus basedow Penderita ini mengalami metabolisme yang amat meningkat; penderita cenderung bertambah kurus walaupun disaat yang sama penderita memiliki nafsu makan yang meningkat . Keringat berlebihan, denyut nadi yang cepat, tidak tahan panas dan kelemahan badan. Dapat juga ditemukan penonjolan bola mata (exophtalmus)
Hiposekresi hormon tiroid (Hipotiroidisme) Kretinisme (Kerdil) Terjadi pada masa kanak – kanak, cirinya penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal

 

Mix Oedema (Miksedema) Terjadi pada orang dewasa, cirinya laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut rontok
3 Paratiroid Hipersekresi hormon paratiroid Hiperparathormon Kelainan pada tulang seperti tulang rapuh, bentuk abnormal dan mudah patah. Kelebihan kalsium yang diekskresikan dalam air seni bersama ion fosfat dapat menyebabkan batu ginjal
Hiposekresi hormon paratiroid Hipoparathormon Terjadi gejala kekejangan otot (tetani)
4 Pankreas Hiposekresi hormon insulin Diabetes tipe I Penyakit ini sepenuhnya bergantung dengan insulin, penyakit ini sering didapatkan pada anak-anak atau dewasa muda. Pengobatan dengan mengganti insulin sesuai dengan jumlah yang diperlukan
Diabetes tipe 2  insulin diproduksi dalam jumlah memadai tetapi terdapat gangguan dalam kualitas dan mekanisme kerjanya. Faktor resiko penyakit ini seperti riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus dan obesitas
5 Korteks Adrenal Hipersekresi hormon kelenjar adrenal Cushing’s syndrome penderita mengalami peningkatan tekanan darah, gula darah akibat pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan.
Hiposekresi hormon kelenjar adrenal Addison’s disease Gejala berupa

· Hipoglikemia (kadar gula dalam darah menurun),

· Gangguan pembentukan glukosa oleh jaring (glukoneogenesis)

· Penurunan kadar glikogen di liver yang menjadi cadangan glukosa dalam tubuh

· Gangguan akibat kekurangan aldosteron seperti pengeluaran natrium dan cairan yang berlebihan di ginjal.

· ddehidrasi,

· Penurunan tekanan darah

· Shock yang dapat menimbulkan kematian, terutama bila tidak ditangani secara cepat.

6 Kelenjar gonad/kelamin Hiposekresi hormon kelenjar gonad dapat mengakibatkan gangguan terutama dalam proses reproduksi manusia.
7 Kelenjar hipotalamus Releasing Hormone dan Inhibiting Thyrotropin-releasing hormone (TRH), juga disebut Thyrotropin-releasing factor (TRF), thyroliberin atau protirelin, adalah tropis , hormon tripeptidal yang merangsang pelepasan TSH ( thyroid-stimulating hormone ) dan prolaktin dari hipofisis anterior. TRH telah digunakan secara klinis untuk pengobatan degenerasi spinocerebellar dan gangguan kesadaran pada manusia
8 Kelenjar Timus Tymusin Bila kekurangan kelenjar timus akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan

 

bila kelebihan menimbulkan gigantisme (raksasa).

9 Kelenjar pineal Melatonin   Kekurangan dan kelebihan hormon melatonin akan membawa dampak negatif pada sistem metabolisme dan kinerja tubuh. Karena berbagai proses fisiologis seperti ritme biologis, regulasi tekanan darah, onkogenesis, retina, reproduksi, ovarium, sistem kekebalan dan diferensiasi osteoblas akan mengalami gangguan

 

Penangananya : Kondisi ini bisa diatasidengan radio terapi atau pengangkatan

sebagian dari kelenjar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A. Kesimpulan

Berdasakan tujuan penulisan makalah ini, dapat disimpulkan :

  1. Pengertian Hormon

Pengertian hormon adalah senyawa yang dihasilkan oleh organ tubuh tertentu, yang bekerja memacu fungsi organ tubuh tertentu sehingga akan terlihat hasilnya. Artinya, meskipun dibutuhkan dalam jumlah terbatas, namun fungsinya cukup menentukan. Hormon di tubuh kita dihasilkan oleh kelenjar endokrin.

 

  1. Mengetahui apa jenis – jenis hormon

A. Kelenjar eksokrin

Kelenjar eksokrinyaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran

hasil sekretnya/getahnya. Hasil sekresinya tidak dibuang keluar tubuh tetapi masuk ke dalam aliran darah. Contoh : kelenjar-kelenjar pencernaan.

B. Kelenjar endokrin

Kelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Hasil sekresinya dibuang keluar tubuh à kelenjar ludah, keringat, urine. Lebih kurang 50 hormon merupakan produk sel dari sistem endokrin. Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.

 

  1. Mekanisme Reaksi Hormon Dalam Tubuh

Langkah pertama kerja suatu hormon adalah pengikatan hormon pada reseptor spesifik di sel target. Reseptor Hormon adalah molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya. Sel yang tidak memiliki reseptor untuk hormon tersebut tidak akan berespons. Reseptor hormon merupakan protein berukuran besar, dan setiap sel yang distimulasi biasanya memiliki sekitar 2000 sampai 100.000 reseptor. Lokasi berbagai jenis reseptor hormon secara garis besar adalah sebagai berikut.

1. Di dalam permukaan atau pada permukaan membran sel. Reseptor membran sebagian besar spesifik untuk protein, peptida, dan hormon katekolamin.

2. Di dalam sitoplasma sel. Reseptor utama untuk berbagai hormon steroid terutama ditentukan dalam sitoplasma.

3. Di dalam nukleus sel. Reseptor untuk hormon tiroid dijumpai di nukleus dan lokasinya diyakini berhubungan erat dengan satu atau lebih kromosom.

Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik. Pengikatan dari hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari “mesenger kedua”. Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen.

Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali. Reseptor untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi secara luas, sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang lebih terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam peristiwa pasca-reseptor juga penting; hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari respon itu. Hal yang terakhir ini memungkinkan hormon yang sama memiliki respon yang berbeda dalam jaringan yang berbeda.

 

  1. Menjelaskan sifat-sifat hormon dalam tubuh

Kelenjar hormon menghasilkan hormon yang melakukan sistem pengaturan tubuhsecara kimiawi.

Sifat-Sifat Hormon :

  1. Suatu chemical mesengger yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
  2. Disekresikan langsung ke dalam aliran darah
  3. Fungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam tubuh dan kontrol berbagai proses metabolisme (reproduksi; pertumbuhan dan perkembangan; mempertahankan homeostatis; pengadaan, penggunaan dan penyimpanan energi)
  4. Kadarnya dalam sirkulasi darah dapat menggambarkan aktifitas dari kelenjar endokrin
  5. Memiliki organ atau jaringan target tertentu
  6. Bekerja secara spesifik pada organ, bagian tubuh tertentu atau aktivitas tertentu,misalnya insulin untuk mengatur kadar gula darah.
  7. Dihasilkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi memiliki pengaruh besar terhadap aktivitas tertentu dalam tubuh, misal jika tubuh kekurangan beberapa miligram hormon Somatotrophin maka pertumbuhan akan terhambat secara nyata
  8. Bekerja lambat, pengaruh hormon tidak spontan seperti pada pengaturan oleh syaraf. Seperti hormon Testoteron yang berpengaruh terhadap perkembangan kelamin skunder pria
  9. Sebagai senyawa kimia, hormon tidak dihasilkan setiap waktu. Hormon diproduksi hanya apabila dibutuhkan
  10. Berbentuk: amine, polipeptide/protein, steroid.

5. fungsi-fungsi hormon dalam tubuh

Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasarn yang jauh letaknya melalui darah. Untuk itu kita perlu mengetahui dan mengenal tentang hormon, baik itu pembagian, sekresi, dan peranannya dalam kehidupan, terutama dalam pengaruh perasaan.

6. pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada manusia

Gangguan Kelebihan Dan Kekurangan Hormon. HORMON mengontrol sejumlah fungsi esensial tubuh, termasuk aktivitas kimia sel-sel, pertumbuhan, keseimbangan garam dan cairan, perkembangan seksual, dan respon terhadap penyakit dan stres.

B. Saran

Hormon merupakan pesan kimia yang sangat penting dalam tubuh, oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam tentang hormon. Makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan menambah ilmu pengetahuan dalam memahami hormon.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonim.(http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon) diakses tanggal 28 Mei 2014

 

Anonim.(http://repository.usu.ac.id/bitstlream/123456789/3541/1/biokimia-mutiara2.pdf) diakses tanggal 28 Mei 2014

 

Anonim http://pararisfriends.wordpress.com/tag/mengenal-jenis-dan-klasifikasi-hormon-dalam-tubuh-manusia/ diakses tanggal 28 Mei 2014

 

Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC.

 

Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper Ed. 27. Jsksrts : EGC.

S.Colby. 1999. Ringkasan Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

 

cara sistem periodik

Golongan IAH
= Hidrogen >> Ha
Li = Litium >> Li
Na = Natrium >> NaK
= Kalium >> Kabur
Rb = Rubidium >> Robin
Cs = Cesium >> Cemas
Fr = Fransium >> Frustasi
Kalimat
HaLiNa Kabur, Robin Cemas Frustasi